chapter 2

5 2 0
                                    


Happy reading

Jam 7:05.

Dua gadis tengah dan semua teman temannya sedang menunggu bus yang akan membawa mereka ke sekolah ranjana. Yaa untuk mendukung nama sekolah mereka. Ternyata bukan hanya mereka yang ikut menyemangati bahkan hampir 1 sekolah datang sehingga membuat sekolah harus menyiapkan banyak bus ada juga yang pergi dengan kendaraan pribadi.

"ITU BUS BIRU NYA!!" Teriak Ghea.

Semua yang ada disana langsung bersorak bahagia dan segera berlari menghampiri bus itu. Mereka naik satu per satu dan Kila dan lica duduk di kursi bagian belakang.

Setelah dipastikan semua siswa naik baru busnya melaju menuju SMA ranjana. Tidak terlalu jauh tapi mungkin menghabiskan satu jam lamanya perjalanan.

Kila menyandarkan kepalanya sambil menatap kosong kearah jendela sedangkan lica sedang menikmati musik sembari bermain game.

"Mikirin apa Kila?" tanya ara.

"Ga pikirin apa apa kok" jawab Kila tersenyum.

Kila sedikit mendekat pada ara dan menyaksikan film yang tengah ditonton oleh ara.

Setelah satu jam lamanya perjalan akhirnya mereka sampai. Kila dan lica berjalan beriringan masuk ke SMA ranjana.

Sekolah bernuansa Oranye itu sangat cantik Dimata Kila rasanya dia ingin tinggal disini saja! Daripada dirumah dia hanya sendiri.

Mereka berdua duduk di tribun dan menyaksikan pembukaan lombanya.

🧃🧃🧃

Jam 15:00 tanpa sadar mereka telah menghabiskan banyak waktu. Perlombaan juga sangat seru dan bikin dag Dig karena SMA ranjana selalu melakukan kecurangan salah satunya sengaja membuat peserta dari SMA syp terjatuh.

Tetapi SMA syp tetap mendapatkan juara utamanya. Yakali SMA syp kalah dalan sebuah perlombaan sungguh tidak mustahil.

"Lo pulang bareng gue" Ujar Daren yang entah kapan berada di belakang Kila.

Kila sontak terkejut dan berbalik badan "Hah?" tanya Kila memang tidak mengerti perkataan Daren tadi.

"Mama Lo nitipin Lo ke gue" ucap Daren jujur.

"Loh hah? Emang mama Kila kenal ya sama mamanya Daren?" tanya Kila berkerut kening.

"Hmm. Gue gak punya mama tapi punya papa" jawab Daren membuat Kila merasa tidak enak.

Setelah berpamitan kepada lica dan semua guru guru yang ada di sana Kila dan Daren pulang menaiki mobil pribadi Daren.

Kila menatap kejendela mobil. Hikss Kila bahkan belum sempat mencium tangan kedua orang tuanya tetapi mereka sudah pergi. Sakit tak berdarah:)

Setelah satu jam lamanya perjalanan akhirnya Kila dan Daren sampai di rumah yang besar nan mewah.

"Ini rumah apa istana ya?" batin Kila.

Kila masih fokus berdiri di depan gerbang rumah Daren itu lebih tepatnya sedang menikmati pemandangan betapa aesthetic nya rumah itu.

DAREKILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang