39. Tianyi Yang Tidak Terduga

87 12 1
                                    

Happy Reading...

~>°<~

"Kak, apa kau sudah menyiapkan hadiah untuk ulang tahun Putra Mahkota?"

Ling Shanshan menatap Qiu Tianyi kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu harus membawa hadiah apa."

Segores senyuman lebar segera menghiasi wajah Qiu Tianyi, membuat Ling Shanshan keheranan tetapi tidak terlalu memperdulikannya.

"Dari ekspresimu, kau sepertinya senang aku tidak membawa hadiah untuk putra mahkota, ya..." tebak Ling Shanshan terdengar acuh tak acuh.

"Aku memang tidak terlalu menyukai Putra Mahkota. Tapi aku tahu hadiah apa yang cocok untuk diberikan padanya."

"Hadiah apa?"

Qiu Tianyi melambai kakak perempuannya itu untuk mendekat dan Ling Shanshan pun langsung mencondongkan tubuhnya ke arah adiknya dengan penasaran.

Qiu Tianyi berbisik pelan dan setelahnya kakak beradik itu saling menatap dengan gelagat mata yang mengandung niat tersirat, tawa keduanya pun meledak.

"Itu ide yang sangat bagus!" kata Ling Shanshan, mengacungkan dua jempol pada Qiu Tianyi.

"Kita saksikan kejutannya besok."

***

Langit telah sepenuhnya berubah gelap, kediaman Feng Yizhu begitu tenang dan sunyi.

Sama halnya dengan sang pemilik kediaman, sikap tenang Feng Yizhu membuat sosoknya tampak begitu agung, tetapi amat kesepian.

Dia duduk di kursi dengan penerangan lilin di atas meja kerjanya. Cahaya keemasan memantul di manik matanya yang gelap.

Perhatian pemuda itu tak lepas dari pedang putih di genggaman, dengan pelan menyeka bilah pedang menggunakan saputangan.

"Menurutmu... Dia akan datang?" tanya Feng Yizhu, masih tidak mengalihkan pandangan dari pedangnya.

Sosok Wen Shun kemudian muncul dari sudut ruangan yang gelap, sambil berpangku tangan.

"Pangeran Keempat, apa yang bisa kukatakan saat Anda sudah mengetahui jawabannya?"

Feng Yizhu tersenyum tipis. "Kau benar, dia akan datang. Dengan atau tanpa benda itu, dia pasti akan datang."

Wen Shun mengangguk. Sebelumnya dia telah menjalankan tugas untuk mengirim sebuah surat kepada Menteri Qiu. Kerja sama antara mereka akan membuat jalan tuannya menjadi semakin mudah, begitu pikir Wen Shun.

Istana Keindahan Surgawi tampak lebih berkilau pada hari ulang tahun Feng Haoran, sang putra mahkota.

Aroma harum bunga memenuhi taman serta dinding ruangan, sementara buah-buahan segar tertata rapi dalam sebuah mangkuk besar yang diletakkan pada setiap meja untuk tamu.

Beberapa kereta kuda mulai berdatangan, seorang pelayan istana menunduk saat sosok-sosok besar telah hadir.

"Terima kasih atas kedatangan Menteri Lin."

"Terima kasih atas kedatangan Bangsawan Wei."

Kedua tamu besar itu membalas dengan senyum ramah.

Di balik punggung Menteri Lin, ada dua pemuda yang terlihat seumuran. Pemuda pertama memiliki mata persis seperti Menteri Lin, dengan hanfu hijau sage berpadu kipas putih di tangan, kecendikiawanan pemuda itu semakin kentara. Untuk pemuda yang kedua, dia mengenakan baju putih awan. Seruling giok berwarna biru laut tersampir di sisi pinggangnya.

Bangsawan Wei juga membawa seseorang bersamanya. Dua wanita yang memiliki jarak usia yang jauh. Wanita yang lebih tua adalah istrinya, mengenakan hanfu biru malam. Sementara, wanita yang lebih muda terlihat begitu arogan dalam balutan hanfu merah terang serta perhiasan mutiara di kepala dan lehernya.

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang