Chapter 26

13 2 0
                                    


HAY GUYS.....GIMANA KABAR KALIAN?

AKU HARAP SEMUA BAIK YA GUYS

AKU MAU LANJUTKAN CERITA 'Ill not leave you' GUYS, MOHON SUPPORT-NYA YAH HEHEHE

MUMPUNG GRATIS JADI SEBELUM MAUPUN SESUDAH BACA JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM COMMENT YA 

THANK YOU SOOOO MUCH









ENJOY AND HAPPY READING GUYS







Erthan menyandarkan setengah badannya pada tiang penyangga halte bus sambil memandangi hiruk pikuk jalan raya yang ada di hadapannya. Mentari tidak bersinar terang karena tertutupi oleh awan tebal keabu-abuan yang perlahan-lahan menutupi langit. Sewaktu Erthan bangun pun, ia tidak bertemu dengan Angelatto. Angelatto hanya menyiapkan sarapan untuknya dan karena itu ia yakin bahwa pengasuh sekaligus pembimbingnya itu sedang memenuhi panggilan ke langit untuk menurunkan hujan.

Erthan mendesah berat. Tangannya menengadah di depannya. Rintik air yang begitu halus membasahi telapak tangan Erthan. Karena ketidak-beradaan pembimbingnya di rumah, mau tak mau Erthan harus menahan desakan keinginan untuk bertanya lebih detail mengenai 'perasaan manusia'. Hampir semalam suntuk, Erthan berselancar di internet untuk mencari ciri perasaan yang membuatnya dilema itu, tapi karena kata kunci kurang spesifik, maka hasil pencarian yang ia dapat pun kurang begitu memuaskannya.

Namun Erthan tak mau menyerah begitu saja, ia kembali menulis di kolom pencarian tentang tanda-tanda yang sering ia alami seperti: jantung berdebar-debar saat melihat senyumannya, kegugupan saat berbicara dengannya dan sering bertingkah aneh saat bersama Juwita. Hasil pencarian di Google pun membuat detakkan jantung Erthan meningkat dan keringat dingin mengucur deras di dahinya. Ia sulit mempercayai hasil search itu. Pasalnya Erthan tahu bahwa dirinya adalah Molly-seekor anjing yang mustahil merasakan jatuh cinta kepada seorang gadis manusia selayaknya seorang laki-laki jatuh cinta kepada seorang wanita. Memang benar, mereka adalah mahkluk ciptaan Tuhan. Namun, mereka berbeda.

"Apa boleh, seekor anjing jatuh cinta dengan seorang manusia?" Batin Erthan.

Sebuah sentuhan lembut di pundaknya berhasil membuyarkan kegalauan hati Erthan. Ia menoleh ke arah pemilik tangan yang menyentuhnya itu. Dia gadis cantik yang membawa payung putih dengan motif bunga sakura. Manis tersenyumnya meluluhlantakan hati Erthan saat itu juga.

"Kok tumben duluan ke haltenya?" Tanya Juwita.

"Ehm..." Tangan kanan Erthan spontan mengusap-usap tengkuknya.

I'll not leave youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang