Ch.38 | Duties at The Office

22 12 2
                                    

"Shiroichi-san, tolong bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shiroichi-san, tolong bangun."

          Kesadaran perlahan-lahan terkumpul dalam raga Shiroichi begitu seseorang menyentuh lengan juga memanggil namanya. Saat merasa sudah sepenuhnya terjaga, punggungnya pun mendadak bangkit, tegak di kursi. Pening masih sedikit terasa setelah kepalanya tergeletak cukup lama di atas meja, di atas tumpukan dokumen. Bahkan ada satu kertas yang baru saja terjatuh lantaran tertempel di pipinya.

          Sekarang, Shiroichi sedang bersiap-siap untuk dikenai hukuman dan omelan dari guru kelasnya.

          "Aku tahu kau punya privilege dari mendiang ayahmu di sini. Tapi tolong, hargai karyawan yang lain. Jangan tidur seenaknya."

          Netra Shiroichi mengerjap satu kali. Awalnya tidak mengerti dan linglung dengan wanita yang membangunkannya ini, yang ternyata bukan guru sekolahnya. Lalu, kesadarannya berangsur pulih.

          Benar juga. Ia sedang tidak berada di sekolah. Tidak juga berhadapan dengan  guru yang siap mengomelinya di depan murid-murid lain. Tentu saja. Sudah dua harian ini, ia izin tidak masuk sekolah demi membantu tugas-tugas kantor mendiang ayahnya, yang saat ini tengah di masa-masa krisis. 

          Shiroichi hampir lupa bahwa sekarang ia mengemban tanggung jawab yang lebih kompleks ketimbang pelajar sekolah semata.

          Tapi ... ia merasa dejavu atas kejadian tadi. Apalagi, nada bicara Kaname-san—mantan sekretaris mendiang ayahnya—sama-sama lembut meski terdengar tegas, seperti guru kanji di sekolah dasarnya dulu.

          "Maaf," ujar Shiroichi singkat, kemudian menata kembali dokumen yang dipelajarinya agar tersusun rapi.

          Kaname menyerahkan sejumlah fail yang disatukan dengan paperclip. "Laporan yang kamu buat dapat banyak revisi dari manajer personalia. Ada banyak data, plan, serta analisis yang masih kacau. Tolong perbaiki lagi."

          Sejumlah fail itu kini menduduki posisi teratas dari dokumen lainnya di hadapan Shiroichi. 

          Ia tersenyum samar, menganggap betapa lucunya kemiripan antara kejadian yang sekarang dengan dulu. Bahkan sampai ke tugas yang tidak dikerjakannya dengan benar pula. Bedanya sekarang tidak ada nilai pada kertas yang teronggok kaku itu. Hanya saja, digantikan dengan banyaknya coretan bertinta merah.

          "Aku akan membantu dan mengawasimu sampai kau benar-benar bisa mengerjakannya dengan baik. Tapi ingat, waktuku mendampingimu di divisi personalia ini hanya sampai lima hari. Selanjutnya kau harus bisa beradaptasi dengan karyawan serta senior lain di sini."

          Desahan napas memberi jeda bagi Kaname sebelum melanjutkan ucapannya. Wanita berumur hampir lima puluh tahun itu tampak lelah sekaligus kasihan dengan nasib Shiroichi.

          "Ini memang berat sekali untukmu. Tapi kau harus paham, semua orang di sini, sekarang ini, harus dituntut untuk bekerja secara tepat dan tepat." Kaname membetulkan rok selututnya sebelum duduk di sebelah Shiroichi. "Sebetulnya aku ingin sekali mendampingimu lebih lama lagi. Sebagai sekretaris mendiang ayahmu yang sangat baik, aku ingin mengabdikan diri dengan membantumu sampai ke tahap yang lebih profesional. Tapi ... tentu saja tidak bisa ...."

You are My Dogwood [Extended Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang