Ini adalah ringkasan dari cerita The Thing on The Doorstep karya Lovecraft yang terbit pada tahun 1937.
Daniel Upton, sang narator, memulai pernyataan bahwa ia telah membunuh sahabatnya, Edward Derby, ia berharap dengan cerita ini cukup menjadi bukti jika dirinya tidak bersalah. Pertama-tama ia mulai dengan menceritakan kehidupan dan karir sahabatnya, Derby dan bercerita tentang Asenath Waite bagaimana akhirnya mereka berdua menikah.
Beberapa tahun kemudian, orang-orang mulai menyadari adanya perubahan dalam perilaku Derby.
Derby bercerita kepada Upton tentang keanehan Asenath istrinya, dan bagaimana istrinya percaya bahwa ayahnya, Ephraim Waite, mungkin tidak benar-benar mati.Upton diminta untuk menjemput Derby yang berada di Maine, dalam perjalanan pulang ia mengoceh tidak jelas mengatakan jika Asenath menggunakan tubuhnya, dan Ephraim, ayah Asenath yang sudah mati berada di dalam tubuh Asenath. Belum selesai bercerita, Derby mengalami kejang-kejang dan tak lama menjadi diam lalu meminta Upton untuk melupakan apa yang baru saja ia katakan.
Beberapa bulan kemudian, Derby muncul di depan pintu rumah Upton dan mengatakan bahwa ia telah menemukan cara untuk pergi jauh dari Asenath agar tidak menggunakan tubuhnya lagi. Derby tinggal di rumah keluarganya yang lama, namun anehnya ia enggan meninggalkan rumah Asenath.
Hingga suatu hari, Derby kembali mengunjungi Upton dan saat itu ia mulai mengoceh lagi. Upton menyarankan agar Derby beristirahat, namun karena kondisinya tak kunjung membaik akhirnya ia dibawa ke Arkham Sanitarium. Upton mendapat kabar dari telepon yang mengatakan bahwa Derby telah kembali normal, meskipun saat mengunjunginya, Upton menyadari jika yang ada dihadapannya itu bukanlah Edward Derby yang sebenarnya, itu bukanlah sahabatnya.
Malam hari saat Upton berada dirumahnya ia didatangi oleh sosok seperti kurcaci yang berbau busuk di depan pintu sambil membawa sepucuk surat dari Derby. Disana tertulis bahwa Derby sebenarnya telah membunuh Asenath dan mengubur mayatnya di ruang bawah tanah rumah mereka. Walau begitu, Asenath telah berhasil mengendalikan tubuhnya ketika ia berada di Sanitarium, yang berarti "makhluk kerdil di depan pintu" adalah Derby yang berada dalam mayat Asenath yang membusuk.
Catatan tersebut meminta Upton untuk pergi ke sanatorium untuk membunuh Derby, yang mana tubuh itu telah dirasuki jiwa Asenath/Ephraim secara permanen bukan hanya itu ia juga harus mengkremasi mayatnya agar tak terjadi lagi. Upton melakukannya, dengan harapan dapat mengusir jiwa Asenath ke akhirat, meskipun ia merasakan ketakutan jika jiwanya juga akan ikut berpindah.
Isi surat Derby kepada Upton pada malam itu :
"Dan, pergi ke sanatorium dan bunuh tubuh itu, hancurkan. Itu bukanlah Edward Derby lagi. Ia berhasil menangkapku, itu Asenath, yang sudah mati tiga bulan lalu. Aku berbohong ketika mengatakan ia telah pergi. Aku membunuhnya. Aku harus membunuhnya. Kejadian itu sangat cepat, tapi kami hanya berdua dan aku sedang berada dalam tubuhku saat itu. Dengan jelas aku melihat sebuah lilin menghantam kepalanya. Ia akan menangkapku di Hallowmass.
Aku mengubur mayatnya di gudang bawah tanah di bawah beberapa kotak tua dan menghilangkan jejak. Esok harinya para pembantu rumah mulai curiga, tetapi mereka memiliki rahasia sehingga tidak berani memberi tahu polisi. Aku menyuruh mereka pergi, tetapi Tuhan tahu apa yang akan mereka dan anggota sekte lainnya lakukan.
Kupikir akan baik-baik saja, dan tak lama aku merasakan sesuatu yang menarik-narik otakku. Aku tahu apa itu, aku seharusnya ingat. Jiwa milik Asenath atau milik Efraim, setengahnya terlepas, dan terus berlanjut walau sudah mati selama tubuh masih ada. Ia membuatku... membuatku berganti tubuh dengannya merampas tubuhku dan memindahkanku di dalam mayatnya yang terkubur di ruang bawah tanah.
Aku tahu apa yang akan terjadi itulah mengapa aku harus pergi ke rumah sakit jiwa. Lalu hal itu terjadi, aku menyadari jika jiwaku dalam kegelapan di dalam bangkai Asenath yang membusuk di ruang bawah tanah di bawah kotak tempat aku menaruhnya. Dan aku tahu Asenath pasti ada di dalam tubuhku di sanatorium secara permanen, karena itu terjadi setelah Pesta Halloween, dan pengorbanan akan berhasil bahkan tanpa kehadirannya di sana, bagai menjadi ancaman bagi dunia. Aku putus asa, namun aku berusaha mencari jalan keluar.
Aku sudah terlalu banyak berbicara, aku tidak bisa menelepon, tapi aku masih bisa menulis. Aku akan memperbaiki diri dan menyampaikan pesan dan peringatan terakhir ini. Bunuhlah iblis itu jika kau menghargai kedamaian dan kenyamanan dunia. Pastikan ia dikremasi. Jika tidak, ia akan hidup terus menerus, dari satu tubuh ke tubuh yang lain selamanya, dan aku tak bisa mengatakan apa yang akan dilakukannya. Jauhi ilmu hitam, Dan, iblis itu.
Selamat tinggal-kau telah menjadi sahabat yang baik. Katakan pada polisi apa pun kebenarannya, dan aku sangat menyesal melibatkan semua ini padamu. Aku akan tenang tak lama lagi, hal ini tak akan bertahan lebih lama lagi. Kuharap kau bisa membaca ini. Dan bunuh makhluk itu-BUNUHLAH."
-Sahabat baikmu, Ed.
The Thing on The Doorstep by HP. Lovecraft.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVECRAFTIAN
HororKita hidup di sebuah pulau ketidaktahuan yang tenang di tengah-tengah lautan hitam tak berujung, kita tidak dimaksudkan untuk pergi terlalu jauh.