Ku putuskan merantau ke salah satu kota besar berharap bisa mengubah nasibku dan keluarga.
Sampailah aku di terminal waktu itu hampir subuh tiba lalu kuhubungi sahabatku namanya Bimo yang kebetulan dia sudah kerja di kota ini sekaligus untuk menumpang di kosannya selama aku masih mencari pekerjaan"Hallo Zi lu udah nyampe terminal?
"Dari tadi monyong gw telponin kaga lu angkat angkat"
(Memang sahabatku ini kalo udah tidur kaya orang latihan mati susah dibangunin sudah lima kali ku telpon baru bangun juga)"Sorry sorry bro gak kedengeran lu telpon dari tadi, gw siap siap dulu"
Sembari menunggu Bimo ku pesan kopi di warkop terminal sembari meluruskan badan yang dari tadi pegal, hampir satu jam aku menunggu sahabatku dengan rasa kantuk tiba tiba ada yang menepuk pundaku dari belakan.
"Mas ngapain disini"
"Monyong gw kira siapa, lama amat nyelonong kemana dulu lu"
Ternyata si Bimo kamipun bersalaman dan berbincang bincang sebentar"Ayo Zi keburu macet"
"Kemana??" Jawabku asal asalan
"Nyari jandaaaaa" celetuk bimo dengan nada becanda
"Boleh tuh hahha gw ke toilet dulu bentar"
Masuklah aku kesalah satu toilet umum di terminal penuh coretan coretan di dinding toilet yang salah satunya menarik perhatiaanku "abang kalo sang* boleh hubungi 085********" gila aja siapa juga yang mau ngewe di tempat kek begini, celetuku dalam hati. Selesai dari toilet kita langsung menuju kosan sahabatku yang jaraknya lumayan jauh dari terminal.
Sampailah aku di kosan Bimo untuk beristirahat.Siang itu aku terbangun dan kulihat jam 12.30 di ponselku ada pesan masuk
"Bro kalo laper turun aja kebawah ada warung nasi bilang aja sama ibu warungnya nanti gw yang bayar" oiya pagi itu dia berangkat kerja shift pagi dan letak kosan sahabatku ini di lantai atas, memang perhatian betul sahabatku ini beruntung punya teman seperti dia hehe"Ok bro" singkat balasku
Ku basuh muka sisir rambut biar keliataan agak gantengan dikit walau belum mandi haha.L
Sampai di warung nasi yang letaknya emang gak jauh dari kosan hanya berseberangan jalan ku pesan makananku"Permisi bu mau makan disini" ucapku
"Iya mas mau makan sama apa" dengan tatapan yang agak heran
"Pake orek tempe, sayur kangkung dan telor bu" sembari jariku menunjukan layar touchscreen etalase warung tersebut, ibu warung hanya mengangguk saja. Sambil ku perhatikan ibu ini badannya masih kencang dengan payudara yang membusung dan paha yang padat kutaksir usianya mungkin 40an
"Mas nya baru ya di sini kok saya baru lihat" mengagetkan tatapanku
"Eh iya bu nama saya Zio baru datang tadi pagi saya temannya Bimo dari kampung" jawabku
"Oh ini yang tadi pagi Bimo bicarain, tadi dia pesen kalo temennya mau makan suruh makan aja nanti dia yang bayar " katanya sembari menyodorkan nasi yang ku pesan tadi.
Ku lahap makananku sembari melihaat lekukan tubuh ibu warung nasi ini hanya memakai daster berlengan pendek kelihatan menggoda untuk wanita seumuranya, dia duduk di depan ku dengan menyamping terlihat warna BHnya saat itu berwarna merah yang di dalamnya ada bongkahan payudaranya yg besar dari balik lengan dasternya yang membuat joni ku mulai memanjang dan mengeras. Pikiran kotor ku mulai berimajinasi ingin rasanya ku remas dan ku hisap payudara ibu ini.
Waktu itu tidak terjadi apa apa hanya sekedar obrolan perkenalan biasa, ibu warung itu bernama bu Sri usianya 42 tahun dia seorang janda beranak dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu Tubuh Wanita Berumur
FantasyKisah ini dimulai dari aku lulus sekolah menengah hingga kuputuskan untuk merantau di salah satu kota besar. Kenalkan namaku Zio berparas gagah ini salah satu anugerahku untuk memikat wanita wanita yang ingin ku tiduri.