BAB 26: Healing

20 4 0
                                    

Abidzar memasuki ruang kelas dengan langkah santai. Rupanya lelaki itu belum menyadari bahaya yang sedang menunggunya di sana.

Begitu duduk, lelaki itu sudah di sambut oleh tatapan mata dari kelima temannya.

"Apaan? Ada pr ya?" Abidzar bertanya sambil mengintip Bella yang sedang mengerjakan sesuatu bersama Laura, Rara dan Wulan.

"Seminggu lo ganti pacar berapa kali sih, Zar? Perasaan kemaren-kemaren putus sama yang satu, habis itu pacaran sama yang lain. Dan sekarang lo pacaran sama sahabatnya Bella." Cerocos Jovan.

Abidzar mengerutkan keningnya. Sebuah tanda tanya besar memenuhi kepalanya.

Sedangkan Bella, merasa di sebut namanya, Bella langsung balik badan menghadap gerombolan pemuda itu.

"Sahabat gue? Siapa?" Sahut Bella dengan tak sabaran. Mengingat sifat Abidzar, Bella jadi takut.

"Maksud lo Vania?" Abidzar menebak.

"Yap!"

Bella menghembuskan nafas lega. Abidzar dan Vania sama-sama pemain. Bella yakin mereka berdua hanya bermain-main saja mengingat keduanya tak pernah serius dalam percintaan.

"Kata siapa?" Abidzar balik bertanya.

"Tuh." Jovan menunjuk Daniel yang duduk santai di atas meja. Tumben sekali pagi-pagi begini Daniel tak tidur.

Dahlah!

Abidzar ingin buka suara untuk menjernihkan salah paham itu, tapi ia urungkan karena bermain-main dengan Vania bukanlah ide buruk. Lagipula dia sedang tidak punya bahan gabut.

"Iya. Sesekali cari yang menantang." Ujar lelaki itu dengan nada angkuh.

"Saking menantang nya lo harus cekik di parkiran mall gitu?" Sahut Daniel.

Kemarin lelaki itu kaget karena begitu mamanya pulang dan langsung menceritakan tentang Abidzar dan pacarnya yang tak lain adalah Vania.

"Cekik tanda cinta."

"Pfftt!"

Adryan yang sedang minum langsung nyembur karena kata-kata Zayden.

"Lo semua ngerti prank kagak sih?" Abidzar menahan kesal.

Abidzar menatap Daniel. "Lo kalo cerita tuh yang lengkap biar kagak salah paham."

Lho lho lho, bukannya gue yang bikin tambah runyam ya? Gak tau lah. Yang penting gak jomblo.

"Lo ngerti jokes gak?" Balas Daniel.

"Ayana!"

"Shayra!"

"Bella!"

Bella memutar matanya malas ke arah dua sahabatnya yang muncul di depan pintu.

"Ngapa?" Ketus Bella. Gadis itu pusing karena membantu Laura membuat hiasan kelas.

"Sore ini jalan-jalan kuy." Ajak Verra. Suaranya menggema di seluruh penjuru ruangan.

Kedua gadis itu mendekati Bella yang duduk lesehan di lantai.

"Ngapa cemberut gitu? Ada yang bikin masalah sama lo?" Tanya Vania yang tak sengaja memperhatikan raut wajah Bella.

"Lo punya pacar gak bilang-bilang."

"Hah?! Apa?!" Verra melotot. Gadis itu menatap Vania dengan tatapan bingung dan terkejut.

"Sejak kapan lo pacaran lagi? Sama siapa juga lo pacaran?" Cecar Verra dengan nada lirih.

Capek melihat Vania yang dengan mudahnya gonta-ganti pacar sedangkan dirinya satu pun tak dapat.

Puh sepuh ajarin donk puh. Tinky Winky Dipsi Lala puh sepuh, ajarin donk puh.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang