Bagian 1: A Bad Girl

5 2 0
                                    

"Siapa yang ngelaporin gue ke BK hah?"

Suara tegas nan nyaring milik seorang cewek berseragam SMA itu memecah kebisingan didalam kelas yang baru saja dimasukinya.

"Ngaku atau mau gua yang cari tau pelakunya," ancamnya.

Tak ada yang menjawab maupun berkutik.

"Kalau ngga ada yang mau ngaku biar gua—"

"Gua yang ngelaporin. Mau apa lo, hah?" Seorang cowok bangkit dari duduknya dan melangkah maju kearah siswi yang berkelakar barusan.

"Nyari ribut sama gua, lo? Maksud lo apa ngelaporin gua ke BK." Gadis dengan rambut biru sebahu yang dicat biru dongker itu menatap tajam cowok dihadapannya.

"Ngga maksud apa-apa sih. Cuma gedeg aja liat lo bisa berkelakuan seenaknya disekolah." Cowok itu berujar santai dengan kedua tangan yang ditenggelamkan kedalam saku celana.

"Berani juga lo ya nyari masalah sama gua."

Cowok itu tertawa meremehkan, "emang lo kira, lo siapa. Tuhan? Sampai gua harus takut."

Cewek itu tersenyum miring. Mengalihkan pandangannya sesaat sebelum kemudian ia kembali menatap manusia yang berbeda gender dengannya itu dengan tatapan dingin.

"Dion bangsat." Cewek itu mendorong tubuh si cowok hingga menubruk dinding. Tangan kanannya menarik kerah seragam cowok itu.

Sebagian kompak memekik dengan aksi yang barusan dilakukan gadis itu. Sedangkan sebagian lainnya hanya bersikap tidak peduli karena hal ini bukan sekali dua kali telah terjadi.

"Gua akuin nyali lo gede, tapi bukan berarti lo bisa nyari masalah sama gua."

"Dan gua harus diem aja gitu pas lo ngelakuin seenaknya sedangkan yang lain ikut peraturan," jawab Dion dengan pandangan yang bertemu dengan gadis dihadapannya.

Mendengar penuturan Dion barusan emosi nya kembali memuncak. Tangannya yang tadi menarik kerah sekarang beralih menonjok wajah cowok itu.

Dion ingin membalas namun ia tak punya peluang untuk itu dikarenakan pukulan gadis itu yang membabi buta. Sungguh, pukulan cewek ini tidak main-main.

"ARETHAA!!"

Suara itu berhasil membuat aksi gadis yang tadinya sibuk memukul kini berhenti. Namun wajahnya tak berpaling dari menatap Dion dengan tajam.

"Sekali lagi lo nyari masalah sama gua, gua pastiin lo bakal berakhir di rumah sakit," peringat gadis yang bernama Aretha, kemudian ia menjauh mendekati seseorang yang memanggilnya tadi.

"Kenapa Zi?" tanyanya to the point.

Gadis itu menyengir kuda, "gua laper. Ke kantin kuy."

"Monyet lo." Aretha menoyor kepala teman perempuannya yang bernama Zila Andini tersebut. "Ga guna banget. Padahal gua masih belum puas mukulin ntu curut."

"Sekali-kali baik hati napa. Kan kasian juga dia dia dipukulin sampai mau pingsan gitu," ujar Zila.

"Salah sendiri nyari masalah." Aretha terdiam sesaat sebelum kemudian ia kembali bersuara. "Eh bentar, kenapa lo jadi belain ntu cowok. Apa jangan-jangan lo...."

"Ayo buru ke kantin, katanya nih hari ada menu spesial ntar kita malah kehabisan lagi," potong Zila mengalihkan pembicaraan.

Tak ingin bertanya atau lebih tepatnya tak ingin tau lagi, Aretha mengangkat bahu acuh tak acuh.

Di kantin suasana begitu ramai. Begitu pula dengan puluhan meja yang telah terisi penuh dengan kehadiran murid-murid SMA JAYA SAKTI.

Namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan oleh Aretha dan Zila. Karena mereka telah mereservasi tempat duduk. Meja itu berlaku selama mereka masih bersekolah disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD GIRL X SECRET CUPU BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang