🍓🍓mau membaca lebih cepat, bisa ke karyakarsa ya. Di sana udah tamat. Terima kasih 🍓🍓
****
"kalau ada yang sakit bilang sama aku ya." Tedi berpesan karena cemas dengan keadaan Rei.
Bram yang sejak tadi melihat, berusaha menahan senyumnya. "Ayo kita makan, hari ini istri saya udah masak makanan enak nih."
Tedi dan juga Yogi segera kembali ke tempat duduknya untuk sarapan. Mereka semua Kemudian melanjutkan sarapan pagi ini. Sesekali Yogi menatap hari dan juga Tedi, keduanya sungguh merasa khawatir.
Dari sini saja Tedi sudah mengerti situasinya. Penyesalan yang ia rasakan seharusnya sejak dulu dia menyatakan perasaannya. Hanya saja takut jika hubungan keduanya menjadi canggung. Kini ia malah kehilangan wanita yang disayanginya.
"Tadi Om Tedi beliin Bebe ayam goreng." Rei memberitahu putrinya.
Bebe menatap dengan antusias. "Terima kasih om!"
"Sama-sama sayang," sahut Tedi.
Rei memberikan paper bag pada Bebe. Anak itu begitu bersemangat. Ia lalu mengambil sepotong ayam, meletakan di atas piring. Tak lupa mengambil pie dan menunjukkan pada sang mami.
"Ini boleh buat Bebe?" tanya anak itu sopan.
"Boleh sayang, om beli untuk kamu."
"Terima kasih om," ucap Bebe lagi.
Yogi sebenarnya sedikit merasa cemburu, hanya saja ia tau kalau dirinya sudah satu langkah lebih maju dibandingkan Tedi. Terbukti dari panggilan Strawberry padanya.
Setelah sarapan, Tedi memutuskan untuk segera berangkat bekerja. Rei mengantarkan Tedi keduanya terlibat perbincangan singkat di ambang pintu.
"Kalau kamu masih ngerasa sakit mending nggak usah terlalu banyak beraktivitas dulu." Tedi coba memberi saran.
"Aku nggak apa-apa kok mas. Lagian kalau diem terus itu, jadi sakit kayak cenut-cenut gitu. Dan nggak nyaman jadinya."
"Ya udah kalau kayak gitu. Aku masih boleh main ke rumah kamu kan? Kita masih bisa temenan kan?"
Pertanyaan Tedi yang tiba-tiba seperti ini, sejujurnya membuat Rei menjadi bingung sendiri. "Kenapa Mas tiba-tiba tanya kayak gitu? Tentu aja kita masih bisa main dan masih tetap temenan."
"Aku tahu ada sesuatu yang spesial di antara kamu dan Pak Yogi. Aku cuma nggak mau jadi pengganggu hubungan orang lain." Apa yang terjadi di meja makan tadi sudah cukup membuat mata Tedi terbuka. Bahwa sepertinya tak ada lagi celah untuk ia bisa masuk ke dalam hati Rei.
Rei terdiam, tak ingin memikirkan tentang perasaannya. Meskipun memang dia merasa hatinya sudah cukup terbuka untuk menerima Yogi. "Sebenarnya aku juga bingung sama perasaan aku sendiri Mas. Masih ada rasa takut untuk menerima orang baru."
"Jangan takut, kalau kamu memang merasa nyaman sama Pak Yogi, belajar buka hati. Kamu butuh seseorang. Bukan cuma buat kamu, tapi juga Bebe." Tedi berusaha ikhlas menerima.
Rei anggukan kepala, apa yang dikatakan tedi ada benarnya. "Iya Mas."
"Aku berangkat ya. Aku akan selalu ada, siapa tau kamu butuh teman untuk cerita."
Tedi segera berangkat untuk bekerja, meninggalkan Rei yang masih terpaku sesaat. Dan saat itu pula Yogi berjalan mendekat sambil menggendong Bebe, setelah mendengar suara mobil Tedi meninggalkan rumah itu.
"Kita jalan?" tanya Yogi.
Ketiganya kemudian berjalan keluar, menuju mobil Yogi. Bebe duduk di belakang, Yogi bersama Rei di depan. Ketiganya terlihat bagai keluarga yang sangat bahagia. Yogi segera menjalankan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
one night stand with janda Gendut
Romansa🍓Sudah tamat di karyakarsa 🍓 Reisya Clemira terbangun dengan Persentase 0% benang melekat pada tubuhnya. Tatapannya mengedar lalu menemukan sebuah note tertempel di cermin. Dengan menutupi tubuh dengan selimut, ia berjalan, lalu mengambil kertas t...