Apa yang kita lihat masih masih ditutupi. Setiap kebenaran masih berupa rahasia. Bukan hal suci mereka yang kita tunggu, melainkan hal tabu.
Pengakuan, Flora.
Jarak rumah yang cukup jauh terkadang menjadi hal yang menyulitkan untuk beberapa member. Apalagi jika jadwal kegiatan yang mereka lakukan mengharuskan mereka harus hadir pagi. Untuk menyiasati hal terserbtu, maka sudah sewajarnya jika member memiliih untuk menginap bersama. Ada dua pilihan yang bisa mereka pilih, yaitu pergi menginap di hotel atau menginap di rumah member yang paling dekat.
Hari itu, jadwal shooting hari pertama telah selesai. Meskipun jam masih menunjukan pukul 21.20, memang belum terlalu malam tapi besok para member termasuk Flora harus sudah stand by pagi buta untuk melangsungkan shooting hari terakhir. Berhubung rumah Flora yang terbilang jauh, ia kemudian berinisiatif untuk menginap di rumah Olla, member yang cukup dekat dengannya.
"Flo, lu jadikan nginep di rumah gw?" tanya olla memastikan.
"Jadi lah. Gw udh ijin ke Bunda" jawabnya.
----
Kira-kira pukul 22.30 akhir nya mereka tiba dirumah Olla.
Seketika sampai, dengan keadaan tubuh yang lelah ditambah badan yang lengket oleh keringat, mereka pun bergegas menuju kamar yang berada di lantai 2. Dikamar itu, mereka secara bergantian mandi dan mengganti pakaian yang nyaman untuk tidur. Malam itu Flora memiliih tidur dengan balutan daster selutut bewarna hijau tua, sedangkan Olla menggunakan piyama kuning kesukaannya. Tak banyak yang mereka lakukan setelah itu, hanya beberapa obrolan kecil karena rasa kantuk mulai melanda keduanya.
"Gw tidur disini ya la" pinta Flora yang sudah membaringkan tubuhnya di sisi luar kasur.
Olla yang masih meratakan krim malam di wajahnya pun mengiyakan "Ok".
-----
Tengah malam, dikala semua orang tertidur lelap. Di dalam kamar yang berukuran 3x5 meter diterangi lampu tidur remang-remang samar-samar terdegar suara pintu kamar yang di buka kemudian ditutup. Sempat terbangun namun tak sepenuhnya, dengan kondisi mata masih terpejam, dalam hati Flora menebak bahwa itu adalah Olla yang ingin pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Tak lama setelah suara pintu tadi muncul, ia pun terlelap kembali ke alam mimpi. Di tengah tidur, ia merasakan sesuatu menyentuh badannya. Tak menganggap serius, ia berfikir positif bahwa itu Olla yang tak sengaja menyenggolnya ketika merubah posisi. Namun sentuhan yang awalnya ia pikir sesuatu yang tidak disengaja, kini berubah menjadi rabaan demi rabaan di bagian tubuhnya. Dalam benak nya, ia yakin ini bukan Olla, tidak mungkin Olla merabanya seperti ini. Tebakan nya kini terarah pada satu orang, yakni Abang dari Olla. Ia yakin Abang lah yang tengah menggerayangi tubuh nya. Karena tidak ada pria lain dirumah ini selain dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What you can't see
Proză scurtăDibalik setiap penampilan mereka yang kita lihat, rupanya ada rahasia yang mereka sembunyikan. Kata suci sudah tidak cocok lagi digunakan, karena hal tabu rupanya mereka coba praktekan.