Daniel dan Adryan memarkirkan motor mereka di parkiran khusus peserta didik yang ada di belakang gedung ruang guru.
Saat dua pemuda itu lewat di depan ruang guru, Pak Agus memanggil Daniel.
"Kenapa, Pak?" Lelaki dengan tinggi 187 cm itu bertanya.
"Bella udah datang?" Pak Agus balik bertanya.
"Gak tau, Pak. Saya aja baru datang." Jawab Daniel yang membuat Pak Agus merasa malu sekaligus canggung.
Kenapa dia tidak melihat tas di punggung tegap pemuda di depannya itu.
"Emangnya kenapa ya, Pak? Ada berita tentang Olimpiade kemarin?" Daniel kembali melontarkan pertanyaan.
Pak Agus tersenyum manis. "Kamu sama Bella lanjut ke tingkat provinsi karena kalian berdua mendapatkan nilai tertinggi."
Daniel kaget. Antara senang dan bingung. Tapi sebisa mungkin Daniel menyembunyikan perasaannya yang membuncah.
"Widih, keren lo, Dan!" Seru Adryan.
Daniel memang tidak bisa ditebak. Bagaimana bisa berandalan sepertinya memenangkan lomba?
"Kapan olimpiade nya?"
"Dua Minggu lagi."
"Bilang berita ini ke Bella ya. Dan besok kita akan belajar bersama di perpustakaan sepulang sekolah."
Daniel hanya mengangguk singkat. Lelaki itu melangkah lebih dulu tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.
"Terima kasih infonya, Pak." Sebagai gantinya Adryan yang harus berterima kasih.
Gengsi Daniel setinggi tubuhnya.
Adryan bergegas menyamakan langkahnya dengan langkah Daniel.
"Lo pasti bahagia banget kan bisa bareng Bella lebih lama?" Tebak Adryan.
"Gak tau." Daniel menjawab singkat.
"Bohong, lo bohong. Lo pasti bahagia kan." Adryan agak memaksa.
"Gue kagak tau, paham?" Daniel menaikkan suaranya.
Adryan menghela nafas. Saat mereka melewati gerbang utama, Adryan tercengang melihat Abidzar berboncengan dengan Vania.
"Buset, masih lanjut rupanya." Adryan terkesima.
"Apanya?" Daniel juga ikut menoleh.
"Oh."
"Salut deh, fuck boy sama fuck girl bisa setia sampe 5 hari." Adryan terkekeh.
"Palingan juga sama-sama selingkuh tapi gak putus. Mereka juga pasti sepemikiran, makanya langgeng." Imbuh Daniel.
"Maybe."
"Daniel!" Sebuah suara familiar menyapa telinga Daniel. Hal tersebut langsung membuat Daniel membalikkan badannya.
Bella setengah berlari menghampiri Daniel dan Adryan.
Daniel menaikkan sebelah alisnya.
"Gue liat lo abis bicara sama Pak Agus, gimana hasil kemarin?" Bella nampak antusias.
"Bagus." Jawab Daniel singkat.
"Bagus gimana? Berarti kita menang? Atau kalah? Bicara yang bener ya." Gadis itu memicingkan matanya.
Daniel mengulum senyum melihat raut wajah Bella yang baginya lucu.
"Juara satu. Besok sepulang sekolah kita ke disuruh ke perpustakaan."
Seulas senyum bahagia terukir di wajah cantik Bella. Semburat merah langsung muncul di pipinya. Perutnya terasa bergejolak menahan rasa bahagia.
Bella menjerit bahagia. Tanpa sadar gadis itu menggeplak Adryan beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Fiksi Remaja[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...