BAB 22

16.4K 989 12
                                    

Masa lalu Intan~~

****

Saat masih kecil, Intan sangat mengingat bagaimana keluarga kecilnya sangat bahagia. Mereka adalah definisi keluarga bahagia yang sesungguhnya bagi orang-orang yang melihat. Baik dari segi ekonomi, emosional, bahkan dari segi fisikpun keluarga ini sangat sempurna.

Sampai suatu malam, saat Intan telah berumur 11 tahun.  Saat itu, Intan terbangun karena mendengar suara pecahan kaca yang begitu keras. Gadis itu bangkit dari kasur, dan membuka perlahan pintu kamarnya.

"JANGAN PERGI PRANA!" Intan melihat Anya -Ibunya- berteriak kepada ayahnya, Prana.

Tapi pria itu sama sekali tidak peduli, ia berusaha melepas genggaman Anya yang begitu kuat pada koper miliknya.

"Kembalikan hakku dan anak-anakku dulu, dasar brengsek!!" Teriak Anya, lalu dengan brutalnya ia melempar berbagai barang kearah Prana.

Prana yang sudah kehabisan kesabaran, mendorong Anya ke tembok dengan tangan yang mencekik leher wanita itu.

"B-Brengsek kau Prana!" Ujar Anya susah payah karena kesulitan bernapas.

"Ayah lepasin mama!" Teriak seorang anak laki-laki yang tengah mendorong Prana menjauh dari Anya. Dia Asher, yang berumur 13 tahun.

Melihat semua adegan itu, Intan tidak berani keluar dari tempat persembunyiannya. Tangannya bergetar hebat, bahkan keringat dingin telah mengucur dari tubuhnya.

"Asher masuk kamar!" Perintah Prana dengan tagas. Wajah Pria itu mengeras seakan menahan emosi.

"Gak! Ayah apa-apaan sih, kenapa nyakitin mama?" Teriak Asher sambil berdiri, membelakangi Anya, seakan memberi perlindungan.

"Minggir kamu!" Prana mendorong Asher begitu kasar hingga anak laki-laki itu terpental dan membentur lemari.

"Lepas brengsek!" Teriak Anya meronta-ronta saat Prana mencoba menyentuhnya.

Prana yang susah payah menggapai Anya merasa sangat marah, ia lalu mengambil salah satu pajangan piring di ruangan itu lalu melemparnya ke arah Anya hingga terkena kepala wanita itu.

"MAMA!" Teriak Asher panik dan menghampiri Anya yang telah mengeluarkan darah di kepalanya. 

Dada Asher naik turun karena marah, wajahnya memerah, namun terlihat dipelupuk matanya terdapat air mata. Asher berjalan mendekati Prana lalu dengan brutal memukuli ayahnya itu. 

Prana hanya bisa tertawa, pulukan yang diberikan anaknya sama sekali tidak terasa. Tapi lihat wajah anak laki-lakinya itu, terlihat sangat beringas. 

Asher semakin marah dan kesal karena pukulannya tidak berasa. Dengan pikiran yang berkecamuk, Ia pun mengambil salah satu pecahan beling yang tergeletak di atas lantai lalu berusaha menusuk kaki Prana. Melihat itu, Prana yang tidak siap karena tidak menyangka dengan tindakan anaknya itu, malah menangkisnya menggunakan tangan. Alhasil, telapak tangan Prana lah yang terluka.

"Anak sialan!" Prana merebut pecahan beling itu lalu melemparnya ke sembarang arah. Ia lalu mencekik leher Asher seperti yang dilakukannya pada Anya.

"L-Lepasin anak saya, dasar iblis!" Ucap Anya dengan terengah-engah, saat ini wanita itu sangat pusing karena luka yang diterimanya.

Prana tidak mendengarkan, ia masih fokus pada Asher yang masih berusaha memberontak. Prana diam sesaat ketika melihat mata Asher sama sekali tidak menunjukkan ketakutan. Amarah yang dipancarkannya lebih mendominasi. 

"I will kill you." 

Prana melepas tangannya dari Asher. Ia tertawa keras melihat anaknya memperlihatkan tatapan membunuh. Benar-benar mirip dengannya.

MEMORIA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang