09. Hari Kurang Beruntung.

3 2 0
                                    

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...happy reading...

***

Selesai sudah masa-masa kelas 11 Cindy dan teman-teman. Hari di mana rapor di bagikan sudah jauh berlalu dari hari ini. Tiga minggu telah berlalu tanpa terasa. Kini Cindy menginjak kelas dua belas, kelas terakhir atau puncak pada seluruh jenjang pendidikan.

Juga kesempatan yang tak boleh di sia-siakan untuk menentukan masa depan yang di inginkan. Karena kalau bukan saat ini kesempatan untuk berjuang mati-matian demi masa depan, lantas kapan?

Di masa ini, tak boleh menyia-nyiakan satu kesempatan pun. Maka dari itu, Cindy bertekad, mulai sekarang, ia akan belajar dengan giat, agar bisa memasuki universitas impiannya.

“Ck Hanan! Balikin sini buku gue! Gue mau pake woi!“ tagih Cindy dengan lantang pada teman laki-lakinya bernama Hanan. Lantaran sejak tadi laki-laki itu tak kunjung mengembalikan bukunya padahal tugas sudah diberikan sepuluh menit yang lalu.

“Sabar kenapa sih, gue belum selesai,“ balas Hanan terlihat santai, beda dengan Cindy yang sudah sangat emosi menghadapi manusia satu ini yang punya tangan super lelet nulis.

“Pinjem tuh sama Altof, kan dia udah ngerjain tadi nyontek di gue, dia juga temen sebangku lo gilak!” kesalnya mulai menghampiri meja laki-laki itu.

“Heh, enak aja, gue juga mau nulis keles. Udah, Nan, lo pake aja punya Cindy, nggak usah punya gue, “ ujar Altof dengan entengnya.

Cindy mendengus jengah, ia duduk di depan meja kedua laki-laki itu yang kebetulan kosong. Berniat menambah kesabarannya yang setipis tisu demi laki-laki super ngeselin itu.

“Haha, gitu dong dari tadi, Cin. Yang sabar.. mmm Cahaya, gemes deh gue, “ goda Altof sok menggemaskan.

Cindy ingin sekali mencabik-cabik wajahnya. “Jangan buat niat baik gue berubah, ya Tof. Lo tau kan gue kalau marah gimana?”

Altof dengan percaya diri mengangguk. “Tempe kok. Tapi gue suka ganggu lo sampai lo marah, gimana dong?” laki-laki itu sedikit tertawa karena puas bisa membuat gadis itu kesal.

Cindy hendak meluapkan emosinya dengan melempar laki-laki itu menggunakan buku di hadapannya. Namun tertahan karena suara beberapa temannya yang sejak tadi memperhatikan mereka.

“Suka banget lo gangguin Cindy, Tof. Kasian anjir orang sampai harus naik darah tiap hari karena lo,” ujar Wulan juga kesal dengan Altof yang selalu menggoda Cindy.

“Kalau naik ya turunin lah.”

“Iya nih si anjir. Nanti ketahuan pacar lo Cindy juga yang kena imbasnya, padahal cowoknya sendiri yang selalu cari gara-gara, “ celetuk Lena.

Altof tak memedulikan ocehan dua perempuan itu. Ia malah semakin gencar menggoda Cindy. “Susu gue lah, suka-suka gue, kenapa lo pada yang repot!“ cowok itu tersenyum mengejek, Cindy kini diam sambil menunggu Hanan selesai.

Datanglah Lain Hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang