21. I Promise You

94 22 5
                                    

Haaiii, malem ini aku update lagi nih. Update spesial ceritanya wkwk. Ada yang tau kenapa? Jawaban ada di akhir part, ya><

Fyi part ini lumayan panjang, hampir 3ribu jumkat. Semoga matanya gak capek ya, enjoy gayss💐

Langsung baca aja deh. Selamat membaca, semoga suka❤️

Jendra berjalan di koridor menuju kelas Naya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jendra berjalan di koridor menuju kelas Naya. Namun, ia melihat kelas itu sudah sepi dan hanya menyisakan beberapa orang saja yang masih sibuk dengan aktivitas masing-masing. Termasuk Arin teman sebangku Naya yang tengah bergosip ria bersama teman sekelasnya.

"Rin! Arin!" Jendra berseru pelan memanggil gadis itu.

Arin memutar kepala ketika seseorang memanggil namanya. Ia melihat Jendra berdiri di depan pintu kelas, laki-laki itu juga melambaikan tangan meminta Arin untuk dapat keluar sebentar.

Arin beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Jendra. Ia kemudian bertanya. "Kenapa?"

"Naya mana?" tanya Jendra ketika tidak melihat keberadaan kekasihnya di dalam kelas.

Arin menaikkan sebelah alisnya. "Ke toilet sih tadi bilangnya. Tapi sampe sekarang dia gak balik-balik. Gak tau deh sekarang dia ke mana," jawab Arin. Ini sudah lewat dari sepuluh menit saat Naya bilang ingin ke toilet. Tapi kenapa sampai sekarang dia tidak kembali juga? Apa Naya tersesat dan lupa kelasnya di mana?

Jendra mengangguk-angguk mengerti. "Oh oke, thanks."

Jendra melanjutkan langkahnya menyusuri koridor kelas yang ramai di jam istirahat kedua. Meninggalkan Arin yang masih berdiri di depan kelas dengan beberapa pertanyaan yang mampir di  kepalanya.

Ada dua tempat yang mungkin Naya datangi siang ini. Kantin dan taman belakang sekolah. Namun, yang menjadi tujuan pertama Jendra saat ini adalah kantin, ia ingin mencari Naya di sana terlebih dahulu. Dirinya yakin pasti Naya ada di sana. Dengan langkah lebar dan tegap Jendra berjalan menuju kantin yang berada di belakang lab fisika tepat di ujung koridor kelas ini.

Langkah kaki Jendra berhenti di depan pintu kantin, ia mengedarkan pandangannya menyapu seluruh penjuru ruangan itu. Mata indah itu menemukan sosok yang dia cari di antara banyaknya siswa. Akan tetapi baru selangkah Jendra berjalan memasuki kantin, tiba-tiba tubuhnya mematung seketika.

Seseorang yang tidak asing bagi Jendra terlihat sedang duduk bersama Naya di salah satu meja kantin. Mata Jendra dan mata orang tersebut saling bertabrakan. Cukup lama keduanya beradu tatap, hingga seseorang itu memilih beranjak dari kursi dan melenggang pergi.

Emosi Jendra langsung bergejolak, ia mengepalkan kedua tangannya kuat. Bangsat! Bisa-bisanya lo curi kesempatan di belakang gue.

Seseorang yang sangat Jendra kenal berjalan melewatinya begitu saja, tetapi dia sempat melempar tatapan licik kepada Jendra. Dia menyeringai, sebelum akhirnya benar-benar menjauh.

Burung Kertas untuk NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang