Part 26

145 19 1
                                    

"Kir, nanti lo balik bareng gue lagi kan?" tanya Haikal pada Kirana yang dijawab anggukan kepala oleh Kirana. Seperti biasa Haikal, Kirana sedang berada di kantin bersama Reyna dan Nia. Namun sekarang bertambah tiga orang yaitu Sana, Giselle, dan Renjana.

"Gue lihat-lihat lo jadi deket banget sama Kirana kal" tanya Renjana pada Haikal.

"Kalian jadian ya?" tanya Giselle kemudian.

"Engga" tolak Kirana dengan cepat, ia tak mau ada berita hoax tentang dirinya yang beredar.

"Kenapa engga jadian aja kak? Kak Haikal pasti belum nembak kakak ya?" tanya Sana tiba-tiba membuat Kirana yang sedang makan tersedak. Bagaimana mungkin Sana memiliki pemikiran seperti itu?

"Gue sama Kirana engga ada apa-apa, gue cuma menawarkan buat nganter dia aja engga lebih" jawab Haikal melihat raut wajah Kirana yang sudah seperi kepiting rebus.

Kirana yang mendengar itu segera mengucap syukur ia berpikir bahwa Haikal sangatlah peka dan sudah seperti malaikat pelindung baginya. Namun beberapa saat kemudian ia terkejut dengan sebuah tangan yang tiba-tiba menggenggamnya erat.

"Lo ikut gue" ucap Arseno yang tiba-tiba datang dan mencekal pergelangan Kirana. Sontak semua yang ada di sana terkejut, bahkan Chandra yang baru datang bersamanya.

"Kak Kirana lagi makan kak" ucap Reyna pada Arseno.

"Gue engga bicara sama lo, ayok buru" jawab Arseno sembari menarik pergelangan tangan Kirana kasar.

"Lo engga usah ngegas ya nyet sama adek gue" tukas Haikal tidak terima adiknya di perlakukan seperti itu. Arseno hanya memutar bola matanya malas sembari menarik kembali tangan Kirana yang belum menunjukkan pergerakan.

"Lo kenapa si sen, datang-datang kek orang kesetanan" ucap Renjana ikut kesal dengan tindakan Arseno yang menurutnya aneh ini. Karena setidak sukanya Arseno pada orang lain, jika itu wanita ia tidak akan berbuat kasar seperti itu. Membentak, apalagi hingga menarik kasar pergelangan tangan.

Kirana yang melihat itu akhirnya beranjak dari duduknya dan menuruti keinginan Arseno. Ia tidak mau menjadi bahan pembicaraan karena seluruh penjuru kantin sudah menetapkan atensi ke arahnya.

"Ayok" ucap Kirana dan dengan cepat Arseno membawanya keluar dari kantin.

"Lo mau bawa gue kemana sih sen?" Ucap Kirana karena Arseno terus menyeretnya entah kemana. Hingga akhirnya langkahnya berhenti pada tangga yang ia yakini menuju rooftop.

Masih dengan genggaman erat di pergelangannya yang ia yakini sudah memerah, Kirana terus mengikuti langkah Arseno yang besar hingga beberapa kali membuatnya harus sedikit berlari karena tidak bisa mengimbanginya.

Sesampainya di rooftop, Arseno pun menutup pintu rooftop dan melepaskan tangan Kirana.

"Aarrgghhh..." Ucap Arseno berteriak.

"Lo kenapa sih sen?" tanya Kirana yang kebingungan

"Lo yang kenapa Kirana"

"Maksud lo apa? Gue engga paham arah pembicaraan lo"

"Gue kira lo udah engga gatel kaya dulu, ternyata masih sama ya" ucap Arseno menimbulkan kernyitan di dahi Kirana.

"Gue kira lo udah berubah Kirana" ucap Arseno dan memfokuskan atensinya pada Kirana "Lo sekarang ngedeketin Haikal?"

"Engga" tukas Kirana cepat.

"Hahaha.. udah deh engga usah bohong. Gue tau diri lo yang asli. Dulu aja lo bisa deketin abang gue tanpa ada yang tau, sekarang lo terang-terangan deketin Haikal" ucap Arseno kemudian menatap arah depan di mana terlihat kantin tempat Haikal dan teman-temannya berada.

Sadewa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang