008. Slytherin against Gryffindor

35 5 0
                                    

——— Happy Reading ———












                     Hari ini adalah pertandingan Quidditch, Slytherin melawan Gryffindor. Jujur saja, Cressida sangat takut untuk pertandingannya. Apalagi ini pertandingan pertama nya,

"Apa kau gugup, Cressy?" ucap Vanity, Cressida menoleh kearah Vanity.

"Ya.. kurasa begitu," ucap Cressida,

"Jangan khawatir, ingat, hati-hati saat menjaga gawang. Takut-takut kau akan terkena bludger, jagalah gawang dengan baik. Aku yakin kau bisa." ucap Vanity, ia meyakinkan Cressida.

Gadis kecil itu hanya mengangguk, lalu ia kembali mengarahkan pandangannya kedepan. Pintu telah terbuka, anggota tim langsung menaiki sapu terbang mereka.

    Tepuk tangan yang sangat meriah terdengar saat mereka keluar dari ruangan, terlihat bahwa Barty menonton pertandingannya. Oh, ada Rosier, Sirius, Remus, dan Peter. Tidak ada James. Pertandingan ini sangat banyak yang menonton, hampir seluruh murid dari semua asrama datang untuk menonton.

"Baiklah, siap di posisi masing-masing. Aku ingin permainan yang adil dari kalian semua." ucap sang Professor, dia sudah melepaskan beberapa bola, lalu tersisa satu. Jika bola itu dilempar keatas, permainan dimulai.

    Sang Professor tersebut melemparkan bola Quaffle ke udara, permainan sudah dimulai. Para Chaser juga saling berburu untuk merebut bola Quaffle, sedangkan para Beaters berusaha menghindar dari Bludger dan akan membantu Chaser jika para Chaser membutuhkan bantuan, Cressida menjaga gawang dengan sangat fokus. Terlihat bahwa Gryffindor yang memegang Quaffle, orang yang memegang Quaffle itu adalah.. James Potter! Lekaki itu melemparkan Quaffle kearah gawang, dengan cepat Cressida melemparkan bola itu kearah lain. Cressida berhasil menjaga gawang Slytherin.

Terlihat bahwa James cukup kesal, namun ia berkata, "Nice one, Avery!" Cressida tersenyum dengan itu.

Kini Cressida mengamati sang Seeker, Regulus sedang mengejar Golden Snitch. Cressida melihat bahwa orang yang dibelakang Regulus adalah M.G McGonagall. Cressida terlalu fokus untuk melihat Regulus dan McGonagall yang sedang berebut untuk mendapatkan Golden Snitch, tetiba ada yang berteriak kearah nya,

"Avery, fokus! hati-hati ada Bludger di dekatmu!" Cressida langsung mengamati siapa yang berteriak.

Bulstrode yang memberitahu nya, Cressida mulai fokus untuk melihat para Chaser lagi. Ia juga berhati-hati jika ada Bludger yang sedang berada di dekatnya, kini terlihat bahwa Slytherin kini memegang Quaffle. Magnus Everett yang membawanya, dia langsung melemparkan Quaffle itu ke gawang Gryffindor, Slytherin mendapatkan 10 poin. "Bagus!" ucap Cressida dengan senang.

    Kini pertandingan sudah berjalan selama 2 jam, dan sekarang poin Slytherin adalah 50 dan poin Gryffindor adalah 70, Slytherin tertinggal 20 poin. Cressida semakin gelisah, apakah Slytherin bisa menang? ia tahu bahwa ia masih seorang gadis berumur 11 tahun, lalu menjadi Keeper termuda di Hogwarts. Begitupula dengan Regulus, dia Seeker termuda di Hogwarts. Terlihat bahwa sebenarnya wajah Regulus itu masih tenang, namun di dalam hatinya dia juga gelisah. Apakah Slytherin benar-benar bisa menang? sungguh.. Cressida baru sedikit menyesal sekarang ini.

"Seharusnya aku tak usah menjadi Keeper! padahal aku anak tahun pertama, mengapa aku diberi posisi sebagai Keeper?!" batin Cressida, ia semakin gelisah dengan pertandingan ini.

Cressida tak melihat sekeliling nya, tetiba saja, tepuk tangan yang keras, serta meriah sampai ke telinga-nya. Apa-apaan? memangnya siapa yang menang..?

"Bagus! Regulus Black dari Slytherin mendapatkan Golden Snitch! 150 poin untuk Slytherin! pemenang pertandingan ini tentu adalah.. Slytherin!" apa Cressida tidak salah dengar?

Pandangan gadis itu kini menatap Regulus yang berada dibawah lapangan, pakaian Quidditch nya cukup kotor terkena debu. Ah.. Regulus benar-benar mendapatkan Golden Snitch nya. Keajaiban apa ini? Cressida benar-benar tak fokus tadi, tetiba saja ternyata Regulus mendapatkan Golden Snitch itu.

Kemenangan kini dirayakan, satu tim Slytherin ini sangat bergembira dengan pertandingan tadi. "Tak sia-sia Vanity merekrut mereka! mereka orang yang tepat." kata Benjamin Vance dengan antusias. Beberapa dari mereka sudah sedikit mabuk, mereka merayakan kemenangan dengan meminum minuman yang mengandung alkohol juga.

"Oh ayolah, pilihan ku memang tepat. Tolong jangan minum terlalu banyak, mereka ini masih dibawah umur dan masih anak tahun pertama!" kata Vanity, memperingatkan mereka.

Cressida hanya tersenyum canggung, Regulus juga berada disampingnya. Diam-diam lelaki itu menatap Cressida beberapa kali. Regulus tahu bahwa Cressida kurang nyaman, apalagi teman-teman mereka.. yang tentunya lebih tua daripada mereka, rata-rata sudah mabuk.

Tetiba, Regulus menggenggam tangan kiri Cressida, dan ia berdiri. "Maaf, aku dan Cressida ingin kembali ke kamar, sekali lagi terima kasih atas ajakannya."

Dengan begitu, ia membawa Cressida menjauh dari teman-teman mereka. Setelah mereka sudah menjauh, Vance terkekeh.

"Eh? si Regulus itu, ia selalu ingin bersama Cressida." katanya dengan kekehan lagi.

"Ayolah, Vance. Jangan kalah dengan anak tahun pertama! kapan kau akan memiliki kekasih?" kata Everett dengan nada yang mengejek.

"Hey, sadar, Mag! kau juga belum memiliki kekasih! kita tak beda jauh." kata Vance, kesal dengan temannya itu.

"Kata siapa aku belum memiliki kekasih? aku sudah punya~ tanya saja dengan kapten." kata Magnus Everett dengan seringai di wajahnya.

Vanity pun berkata, "Ya, Magnus benar. Ia sudah memiliki kekasih, tapi kekasihnya dari Ravenclaw."

"Kapan?!" Kini bukan Vance saja yang terkejut, Bulstrode dan Flint juga terkejut.

"Besok adalah Anniversary kami yang ke 3 bulan," kata Everett dengan antusias.

"Astaga. Aku kalah kali ini.." kata Vance dengan kecewa.

Yah, pesta yang diadakan oleh tim Quidditch Slytherin itu cukup meriah. Namun, semakin meriah karena mereka membicarakan tentang Regulus dan juga Cressida.

Sesampainya di depan pintu kamar Cressida, ia sedikit bingung, "Mengapa.. kau membawaku keluar dari sana?"

"..Tak apa, aku tahu kau tidak nyaman." kata Regulus dengan nadanya yang seperti biasanya.

"Kau.. tahu..?"

"Iya." kata Regulus, mereka saling menatap satu sama lain.

Namun, suasana tetiba berubah, saat Cressida tersenyum. "Terima kasih!" Pandangan Regulus tiba-tiba pun juga berubah, pipinya sedikit memerah.















Finish

Maaf banget kalau lama update-nya! soalnya kemarin itu keteteran sama ulangan dan tugas.. author juga kewalahan cari SMA, hihi. Sekali lagi terima kasih banyak atas dukungan oleh kalian semua, dengan memberikan vote serta menambahkan cerita ini ke favorit, itu sangat berarti bagi author ❤️ semoga besok-besok bisa lebih update lagi yaa. Semoga ide bisa banjir-banjir nya hehe, di usahain juga update sebelum lomba. ❤️❤️❤️

Your sincerely,
Alcyone, the Author of the story.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lucem Noctis - Cressida Avery with Regulus Black.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang