Usai terlelap selama berjam-jam sang kakak bangun dari ketidak sadarannya dengan lemah tak berdaya tak ada yang bantu karena kini ia hanya sendiri tak ada sosok adik di sampingnya, sebab sudah mengikuti sang pria bertopeng, jujur sebenarnya sangat sakit baginya untuk menerima semua takdir ini tapi ia selalu mengingat pesan dari orang tua
"Hidup itu banyak masalahnya jadi kita harus bisa ngadepin dan Tuhan nggak akan ngasih masalah kepada makhlukNya kecuali dia bisa ngadepinnya, juga Tuhan bakal membalas dengan balasan yang banyak buat orang yang sabar ngadepin ujian karena kalau Tuhan sayang sama makhlukNya, bukan nurunin cinta duluan tapi rasa sakit terus abis rasa sakit itu cinta bisa dirasain"
Terus sabar sang kakak menghadapi masalah sendiri, hidup pagi, siang, malam, hanya alam yang menjadi teman, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari adik dan pergi tak membawa bekal apapun baik baju maupun makanan.
Saat Bagaskara dengan gagahnya keluar dari tempat persembunyian, langsung pergi dengan tekad kuat, panas, dingin, hujan, badai, dilewati demi bertemu dengan orang yang dicintai, namun sayangnya tak kunjung bertemu berhari-hari bahkan berbulan-bulan perjalanan telah ditempuh dari satu desa ke desa yang lain. Hingga tubuh melemah dan tak berdaya di situlah ia tak punya kekuatan dan pasrah.
Dia diam di sebuah desa tak dikenal, bahkan banyak orang yang melihatnya mungkin berprasangka siapa dia, kenapa sendirian, ada apakah dengannya, namun anak kecil hanya tertunduk entah apa maksudnya, apakah merasa malu atau ingin menimbulkan rasa kasihan terhadap orang lain agar ingin membantu.
Kegamangan menjadi pakaian, dayuhan menjadi penghangat, nuraga setiap orang menjadi impian namun setiap hari takdir ia rakit dengan meraki
Saat Dewi malam tampak, paksa yang terlihat cantik membuat setiap aksa terbuai sebab awaknya mengandung padmarini yang mungkin tak dimiliki siapapun, Pangeran mulai terlelap dengan selimut mala dan diusapi derai angin yang membuat detak jantung merasakan dingin.
Dan di sini pun ia tak boleh memamerkan kekuatannya karena takut kejadian serupa terjadi dan akan menambah gelabah jadi kini ia hanya kelaparan, tak ingin menciptakan keajaiban kecuali jika shyam hadir dan yakin tak ada orang yang melihatnya barulah kekuatan boleh digunakan untuk mengisi perut.
Waktu demi waktu lama tinggal di sana akhirnya keadaan berubah terkadang ada yang memberinya makanan ada juga yang berupa uang, ketika hanya berdiam diri di tepi jalan padahal tak ada maksud untuk meminta tapi entah karena apa tiba-tiba segalanya datang, diam di tepi jalan karena ia tak punya tempat tinggal.
Merasa beruntung karena nestapa semakin terkikis tergantikan oleh senyuman semakin hari semakin banyak yang tersenyum, hingga suatu hari seorang lelaki mengajaknya untuk tinggal bersama, hal yang tak pernah disangka-sangka akhirnya menghangatkan tubuh dalam rumah bisa dirasakan kembali.
Sampai di rumah ia mendapatkan banyak kasih sayang dari lelaki yang mengajaknya, sekarang sayur mayur yang dimasak, mie, daging bisa disantap dengan lezat, semua ini disediakan untuk anak kecil yang malang walau di rumah sederhana, tapi rasa cinta, kenyamanan pasti menyelimuti di sekelilingnya.
Setiap pagi lelaki ini pergi ke hutan menebang pohon untuk kepentingnya ekonomi.
"Pangeran udah makan?
"Udah kak Dika"
Ya itulah nama anak kecil yang malang, namanya mungkin terdengar hebat tapi baginya itu hanya nama bukan julukan, Dika adalah panggilan yang diberikan oleh Pangeran karena nama aslinya Randika, ia masih berumur muda, 20 tahun namun ia kini tinggal sendiri karena orang tua telah meninggalkannya sejak umur 15 tahun sebab sakit, itulah alasan kenapa ia mengambil Pangeran untuk tinggal bersama salah satunya agar tak kesepian dan memiliki teman.
Setiap hari kini Pangeran bisa bermain dengan teman-temannya namun tetap terkadang ia mengkhawatirkan sang adik, bagaimana keadaannya, apakah orang yang mengajaknya tak berbuat jahat, terkadang pikiran seperti itu datang ketika ia sedang asyik bermain dan tiba-tiba merenung ketika itulah teman-temannya merasa aneh terkadang jika ditanya maka jawabannya adalah "nggak apa-apa" namun yang namanya anak kecil tak terlalu menghiraukan hal tersebut.
Pangeran harus terus terlihat gembira walau hatinya sakit agar tidak menyakiti orang di sekitarnya baik teman-teman maupun kak Dika.
Di waktu belia ia bisa menjaga kekuatannya dari kesombongan karena biasanya anak kecil selalu menginginkan adanya kekuatan dan memamerkan pada teman-temannya tapi andai mereka tahu bagaimana rasanya punya kekuatan tak seindah yang dibayangkan.
Sakit, pengorbanan, tangisan, kecewa, selalu menjadi pengawas bagi yang mempunyai kelebihan dan tidak boleh dipamerkan begitu saja karena khawatir banyak orang lain yang tak menerima bahkan menganggap orang mempunyai kelebihan adalah simbol dari kesialan.
Setiap sore anak-anak pulang ke rumahnya masing-masing Pangeran melihat ibu mereka menyambut dengan senang hati bahkan walau dengan marah-marah karena main terlalu larut tapi ia sungguh rindu dengan hal itu walau dimarahi ibu kasih sayang masih bisa dirasa, karena marahnya sang ibu ada tanda besarnya cinta pada seorang anak.
Tapi dia bersyukur karena memiliki orang yang ingin merawatnya, kak Dika, setidaknya masih bisa merasakan kasih sayang walau bukan dari orang tua tapi dari orang yang kini akan ia lindungi selamanya setelah sang adik.
Setiap malam pasti kak Dika memasak dengan sangat enak membuat cacing dalam perut menggendang sehingga terdengar gemaannya dan rindu masakan sang ibu, dia selalu bercerita sebelum tidur kepada Pangeran agar cepat menutup mata, kali ini anak kecil yang malang seakan akan merasakan kasih sayang dari ayah ibu.
Pangeran tidak sekolah karena penghasilan kak Dika hanya cukup untuk kebutuhan keseharian mereka, jadi ia maklum keadaan dan selalu bersyukur dengan apa yang diberikan, terkadang jikalau tak ada makanan ia harus bersembunyi ke hutan mencari pohon yang bisa berbuah lalu dengan kekuatannya ia memperoleh beberapa buah, tak mau membawa banyak untuk menjauhi kecurigaan, jadi jikalau ditanya dari manakah asal buah yang didapatkan, maka dengan gampang menjawab aku memungutnya di hutan, buah-buah yang berjatuhan dari pohonnya.
Hidup sederhana penuh cinta lebih indah dibanding dengan hidup mewah tak ada kasih sayang, hidup yang cukup tapi bahagia selalu membuat tawa dibanding dengan hidup bergelimpah harta tapi tak ada senyuman.
Itulah prinsip Pangeran ia lebih senang tinggal bersama kak Dika dan memperoleh kenyamanan walau hati selalu iri ketika melihat teman-teman pergi menuntut ilmu, tapi hal tersebut tidak buat patah semangat hidup anak malang, jalan apapun ia tempuh untuk menuntut ilmu baik mendengar dari temannya atau nasihat dari orang-orang.
Jikalau teman-teman pergi ke sekolah saat itulah Pangeran selalu mengintip dari jendela tentang pelajaran jikalau ia ketahuan segera lari dan mencari ilmu tempat lain lalu mencari orang lain untuk bisa dibantu dan sebagai imbalannya ia meminta ilmu.
Lalu di siang hari waktunya bermain, terkadang teman-teman menyusulnya juga terkadang ia menyusul teman-teman atau bahkan mereka berjanji di satu tempat untuk bertemu dan memulai permainan.
Hingga tiba langit berubah menjadi orange itulah tanda mereka harus pulang dan berkumpul bersama keluarga lalu beristirahat untuk mengisi energi mempersiapkan hari esok.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ALAM [TELAH TERBIT]
AksiMalam itu, terjadi pembantaian sangat sadis kepada orang orang yang mempunyai kekuatan, sehingga banyak mayat bergeletakan, namun keselamatan berpihak pada kakak dan adik yang masih berumur belia, karena tragedi itu pun keduanya tinggal terpisah. Ta...