"Hia.."
"Hmm?"
"Nhu memutuskan untuk melanjutkan studi ke Korea."
.
.
.
Beberapa minggu sebelumnya...
Ruangan temaram itu hanya diisi oleh dua sejoli yang tengah fokus menonton film yang mereka putar sejak satu jam yang lalu.
Pemuda yang tengah duduk berselonjor itu hanya bisa menatap malas layar datar yang ada di depannya. Sedangkran pemuda lainnya yang tengah tidur beralaskan pahanya hanya bisa memundurkan badannya setiap kali hantu itu muncul dengan efek yang sangat mengagetkan.
"Kenapa kau menontonnya jika takut hantu?" Sang pemuda yang masih menatap layar datar dengan wajah malas itu berbicara pelan.
Pemuda lainnya mendongak. Menatap pemuda yang masih santai dengan kegiatannya menonton film. "P'Net akan mengejekku jika aku tidak menontonnya." Jawabnya kemudian.
Zee kemudian menundukkan kepalanya untuk melihat wajah yang tengah mendongak menatapnya. "Tapi kau selalu susah tidur setelahnya."
"Bukankah Hia mau menginap? Hia tinggal memelukku semalaman sampai aku tertidur." Terangnya.
"Jadi kau menyuruh Hia menginap karena Nhu mau ada yang menemani tidur setelah menonton film horror?"
"Apa? Tentu saja bukan." Kesalnya. Nunew kemudian bangkit dan duduk menghadap Zee dengan menunjukkan muka kesal. "Aku menyuruh Hia menginap karena beberapa hari ini Hia sibuk sekali sampai tidak ada waktu untukku." Rajuknya kemudian. "Jika Hia keberatan, Hia bisa pulang." Lanjutnya kesal.
"Hey, siapa yang mengatakan Hia tidak mau menginap?"
"Tadi Hia yang-"
"Hia hanya bertanya, apa Hia disuruh menginap untuk menemanimu menonton? Hia sama sekali tidak mengatakan keberatan untuk menginap disini." Ujar Zee sabar. Kekasih kecilnya ini memang sering sekali salah paham dengannya.
Nunew yang diberi penjelasan seperti itu hanya diam. Agaknya ia merasa jika perkataannya soal Hianya yang tidak mau menginap itu adalah benar.
"Hia minta maaf na..." ujar Zee kemudian. "Kita lanjutkan menontonnya, ok?". Ia kemudian mengulurkan tangannya dan menarik pinggang Nunew agar kekasihnya itu bisa bersandar padanya. "Jangan marah pada Hia, ya?" tanyanya. Tangan nya pun mengelus pinggang Nunew untuk membujuknya agar berhenti merajuk.
"Hmm..."
"'Hmm', apa?"
"Iya tidak marah lagi."
"Anak baik." Zee kemudian memberikan kecupan di kepala Nunew membuat kekasihnya itu tersenyum senang.
.
.
"Minum obat lagi?" Tanya Nunew khawatir.
"Hmm... Kepala Hia sakit."
"Apa tidak sebaiknya kita ke dokter saja? Nhu lihat Hia terlalu sering menkonsumsi obat itu sekarang. Bukankah kandungannya lumayan keras?"
"Tidak apa-apa Hia. Ini hanya sakit kepala biasa. Lagipula Hia hanya meminum seperempat tablet saja. Jangan terlalu khawatir. Sebaiknya Nhu segera berangkat. Bukankah kamu harus mengurus wisuda?"
"Apa tidak apa-apa Nhu tinggal, atau Nhu absen aja ya?"
"Jangan begitu, kasian loh temen-temnnya Nhu. Hia hanya akan istirahat. Lagi pula sekarang libur. Hia bisa tidur seharian 555..."