Saint dan kedua orang tuanya telah sampai di Korea beberapa jam yang lalu.
Mereka sekarang sudah berada di sebuah apartement."Mama."
Suara lemah Saint dengan wajah pucat."Hai sayang, kau sudah bangun?"
Nat memeluk Saint."Mama."
"Iya sayang."
"Bolehkah Saint meminta sesuatu?"
"Kau ingin apa sayang?"
"Aku ingin operasiku dipercepat mama."
"Ара? Dipercepat?"
"Iya mama. Apakah bisa?"
"Bisa saja sayang. Tapi, apa kau sudah siap?"
"Aku sangat siap mama."
"Lalu kapan kau ingin operasi?"
"Besok ma."
"Besok? Mama akan bicara pada papa."
"Iya ma. Terima kasih."
"Istirahatlah. Kau harus kuat ya sayang."
Nat mengecup kening Saint."Iya mama."
Nat pun pergi dari kamar Saint dan menghampiri suanminya dengan wajah yang terlihat khawatir."Papa."
"Iya ada apa ma?"
"Saint! Dia ingin operasinya dipercepat."
"Begitukah? Kapan ia ingin dioperasi?"
"Besok pa, apakah bisa?"
"Kalau begitu sekarang kita harus pergi ke rumah sakit. Dugaan dokter benar, pasti Saint akan merubah jadwal operasinya. Dokter sudah siap kapanpun Saint ingin dioperasi."
"Tapi pa, mama belum siap."
Nat akhirnya menangis, dirinya masih belum siap jika terjadi sesuatu dengan Saint nanti.Mile memeluk Nat dan mencoba untuk menenangkannya.
"Mama, ini jalan satu-satunya untuk Saint. Ini yang
terbaik untuk penyakitnya. Kita juga tidak bisa melihat Saint terus menerus menahan sakitnya kan? Saint lebih tersiksa ma. Saint orang yang kuat mama. Pasti ini akan berhasil. Doakan yang terbaik untuknya ya?"
Ucap Mile mencoba meyakinkan Nat."Pasti pa. Mama selalu berdoa untuk Saint, untuk
kesehatan Saint, untuk kebahagian Elina."
Nat masih tak bisa berhenti menangis."Kalau begitu mama harus yakin, semua akan baik-baik saja."
"Baiklah papa."
Setelah berhenti menangis dan menata hatinya, Nat kembali menghampiri Saint.
"Saint."
"Iya mama."
"Kamu bersiaplah! Kita akan pergi ke rumah sakit. Kau akan di operasi besok."
"Iya ma."
Setelah semua sudah siap. Mile, Nat dan Saint
pun segera menuju ke rumah sakit.
Sesampainya mereka di rumah sakit, Saint langsung dibawa ke ruang pasien. Saint berbaring lemah dan wajahnya pucat."Sayang, apa kau yakin akan mempercepat operasimu?"
Tanya Mile sambil mengusap rambut Saint."Iya papa. Saint sangat yakin dan sangat siap."
Suaranya yang lemah mencoba meyakinkan papanya."Baiklah sayang. Istirahatlah! Kau harus tidur. Oke?"
Kata Mile dengan suara menahan tangisnva dan berlinang airmata.Saint yang menyadari itu bertanya.