Nine✓

4.9K 225 63
                                    

"Bukankah kau tau bahwa Tuhan itu adil? lantas mengapa hatimu selalu resah memikirkan hari esok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah kau tau bahwa Tuhan itu adil? lantas mengapa hatimu selalu resah memikirkan hari esok."

- Haikal Mahendra.

Deru motor besar berwarna hitam terdengar memasuki parkiran Diningrat Internasional School tepat di ujung parkiran sudah ada Arkan, Sarga, Cakra, Nando, Rey dan juga Eza. Haikal memarkirkan motornya di samping motor milik Rey, mematikan mesin motornya baru setelahnya lelaki itu melepas helm full face yang menutupi wajah tampannya.

Haikal menatap satu persatu sahabatnya dengan cengiran khas nya, "hallo eppribadeh."

Pandangan Rey mengedar menatap sekitar Haikal, mencari sosok gadis mungil yang selalu berada di dekat sahabat tengilnya itu. "tumben lo nggak sama Ella."

Cakra mengangguk membenarkan, "iya kal, Ella nya mana?"

"Putus ya lo?" Nando berucap santai, namun ucapan itu justru langsung mendapat tatapan tajam dari Haikal.

Haikal turun dari atas motornya membenarkan letak tas punggung yang menggantung indah di lengah kanannya, "Ella udah berangkat duluan."

Rey menyergit, "tumben, biasanya lo berdua kan ngebucin mulu."

Haikal menghembuskan nafas beratnya resah, seperti yang sudah Haikal katakan dia tidak akan tenang bila belum mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikirannya.

"Lagi pengen berangkat bareng Vani, mungkin."

Rey, Cakra dan juga Nando mengangguk - anggukan kepalanya. Sarga hanya menyimak interaksi ke empat sahabatnya itu, Arkan yang ada di samping Sarga hanya diam sambil menyebulkan asap rokoknya ke udara. Sedangkan Eza, seperti biasa dia tengah memakan yupi berbentuk cery yang katanya sih keluaran terbaru.

"Pagi bang," sapa Erik, si pengejar fyp TikTok, adik kelas sekaligus anggota Peaceable juga. Lelaki dengan gaya rambut Curtain Haircut itu melangkah riang mendekat kearah samping Rey, tak lupa handphone yang dia tenteng itu sengaja dia ayunkan.

Bola mata tajam Rey menatap Erik dari ujung kaki hingga ujung rambut dengan sangat julid, "mau apa kesini?"

Erik menyengir, "hehehe mau minta tolong bang, deketin cewek sekolah merdeka, nih gue udah punya kontaknya udah kenalan juga." tangannya menyodorkan ponsel miliknya tak sabaran.

"Naomi bang namanya, dia juga udah nyimpen kontak gue." lanjutnya bangga, bahkan dia juga menyugar poni rambutnya kebelakang merasa bahwa dirinya terlihat begitu tampan pagi ini.

Rey mengangguk pelan, mengambil alih ponsel itu dari gengaman Erik. "lo minta bantuan sama orang yang tepat."

Naomi
Online

Rumah Tanpa Jendela [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang