Aku, Kamu, dan Kita [25]

4.5K 363 36
                                    

Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.

Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.

Okayy, selamat membaca semuanya

______________________________________

Setelah mengemasi baju, Marsha dan Zee langsung tancap gas menuju Kota Lautan Api. Tapi sebelumnya Zee dan Marsha menyempatkan membeli oleh-oleh untuk orang tua Marsha.

Akhirnya pada pukul 5 sore, Marsha dan Zee sampai di Kota Bandung. Perjalanan yang ditempuh sekitar 3 jam lamanya. Marsha dan Zee tidak langsung pergi menuju rumah orang tua Marsha, akan tetapi mereka berhenti sejenak, mampir di tempat pertama kali Zee dan Marsha mengobrol. Tempat dimana Zee mengutarakan "ide gila" miliknya hari itu. Tapi ujung-ujungnya Zee malah terjebak dalam permainannya sendiri. Dan malah jatuh cinta pada Marsha.

Alun-alun Kota Bandung. Tempat yang menjadi awal dari cerita Marsha dan juga Arzhie.

Zee menggenggam tangan kiri Marsha erat, dan juga Marsha menikmati eskrim yang Zee belikan. Mereka berjalan disekitaran alun-alun Bandung.

"Rasanya kaya baru aja kemarin kita kenal tau, Sha" ucap Zee.

"Kan emang kemarin"

"Kemarin dari hongkong"

"Hahaha, tapi emang ngak kerasa sih emang, Kak. Aku masih inget, sore itu tiba-tiba papa kamu dateng ke rumah aku, berdua sama kamu, trus aku disuruh buat ngajak kamu jalan-jalan. Kita sore itu kesini naik motor. Kamu yang bawa, aku yang nunjukkin arah jalannya"

"Hahaha. Aku juga inget banget, Sha"

"Dan aku juga inget, kamu tiba-tiba tinggalin aku sendirian, bilangnya sebentar, tapi lama. Mana aku sendirian lagi"

"Hahaha, tapi itu dulu, sebelun aku kenal kamu. Kalau sekarang, aku ngak mau ninggalin kamu kaya gitu lagi, mau aku genggam erat-erat biar ngak pergi atau diambil orang"

"Sa ae lu om"

"Hehehe, apa sih yang enggak buat my baby girl" ucap Zee dengan nada suara yang lebih direndahkan ketika pelafalan kata "my baby girl".

"Kak Zee jamet"

Zee terkekeh. Setelah puas bernostalgia di tempat pertama kali mengobrol, Marsha dan Zee melanjutkan perjalanan menuju rumah Marsha.

Marsha membuka pagar rumahnya, dan Zee memasukkan mobilnya kedalam halaman rumah Marsha.

Tanpa babibu, Marsha langsung masuk kedalam rumah yang sudah 1 tahun tidak dia kunjungi.

Pintu depan tidak dikunci seperti biasanya, karena di komplek Marsha tinggal memang sebuah komplek yang bisa dibilang elite, jadi tidak sembarang orang bisa masuk.

"Bunda! Ayah!" Teriak Marsha ketika melihat Jinan dan Cindy di ruang tamu.

Marsha yang sudah masuk kedalam duluan langsung menghamburkan pelukan pada orang tuanya.

Sedangkan Zee hanya berdiri memandangi keluarga cemara ini, beda sekali dengan keluarganya.

"Bunda! Aku kangen banget!" Ucap Marsha.

Cindy mengangguk. "Bunda juga kangen banget. Kamu kok tiba-tiba dateng sih?"

"Ih, masa aku ngak boleh main ke rumah orang tua sendiri" ucap Marsha.

Jinan mengusap kepala putrinya sambil terkekeh. "Iya, gapapa kok. Ayah malah seneng kamu main"

Akhirnya Jinan, Cindy, dan Marsha selesai berpelukan. Zee mengambil tangan Jinan lalu menyaliminya, begitu pula dengan Cindy. Marsha tiba-tiba memberikan tangannya pada Zee, seperti menyuruhnya mencium tangannya.

Aku, Kamu, dan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang