Namun, saat mengingat sesuatu, ia menundukkan kepalanya. "Aku seorang penjahat, Vernon."
"Penjahat? Kau tidak jahat, Eve. Tidak. Bukankah Arthur sudah mengatakan siapa pelakunya? Dia yang jahat, bukan kamu." Ucap Vernon menangkup pipi Beverly.
"T-tapi..." Ucap Beverly menjeda. "Aku telah menghancurkan alur cerita. Aku telah menghancurkan kehidupannya Gracie. Aku telah membuat Bella tiada. Semuanya karena salah ku." Batinnya.
"Dengar kan aku, kamu tidak perlu menyalahkan diri mu yang bukan kesalahan mu. Kamu tidak bersalah, sungguh. Aku yakin itu." Ucap Vernon bersungguh-sungguh.
Detik itu, Beverly meneteskan air matanya. Ia menangis sejadi-jadinya meluapkan rasa campur aduk di dalam hatinya. Semua perasaan yang ia pendam, semuanya diluapkan dengan tangisan.
Vernon yang melihatnya segera memeluk Beverly dengan begitu erat. "Terimakasih sudah bertahan, kau sungguh luar biasa hebat. Maaf, maafkan aku yang telat datang di kehidupan mu. Mulai detik ini, jangan pernah merasakan sendirian, ada aku disini, untuk mu, dimana pun dan kapanpun itu."
"T-terimakasih hikssss terimakasih,"
***
Mari beralih di kerajaan Enchancia. Lebih tepatnya istana Enchancia di ruangan luas tempat pribadi sang raja yang kini ruangannya telah berantakan sempurna.
"Hancur! Semuanya hancur! Semuanya hancur berantakan! Mengapa tidak berjalan sempurna? Mengapa gadis itu harus mengacaukan rencana kita?!" Teriak sang raja murka.
Di ruangan itu hanya terdapat sang raja Enchancia dan Pierre yang kini menundukkan kepalanya menerima omelan sang raja.
"Gracie tidak pantas untuk menjadi putri mahkota. Ia tidak pantas untuk menjadi permaisuri mu. Dan sekarang, gadis yang bernama Beverly itu tengah naik daun! Lalu, mengapa lagi dan lagi Vernon yang mendahului?! Mengapa kau tidak bisa mengikutinya, Pierre?! Mengapa?! Kau kelak akan menjadi sang raja, kau seharusnya mengambil langkah lebih dulu dibandingkan Vernon!" Marah sang raja mendudukkan dirinya di kursi mewahnya.
Pierre mendongak menatap sang ayah tidak terima. "Mengapa jadi Vernon ayah? Bukankah ini karena kecerobohan ayah sendiri? Sudah ku bilang bukan jika Gracie tidak cocok untuk jadi ratu!"
Brakkk
Sang raja menggebrak meja dan menatap murka sang anak. "KAU BERANI MEMBANTAH KU?!"
Pierre mengeraskan rahangnya. Ini, ini yang ia benci. Ia benci tidak bisa melawan keinginan sang ayah. Ia benci itu.
"Vernon tidak pantas untuk kau bela! Ia hanya keluarga kedua yang derajatnya ada dibawah kita! Kau, kau harus menikahi Noella. Benar, kau harus menikahinya dan menjadikannya permaisuri." Ucap sang raja menatap putranya.
"Bahkan Vernon lebih baik dibandingkan ayah yang mengotori tangannya sendiri akan darah saudaranya sendiri." Ucap Pierre menatap sang ayah.
Tentunya dalam hal itu sang raja menatap murka. "Sudah ku katakan berulangkali, jaga bicaramu, Pierre!"
"Jaga bicara ku? Ayah, aku benar-benar sudah muak dengan permintaan ayah, aku lelah. Tidak bisakah membiarkan ku istirahat sejenak? Sebentar saja?" Tanya Pierre menatap sendu.
"Tidak, tidak bisa. Kau harus selalu waspada dengan kekuasaan mu sekarang. Kau tidak boleh beristirahat. Karena, jika kau beristirahat maka-"
"Maka Vernon akan merebutnya? Iyaa ayah?" Tanya Pierre menatap tak percaya kepada sang ayah.
Raja memalingkan wajahnya. "Itu memang sudah takdir. Keluarga kedua selalu menjadi pesaing dengan keluarga utama."
"Selalu saja begitu! Ayah selalu mengatakan hal itu! Bahkan, ayah tak mengerti apa itu keluarga! Mengapa selalu ada kekuasaan dan kekuasaan ayah?! Mengapa?! Apakah tidak cukup ayah merasakan duduk di singgasana? Apakah ayah masih menginginkan kekuasaan yang tak seberapa itu? Iyaa ayah? JAWAB AYAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...