LISA x JAEHYUN

576 47 2
                                    

Hai Suamiku, apa kabar ?
Hehehe, jangan marah dulu ya Jaden. Aku tau kalau kamu dengar panggilan ini dari mulutku pasti kamu akan sangat membencinya.
Tapi ini akan jadi pertama dan terakhir kalinya aku memanggil kamu seperti ini,aku janji.

Jaden maaf ya sudah merusak mimpimu untuk menikahi perempuan yang kamu cintai selama ini. Maaf karena akupun tidak bisa menolak keinginan orangtua kita, karena ini adalah wasiat terakhir sebelum Ayahku meninggal. Jadi berhenti marah dengan mama dan papa kamu juga ya. Biar nanti saat bertemu aku saja yang marah pada ayahku karena membuat permintaan yang membuatmu tidak bahagia.

Jaden, maaf aku juga sudah ingkar janji untuk tidak jatuh cinta padamu. Sebenarnya aku sudah jatuh cinta bahkan jauh sebelum kita dijodohkan dan menikah. Ingatkah kamu gadis kecil cengeng berusia 10 tahun yang kamu tolong saat jatuh dari sepeda di taman komplek rumah kita ? Iya, itu aku. Mungkin kamu lupa tapi aku selalu ingat pahlawanku. Berarti aku sudah mencintaimu selama 15 tahun. Hehehehe gadis cengeng itu memang sangat setia sekali.

Jaden, aku juga minta maaf tidak bisa menyelesaikan kontrak pernikahan kita sampai setahun. Ternyata Ayah dan Ibuku sudah sangat merindukanku di sana. Aku harus segera menemui mereka.

Aku harap setelah ini kamu akan bisa menjemput kebahagiaan dengan wanita yang selalu kamu cintai selama ini. Maaf telah membuat kalian menunggu lama karena wanita egois yang ingin menepati janji terhadap wasiat ayahnya ini. Kalian pantas berbahagia berdua selamanya. Dan aku yakin kalian akan memiliki anak yang lucu-lucu,cantik dan tampan seperti kalian berdua.

Jadi Jaden, aku pamit ya. Aku akan pergi dan tidak akan pernah mengganggu hidupmu lagi. Tidak akan pernah muncul di hadapanmu lagi. Sesuai yang kau inginkan selama ini.

Selamat berbahagia Jaden. Aku akan mengawasimu dari atas. Jangan coba-coba bersedih atau aku akan menghantuimu sampai kamu muak. Hehehehe.

Jaden, sepertinya aku sudah mengantuk. Aku harus tidur dan setidaknya bermimpi bertemu denganmu untuk terakhir kalinya. Tolong jangan marah ya aku ingin sekali saja melihatmu tersenyum padaku walau itu hanya di mimpi.

Jadi Jaden, sampai jumpa lagi.

Yang selalu mencintaimu,
Alice

Setelah membaca surat tersebut, Jaden langsung lari meninggalkan ruang kerja menuju mobilnya. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia menyesal mengabaikan seluruh telepon kedua orangtuanya yang berdering sedari pagi padahal orangtuanya sudah mengabarkan dari 3 hari yang lalu bahwa Alice istrinya pingsan dan harus di rawat di rumah sakit. Dia mengabaikannya karena mengira Alice hanya cari perhatian karena dia tahu Jaden saat itu sedang berlibur bersama kekasihnya,Rosie.

Ya,siang tadi datang paket kilat yang dikirimkan ke kantornya. Sepucuk surat tanpa nama. Setelah membuka dan membacanya mungkin Jaden tidak akan mengira kalau surat tersebut akan mengubah segala keangkuhannya menjadi penyesalan tak berujung.

Derap suara kaki Jaden menggema di seluruh lorong rumah sakit. Di ujung lorong nampak dua orang paruh baya sedang menangis di depan kamar rawat VIP. Dengan langkah yang melambat Jaden menghampiri kedua orangtuanya. Dia menepis segala pikiran buruk yang berkecamuk semenjak perjalanan menuju ke rumah sakit.

"Dimana Alice Ma?"

Tidak ada jawaban.

"Pa, Alice baik-baik saja kan?"

Letters   || END ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang