"Woi Nei."
"Hm?" Sahut Neisha dengan keadaan sangat-sangat-sangat mengantuk.
"Dah ngantuk aja lo." Komen Asta. "Baru jam setengah 12 malem."
"Ini tengah malem, bocil." Neisha kembali menguap. "Mana tugas banyak banget lagi."
"Makanya tidur siang itu dibangunin mau." Asta beranjak, membawa laptop dan tumpukan kertasnya. "Jangan malah tidur sampe sore."
"Iya, iya."
Asta berbalik dan melangkah menuju pintu ruang utama. "Gua duluan"
"Oke." Neisha untuk kesekian kalinya menguap. "Thanks udah nemenin gua."
"Sama-sama."
Dan berlanjutlah perlawanan Neisha terhadap kantuknya, sampai akhirnya dia tidak kuat dan tertidur lelap di sofa.
Keesokan harinya, Neisha terbangun dalam keaadan masih diatas sofa dan mendapati ada Asta dan Cathrine sedang main kelomang tidak jauh dari tempatnya.
"Morning, sleeping beauty." Sapa Asta saat menyadari Neisha sudah terbangun. "Janji ga salting tuh."
"Hah?"
"Yah, loading dianya." Cathrine memutar bola matanya. "Siapa tuh pangerannya?"
"Siapa lagi?" Asta menangkap kelomang yang hampir bunuh diri.
Neisha menatap Asta dan Cathrine (yang balas menatap kearahnya) bingung, sebelum menyadari bahwa pagi itu sangat hangat.
Dia melihat ke arah kakinya dan menyadari kalau dia telah diselimuti dengan jaket entah milik siapa.
"Punya lo As?" Tanya Neisha.
"Ga lah, stupid." Asta berdecak kesal. "Lo kebanyakan tidur sore kayaknya."
Neisha mengambil jaket itu dan memperhatikan sisinya, sebelum mendapatkan sebuah kartu ucapan di kantong jaket tersebut.
Sweet 17, Nei
-Zayyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
XIB
RandomKetika para anak SMA anti-normal berhadapan dengan hal-hal seperti ke-paranormal-an dan konspirasi anti-riil