46. Mama

825 118 63
                                    

૮ .◜◡◝ ა♡≽^•⩊•^≼

KIMI berkumpul bersama Zidan dan Bening di depan kelas mereka X-3 dan X-4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KIMI berkumpul bersama Zidan dan Bening di depan kelas mereka X-3 dan X-4. Ini adalah hari dimana pengambilan raport pada semester ganjil dilakukan. Selain pengambilan Raport wali kelas juga akan mengkonfirmasi pilihan jurusan peserta didik kepada orang tua atau wali mereka. 

"Nek! Gimana Zidan?" Tanya Bening saat melihat wali Zidan keluar dari kelasnya dengan menenteng map besar berwarna hitam dengan logo sekolah. 

"Alhamdulillah nilainya bagus-bagus!" Bangga perempuan berumur namun nampak segar dengan hijab hijau mudanya. 

Seharusnya Ibunya Zidan yang mengambil Raport, namun karena tidak bisa meninggalkan Kios di pasar, nenek yang masih aktif menjahit itu pun menutup toko dan bersama Cucu satu-satunya datang untuk mengambil hasil belajar Zidan selama setengah tahun di sekolah ini. 

"Pinter juga lu, Dan!" Puji Bening saat melihat rentetan nilai 85 hingga 95 pada beberapa mata pelajaran di tabel raport si paling tinggi di sana. 

"Ning! Nyokap lu keluar, noh!" Bisik Kimi melihat Mama dari orang yang ia bisiki itu baru keluar dari pintu yang berbeda dari nenek Zidan. 

"Gimana, Mah?"

"Syukurnya ga ada yang merah!" Jawab yang kini memberikan map yang serupa dengan yang sebelumnya dipegang oleh nenek Zidan. 

"Kalah lu sama gue!" Bangga Zidan karena memang nilai Ning tidak setinggi milik Zidan kecuali dua Mapel yaitu TIK dan Seni Budaya yang dua-duanya seragam yaitu nilai pengetahuannya 100 dan Keterampilannya 98. 

"Tapi lu ga ada 100 kan? Nih, liat! Gue ada dua seratusnya!" Pamer Bening ga mau kalah karena memang ia ahli dalam bidang yang berbeda dengan Zidan. 

Sementara Bening masih memeriksa nilainya bersama Kimi masih menantikan kehadiran Catur yang belum datang padahal di kelas sudah hampir kosong hanya tinggal wali Nirmala yaitu Mama bang saka dan seorang wali murid yang masih berbicara dengan walikelas mereka.

Baru ingin menghubungi Catur melalui gawai, perempuan dengan rambut panjang bergelombang itu kini sudah muncul dari lorong dekat toilet dengan masih menggunakan ransel kuliah dan menenteng totebag berisi hasil revisiannya.

"Maaf yah! Masih sempat kan?"

"Iya, di sini!" Kimi mempersilahkan Catur masuk ke kelas setelah mengambil Totebag Catur yang ternyata cukup berat. 

Catur pun masuk setelah tersenyum menyapa Mama Bening dan Nenek Zidan. 

Dari kejauhan Kimi menangkap sosok Dwi yang tengah berbicara dengan salah satu guru senior yang kebetulan belum mengajar Kimi. 

"Iya, Pak. Alhamdulillah." Samar-samar terdengar pembicaraan mereka yang menggema di lorong karena tidak cukup jauh dari mereka. 

"Ambil raport siapa?"

24.3 Jenselle AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang