ganendra dan dunianya

647 83 13
                                    

!! HARSH WORD!! !! 16+!! !! FIGTH!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

!! HARSH WORD!!
!! 16+!!
!! FIGTH!!!















Bagas, sebagai anak tengah ia tumbuh dengan dunia dan sikap yang berbeda dari saudaranya yang lain. Melihat seluruh sifat keluarganya tentu dapat dirasakan jika Bagas mempunyai keistimewaan tersendiri. Jarak umur dari kakak dan adiknya bisa dibilang dekat membuat Bagas sering mengalah juga, ia sejak kecil lebih sering mencoba daripada bertanya.

Umur dua tahun ia punya Theo yang lahir sebagai adiknya. Membuat Bagas lebih sering mencoba mendewasakan dirinya sendiri. Jika Arjuna si sulung yang didewasakan oleh tuntutannya sebagai keturunan pertama, maka Bagas adalah orang yang mencoba mendewasakan dirinya sendiri sebab ia berpikir telah menjadi seorang kakak.

Ia orang yang mudah bergaul dan mengerti sekelilingnya. Ia tumbuh menjadi Bagas yang ceria, cerdik, juga terkadang nakal dan jahil. Bisa dikatakan dunia akan sepi tanpa celotehan Bagas.

Bagas pernah kehilangan. Ia memang tak dekat dengan adik bungsunya dulu. Kaivan lahir saat bagas berusia 4-5 tahunan. Yang mana orang tuanya akan sibuk mengurus Kaivan yang masih bayi dan Theo yang masih sangat kecil. Saat itu Bagas lebih memilih untuk pergi bermain saja, toh dirumah tak ada yang mencarinya juga memperhatikannya. Pikirnya.

Sampai suatu ketika sang adik bungsu hilang entah apa penyebabnya. Bagas kecil hanya bisa mendengarkan dan melihat sang ibu menangis meraung menginginkan anak kesayangannya, mendengarkan setiap bentakan ayahnya pada para suruhannya yang sama sekali tak mendapatkan hasil untuk menemukan Kaivan. Ia juga melihat dua kakaknya yang sama-sama diam setelahnya.

Bertahun-tahun berjalan rumah besar itu menjadi sepi dan monokrom. Hanya ada suara para maid membersihkan dan mobil berlalu lalang. Mereka lebih sering menghabiskan waktu diluar hanya untuk menyingkirkan pikiran tentang si bungsu.

Sama halnya Bagas yang juga sering keluar hingga malam untuk nongkrong atau bahkan balapan liar. Jika saudaranya mendapatkan luka parah karena pertarungan yang jarang terjadi. Maka Bagas sering mendapatkan luka ringan setiap hari, entah karena jatuh di arena, tawuran, dan kecelakaan ringan misalnya menabrak gerbang sekolahnya atau pohon-pohon di mansion.

Hal di luar mansion yang dilakukan Bagas bukan hanya semata untuk mencari kebahagiaan sesaat baginya. Tapi juga mencari informasi dimana adik bungsunya berada. Awalnya Bagas hanya ingin menemukan adiknya agar sang bunda bahagia dan kembali mendapatkan senyum termanisnya. Tapi, setelah dilihatnya Kaivan. Ia malah menyayanginya lebih dari dirinya sendiri.

Ia dapat merasakan hadirnya kaivan merubah segalanya. Salah satu contoh kecilnya adalah suasana mansion yang mulai berwarna. Bagas bahkan lebih sering dirumah hanya untuk bermain dengan adik gemasnya.

Tapi kini dunia Bagas kembali dipecah. Ia kehilangan adiknya lagi. Biasanya Bagas santai saat menghadapi keadaan yang menimpa saudaranya. Tapi tidak dengan Kaivan. Bukan berarti Bagas membedakan, tetapi Bagas tau tenaga dan kemampuan saudaranya yang lain. Sedangkan Kaivan ia baru bertemu dengannya setengah tahun ini. Yang berarti anak itu belum terbekali apa yang diajarkan keluarga ini. Ia anak yang tidak tahu menahu latar belakang keluarganya.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang