1. Pertanyaan Mereka

403 25 1
                                    

Tap.... Tap... Tap...

Suara langkah kaki terdengar bersemangat di sepanjang lorong yang sepi, seorang gadis manis menggenggam buku tulisnya erat, disekelilingnya ada dua pengawal bertubuh kekar nan tegap.

"tahanan 00323 sudah berada di dalam, waktu anda hanya 2 jam, tekan tombol berwarna merah yang ada di bawah meja jika tahanan melakukan hal yang berbahaya mengerti?" kata seorang penjaga yang berjaga di depan pintu ruangan.

"baik, saya mengerti" gadis itu menghembuskan nafasnya perlahan lalu dengan tegas membuka pintu ruangan di depannya.

Pintu terbuka dengan perlahan, seorang pemuda tengah duduk diam disana, melamun, entah apa yang ia pikirkan. Pemuda itu sangat indah, terlalu indah sehingga standar kecantikan tidak ada apa-apanya di banding dirinya, pikirannya yang entah kemana tidak membuatnya kosong malah menghadirkan rasa kesepian yang pekat.

Sebutan 'Kecantikan iblis' memang pantas disandangnya.

"pe- permisi... Halo, aku ah maksud saya, saya... Uhhh maaf" gadis itu nampak gugup, diangkatnya kepalanya yang tertunduk untuk melihat pemuda di depannya. Pemuda itu tetap duduk diam dengan sedikit senyum di ujung bibirnya seolah terhibur dengan tingkah konyol anak itu.

"tidak apa, pelan-pelan saja. Kupikir aku tidak semenakutkan itu kan?" suara pemuda itu lembut dan jernih, memberi ilusi kalau dia adalah sosok yang halus dan lemah lembut.

"eumm halo, nama saya electra"

"seperti yang anda tahu, semua orang bertanya-tanya tentang alasan dibalik perilaku tidak pantas yang anda lakukan, saya disini sebagai perwakilan dari stasiun tv R ingin meliput kisah ini" jelas gadis itu lancar.

"kau tahu syaratnya kan?" tanya pemuda itu lagi.

"iya, anda meminta untuk tidak mengubah sedikitpun hal yang anda ceritakan. Anda tenang saja stasiun tv kami tidak akan mencampuri cerita anda" gadis itu menatap mata Bintang dengan seksama seolah ingin secepatnya menggali cerita yang ada dibawah kulit pemuda itu.

"baiklah, kau bisa mulai" kata pemuda itu mengizinkan.

"Bintang Rigel, anak angkat dari keluarga adhiyaksa, seorang jenius muda yang memenangkan kejuaran komputer tingkat dunia di usia yang masih sangat muda. Anda juga banyak melukis di waktu luang anda, bahkan saat menjadi tahananpun lukisan anda masih terjual dengan harga yang fantastis di sebuah rumah lelang"

"keluarga adhiyaksa mengadopsi anda saat anda masih berumur 8 tahun, mereka sering membawa anda dan memperkenalkan anda kepada orang-orang kaya dalam lingkaran teman mereka, sangat jelas bahwa anda sangat dihargai oleh pasangan itu bahkan anak mereka sendiri Zeon, tidak mendapatkan perlakuan seperti itu"

"mereka menyekolahkan anda, menampung anda, membesarkan anda. Pasangan adhiyaksa sangat peduli dengan anda, jadi kenapa?"

"kenapa... Kenapa anda menghilangkan nyawa mereka dengan brutal dan tidak manusiawi? Kenapa anda bisa menjadi sangat kejam pada orang yang memberikan kesempatan hidup yang lebih baik pada anda?" kata gadis itu tegas, tadinya dia terpesona pada pemuda di depannya hingga lupa bahwa orang ini adalah monster tidak tahu diri yang tidak punya belas kasihan.

"anda juga berpikir seperti itu kan?" kata pemuda itu sambil menunduk.

"apa?" tanya gadis itu bingung.

"berpikir kalau aku adalah jenius yang sia-sia, aku adalah serigala bermata putih yang membunuh orang yang merawatku. Tapi pernahkah kau berpikir jika keluarga adhiyaksa sebenarnya bukan malaikat yang kurang beruntung bertemu iblis sepertiku, melainkan lintah penghisap darah yang menempel dengan erat padaku"

"mereka bodoh dan tidak berguna, munafik dan menjijikan, akulah yang tidak beruntung bertemu dengan mereka" pemuda itu mengangkat kepalanya perlahan, suaranya masih lembut dan tenang seolah dia membicarakan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan dirinya tapi kebencian di matanya meluap.

Matanya merah, dia membenci keluarga adhiyaksa, bahkan jika dia sudah membunuh mereka dia masih ingin membunuh orang-orang itu lagi dan lagi dan tidak pernah berhenti.

Bintang tidak rela, dia tidak bisa berdamai dengan keadaan yang ia terima. Dapat dipastikan jika bintang diizinkan keluar untuk sehari yang dia lakukan adalah menggali kembali kuburan orang-orang itu dan menyiksa apa yang tersisa dari mereka.

"apa yang membuat anda sampai membenci mereka seperti ini?"

"jika bisa kembali, aku tidak akan mau di adopsi keluarga adhiyaksa, aku akan belajar dengan sangat giat, aku akan berusaha dengan sangat keras, aku akan melakukan 10 kali lipat dari apa yang dilakukan orang-orang"

"seandainya aku lebih pintar... Gadis itu mungkin masih disini, aku mungkin masih terus memasak sarapan untuknya, aku mungkin masih menyanyikan lagu tidur untuknya, aku mungkin masih bisa melihatnya kebingungan dengan matematika dasar yang sebenarnya sangat mudah..." pemuda itu terkekeh, kelembutan di matanya hadir saat membahas gadis itu, kelembutan itu membuat electra tersadar bahwa iblis di depannya mungkin dulunya pernah menjadi malaikat seseorang.

"kami harusnya bisa bahagia" perasaan tidak rela memenuhi seluruh ruangan, bahkan mampu membuat electra merasakan keengganan yang ada pada jenius muda itu.

Bintang Yang Jatuh.Where stories live. Discover now