11- Berantem

466 24 3
                                    

Hi, jangan lupa votenya ya!

Thank you♧

■■■

Kalau biasanya alarm yang membuat Viara bangun dari tidurnya, tapi kali ini tidak, melainkan notif dari handphonenya yang terus menerus berdering, yang mana benda itu ia letakkan tepat disamping bantalnya.

Viara menguap sembari mengucek-ucek matanya, ia mendengus kecil mendengar notif handphonenya yang tak kunjung berhenti.

Ia mengambil benda itu hendak melihat siapa yang mengiriminya pesan sebanyak itu.

Saat melihat orang yang mengirim pesan, menelfon hingga ia terbangun, Viara lagi-lagi mengeluarkan dengusannya, ia kesal, teman-temannya dengan kompak menyepam WhatsApp nya.

Sagara

|Dateng sekolah nggak?


Dan masih banyak lagi pesan dari teman-temannya, Viara hanya mampu menghela nafas, setelahnya ia memegang kepalanya yang terasa sakit, ia menoleh pada jam dinding yang mana waktu sekarang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

Viara meringis kesakitan tak henti memegang kepalanya yang berdenyut-denyut, karena merasa dirinya akan sakit, alhasil ia memutuskan untuk tidak pergi sekolah dulu hari ini, dengan menyampaikan izinnya pada Sagara.

Setelahnya ia menyimpan handphonenya lalu kembali tertidur.

Ditempat yang berlawanan, seorang lelaki tengah memandangi layar handphonenya dengan cemas. Setelah mendapatkan balasan dari Viara yang mengabarkan bahwa dirinya sedang sakit, dan tidak bisa masuk sekolah hari ini. Sagara sontak menampilkan wajah cemas, ia berniat untuk menjenguknya pulang sekolah.

Bel berbunyi, dan anak-anak kompak menyambut kedatangan Guru mereka.

“Sagara, kumpulkan tugas anak-anak ya,” ini sudah menjadi tugas Sagara sebagai ketua kelas.

Pemuda berseragam putih abu-abu itu beranjak dari duduknya maju kedepan, lalu memerintahkan kepada murid-murid untuk mengumpulkan tugas masing-masing. Setelah semua terkumpul, Sagara mulai menyusun buku-buku itu dan tak lupa memeriksa nama-nama mereka.

“Sudah selesai, Nak?” tanya Bu lathif. Sagara menoleh dan mengangguk sebagai jawaban, “Yasudah, kamu boleh kembali,” pinta Bu lathif.

“Viara izin tidak masuk hari ini Bu, dia sakit,” ucap Sagara dengan muka datar.

Mendengar hal itu, murid-murid dikelas serempak bertanya pada Sagara, tentang keadaan Viara, namun nampaknya lelaki itu hanya cuek saja.

Setelah mendapatkan jawaban Bu lathif, Sagara segera kembali ke tempat duduknya semula.

“Pantes, gue telfon nggak di angkat-angkat,” ucap Dasha.

“Pulsek kita jengukin aja gimana?” tawar Basmalah.

“Boleh.”

•••

“Deron, lo dipanggil sama Bu lathif,”

Anderon, yang tengah berjalan santai menuju kantin terpaksa menunda niatnya, ia menoleh kebelakang, menatap sekilas cewek itu lalu pergi melewatinya tanpa mengeluarkan kalimat sepatah katapun.

𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang