Kamar mandi Forth sebenarnya lebih besar dari kamar mandi Beam. Kamarnya juga. Beam mengira itu karena Forth punya ruangan di sudut. Kamar sudut selalu memiliki lebih banyak ruang. Alih-alih pancuran terbuka dengan tirai seperti yang dimiliki Beam, Forth sebenarnya memiliki pintu geser buram di mana kau hanya dapat melihat sosok berkabut ketika melihatnya.
Forth mendengar pintu kamar mandi terbuka dan tertutup dan dia terlonjak mendengar suara itu. Dia sudah menyabuni tubuhnya dengan sabun ketika dia membuka pintu kembali dan mengintip ke luar. Ada Beam yang berdiri di tengah kamar mandi hanya dengan celana pendek basketnya.
"Beam?" Forth menarik pintu lebih lebar agar wajahnya bisa masuk dan dia bisa melihat lebih baik.
"Aku merubah pikiranku." Beam berkata dengan suara gugup. "Aku ingin bergabung denganmu."
Tanpa berpikir lebih jauh, Forth mendorong pintu kamar mandi hingga terbuka dan menatap ke arah Beam.
Serius?? Pikir Forth.
Beam mengarahkan pandangannya ke tubuh Forth yang telanjang bulat, berkilauan dalam sabun dan air yang mengalir di dada, lengan, dan kakinya. Matanya tertuju sejenak pada titik khusus di antara kedua kakinya sebelum bertemu dengan tatapan Forth lagi.
Keterkejutan Forth dengan cepat berubah menjadi gairah ketika dia melihat Beam menurunkan celana pendeknya dan keluar dari sana. Jantung Beam berdebar kencang di dadanya. Bagaimana jika Forth hanya bercanda dan menolaknya? Apa kali ini giliran Beam yang ditolak (lagi!)? Namun semua rasa tidak aman yang dirasakan Beam lenyap saat Forth mengulurkan tangannya untuk menarik Beam, mengajaknya mandi.
Beam berjalan mendekat dan meraih tangannya dan melangkah masuk. Mereka berdiri saling menatap sejenak sebelum Forth membiarkan Beam masuk ke dalam air. Beam membiarkan air menutupinya beberapa saat sebelum menggunakan sebagian sabun mandi Forth di rak yang menempel di dinding pancuran. Dia menyabuni dirinya dan membasuh tubuhnya saat Forth menyaksikan dengan kagum. Forth tidak tahu apa Beam sengaja berusaha menjadi seksi, tapi dia menikmati hanya dengan melihatnya.
Beam berbalik menghadap Forth. Forth memandangnya dari atas ke bawah sekali sebelum dia tidak bisa menahannya lagi. Dia melingkarkan lengannya di pinggang kecil Beam dan menariknya mendekat dan mencium mulut penuhnya. Beam praktis melebur ke dalam Forth saat dia membalas ciumannya, mengusapkan tangannya ke dada dan lengan Forth, dan akhirnya mengalungkannya di lehernya.
Ciuman lain yang mereka bagikan satu sama lain semuanya bersifat tentatif, mengeksplorasi, atau romantis. Kali ini tak satupun dari mereka menahan apapun. Mereka lapar satu sama lain dan itulah yang terpenting saat ini.
Beam membuka bibirnya dan Forth menyelipkan lidahnya ke dalam. Gelombang gairah yang kuat menjalar ke tubuh Beam dan mendarat tepat di antara kedua kakinya. Dia mengerang ke dalam mulut Forth dan menyandarkan tubuhnya sejauh mungkin. Dia ingin berada sedekat mungkin dengan Forth. Mata Forth terpejam saat tangannya menelusuri tubuh Beam ke atas dan ke bawah, mencengkeram pinggul dan pantatnya.
Dia bergerak untuk menekan Beam ke dinding dan keluar dari bawah aliran air. Dia menekan dirinya ke dalam Beam dan mulai perlahan-lahan menggerakkan pinggulnya ke dalam dirinya.
"Hmm." Beam melepaskan diri dari ciuman itu, matanya terpejam nikmat. Forth menggerakkan wajahnya ke bawah untuk menghisap leher Beam sambil terus menggiling. Yang bisa dilakukan Beam hanyalah menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah punggung Forth sambil mencoba menahan erangannya. Dia mulai kehilangan jati dirinya tapi dia masih sadar bahwa dinding asrama itu tipis. Jika ada orang di sebelah, mereka akan dapat mendengar jika suaranya terlalu keras.
Forth meninggalkan banyak cupang di leher dan tulang selangka Beam sebelum kembali ke mulutnya. Bibir Beam menjadi bengkak karena aliran darah saat Forth menghisapnya. Dia tidak bisa menahannya; mereka begitu lembut dan semakin dia menciumnya, semakin dia menginginkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST BY CHANCE (TAMAT)
RomanceBeam jatuh cinta pada Forth sejak tahun pertama mereka di universitas. Semua berawal ketika bertemu selama kontes Bulan dan Bintang. Namun Forth yang dingin, tidak pernah menyadarinya. Sekarang, mereka telah berada di tahun kedua, tapi segalanya m...