34. Birthday Surprise

146 6 9
                                    

"Mami, aku masih ngantuk nih." Marvel mengusap matanya yang masih sangat berat. Membuat Selly yang berdiri di sebelahnya menyenggol lengan anak itu.

"Ih, kamu jangan berisik. Nanti Yaya bangun," bisiknya.

Saat ini ketiganya sedang berdiri didepan pintu kamar Ayra yang memang tidak dikunci. Marvel yang tadi sedang asik menyelami mimpinya, harus pasrah untuk bangun kala dibangunkan oleh ibunda tercinta.

"Sayang, sekarang udah jam berapa?" tanya seorang pria paruh baya pada istrinya.

Selly membalikkan ponsel yang ia jadikan senter. Melihat jam berapa disana. "11. 57, Mas. 3 menit lagi."

Andra mengangguk. Tersenyum kecil mengingat momen dirinya bersama putrinya.

"Time flies so fast," monolognya mendongakkan kepala menatap langit-langit rumah.

"Berarti secara enggak langsung, kita udah 18 tahun bareng-bareng ya?" tanya ibu tiga anak itu mendongak untuk menatap suaminya.

Andra menurunkan pandangannya. Menatap kebawah untuk melihat istri tercinta yang kurang lebih sudah 18 tahun bersamanya. "Iya. Istri kecilku udah dewasa banget. Masih ingat waktu kamu nangis-nangis ke aku karna Ayra gak berhenti nangis waktu digendong. Alhasil, aku harus ngurus dua bayi beda usia yang aku sayang banget."

Mendengar itu membuat pipi Selly merah merona karna malu. "Mas ih," memukul dada suaminya dan memeluknya erat.

"Be carefull babe. Nanti kuenya jatoh." Tak urung juga Andra membalas pelukan istrinya dengan tangan satu lagi yang kosong.

Marvel semakin menguap lebar melihat interaksi mesra orang tuanya itu. "Mata aku udah ngantuk. Liat Mami Papi tambah ngantuk lagi. Gak jadi masuk? Udah jam 11.59 nih. Tunggu didalem aja yang satu menitnya." Tangannya penuh dengan banyak paperbag sebagai hadiah dari Mami dan Papinya untuk kakak tercinta. Terselip juga disana ada hadiah Marvel untuk Ayra.

Walaupun mengantuk, ia masih ingat dimana letak kado Ayra yang sudah ia persiapkan dari lama.

"Aku masuk dulu aja, kalian kalau mau di luar mah terserah." Baru saja ia hendak menerobos orangtuanya yang sedang berdiri di depan pintu, mereka lebih dulu masuk dan meninggalkan dirinya di luar.

"Iya. Tau banget! Gue kan nyamuk!" kesalnya mengehentak-hentakkan kaki masuk ke dalam.

. . .

Ceklek

Ayra sedikit menggeliat dari tidurnya. Ia baru tidur setengah jam yang lalu karna habis menamatkan series yang ia tonton di witivi.

Malas untuk membuka mata, Ayra memilih untuk tetap menutup mata dan melanjutkan tidurnya kembali.

Andra, Selly, dan Marvel masuk kedalam kamar Ayra dengan hati-hati. Melihat jam di dinding yang akan menunjukkan pukul 12 lebih satu detik.

"Oke, udah ganti hari."

Andra mengambil korek api untuk menghidupkan lilin yang membentuk angka 17 itu. Setelahnya menyimpan korek itu kembali, dan menginstruksikan kepada istri dan anaknya untuk bernyanyi bersama.

Diary Ayra: Cerita Cinta SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang