Epilog: Vanilla Syeks

5.5K 426 24
                                    

Entah sekarang ini Sena harus nekat atau memilih mundur, yang jelas suasana kamar resort yang sedang ia tempati dengan Denis untuk bulan madu kedua mereka tiba-tiba terasa dingin.

Setelah mereka menikah di Belanda, mereka tidak merencanakan untuk berlama-lama di sana karena Denis bilang ia lebih ingin bulan madu di Indonesia saja. Jadilah mereka menyewa sebuah resort untuk berdua yang ada di Labuan Bajo sebagai destinasi bulan madu kedua mereka.

"Mas Nares ... Yang bener aja ngasih gue ginian??" monolognya pelan sambil mengangkat kemeja yang di hadiahkan Nares.

Iseng karena Denis sedang keluar, Sena pergi ke kamar mandi untuk mencoba kemeja yang di berikan Nares. Kemeja itu berbahan satin tapi sangat tipis. Bahkan setelah Sena menggunakannya baju itu bisa membuat lekuk tubuhnya terlihat sangat kelas. Jangan lupakan, kedua puting Sena juga sampai tercetak dengan sangat jelas.

"Baju apaan kayak gini?" monolognya lagi dan hendak melepasnya.

"Sayang kamu ke--"

"Waaahh! Mas Denis!"

Denis terpaku saat melihat penampilan Sena. Seingatnya setibanya mereka di resort beberapa menit yang lalu, Sena masih memakai celana jeans dan kaus oblong. Ia juga tahu Sena sempat ingin ganti baju dulu sementara dirinya menerima telepon dari karyawannya tadi, hanya saja Denis tidak membayangkan kalau Sena akan ganti baju dengan celana pendek yang hanya menutupi setengah pahanya, dan juga kemeja satin berwarna krem yang sangat tipis.

"Kamu ... Ganti baju pake itu?" tanya Denis sambil masuk ke dalam kamar mandi yang cukup luas itu.

"Eng-enggak. I-Ini ... Mas Denis salah paham aja. Ini--"

Denis langsung menarik kedua tangan Sena dan memeluk pinggangnya, membuat tubuh mereka sudah tidak lagi berjarak.

"Aku baru inget kalo aku belom ambil jatah setelah kita nikah." bisik Denis di depan wajah Sena dengan suara beratnya.

"M-Mas ..."

Sena sedikit berjengit saat Denis meremas kedua bongkahan bokongnya. Wajahnya sudah memerah karena malu. Kedua kakinya seakan hilang kekuatan, mungkin jika Denis tidak memeluknya ia sudah terduduk di lantai kamar mandi.

"Ke kasur yuk." bisik Denis. Sebenarnya tanpa perlu mengajak Sena juga pasti tidak bisa berbuat apa-apa jika Denis sudah meminta.

Denis mengangkat tubuh Sena dan menggendongnya ala koala menuju tempat tidur. Dengan perlahan ia baringkan tubuh Sena kemudian menciumi seluruh wajah si manis.

Meski ia tidak bisa berbohong kalau nafsunya terpancing, tapi rasa cintanya yang begitu besar membuatnya enggan untuk buru-buru dan membuat Sena merasa tak nyaman.

"Mau buka sendiri apa Mas bukain?" bisik Denis tepat di telinga Sena. Deru napasnya mengenai leher Sena langsung membuat si submisive merinding. Apalagi Denis juga semakin menjadi menjilati belakang telinga dan mencium leher Sena.

"B-Bukain ..."

Denis tersenyum di antara perpotongan leher Sena. Tangan kirinya bergerak membuka setiap kancing kemeja yang Sena pakai sembari dirinya juga membuat tanda kepemilikan di leher Sena.

Tangan Denis tentu tidak langsung diam. Setelah semua kancing kemeja Sena terbuka, ia raba area dada dan perut Sena dengan lembut, memberikan rasa menggelitik hingga membuat Sena merinding.

Sena menggigit bibir bawahnya, menahan diri agar tidak mengeluarkan suara yang aneh-aneh. Kedua tangannya pun turut meremas selimut kasurnya, melampiaskan rasa geli yang menjalar di sekujur tubuhnya akibat tindakan Denis.

"Mana suaranya? Hm?" bisik Denis dan kembali menciumi leher Sena. Entah parfum apa yang Sena pakai, tapi Denis sangat menyukai baunya yang membaur dengan bau alami tubuh Sena.

Drive Me Crazy || The Housekeeper S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang