PART 1

4 1 0
                                    


*Glerrrrrr......* (ceritanya ini gluduk)


Langit mendung mewarnai hari Rabu di SMAN Cita Rasa. Terlihat beberapa anak tengah bergegas memasuki gerbang. Di tengah kerumunan siswa SMA itu tampak seorang gadis sedang khusyuk membaca buku.


"Luna!" Seseorang memanggil.


Sesuai dengan namanya. Luna yang memiliki makna Bulan yang cantik, sangat cocok dengan pemiliknya yang anggun dengan rambut bergelombang, mata bulat berwarna cokelat dengan bulu mata lentik, meskipun tingginya tidak seberapa (153Cm) tapi siapapun pasti terpana ketika melihatnya.


"Eh.. Dina, Lita. Kok kalian sudah ada di sini? Biasanya 5 menit mau bel masuk baru kalian masuk kelas." Sahut Luna.

"Yaa.. kita cuma mau mastiin apa teman kita yang satu ini masih bernafas atau sudah mati." Sambung Dina.

"Ihh.. kaliaaaannn.." *Luna mencubit pipi kedua temannya*

"Ahahahaha aaaammmpppuuunnnn..!!"

"Ya sudah.. ayo buruan masuk kelas. kayanya bel masuk bentar lagi bunyi." Ajak Luna.


Mereka bertiga pun bergegas masuk ke lingkungan sekolah. Belum juga mereka sampai ke kelas, Luna sudah dicegat sesosok laki-laki yang kini berdiri di hadapannya. "Aduuuuhh... ini manusia satu kenapa munculnya harus sekarang sih?" Batin Luna.


"Luna... mau ya jadi pa........."

"Maaf ya.. aku beneran lagi buru-buru mau ke kelas." Belum juga laki-laki itu selesai berbicara Luna sudah memotongnya.


Dan Luna pun berlalu. Meninggalkan lelaki itu yang hanya terpaku melihatnya pergi berjalan menuju kelasnya.


~~*****~~


Waktu menunjukkan pukul tujuh tepat yang artinya bel masuk harus segera dibunyikan.

*kriiiiiiiiiiiiiiinggg.. krrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnggg....*

Siswa dan siswi yang tadinya bergerombol di setiap sudut sekolah seketika semuanya bubar bergegas bagai koloni semut yang tertimpa tetesan hujan di pagi hari.

satu persatu mulai memasuki kelasnya masing-masing untuk menerima mata pelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. setiap mata pelajaran diterima Luna dengan baik dan khusyuk. di SMAN Cita Rasa ini Luna memang terkenal sebagai siswi teladan yang sudah menorehkan banyak prestasi baik akademik maupun non akademik mulai dari sejarah hingga matematika, mulai dari musik hingga taekwondo. Tak jarang Luna menerima surat "CINTA" dari laki-laki yang menyukainya. Tapi, tak ada satupun yang ditanggapinya.

Akhirnya bel istirahat-pun berdering. Luna dan dua sahabatnya keluar dari kelas untuk menikmati waktu istirahatnya yang sedikit itu di kantin. Sesampainya di sana, Luna dan dua sahabatnya terkejut melihat keadaan kantin yang sedikit kacau.


BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

di bawah dekapan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang