Kala menyandarkan kepalanya di mobil mewah milik Keandra. Menikmati alunan musik ditengah rasa lelah yang ia rasakan. Setelah pulang dari sekolah, Elvanno Harrison menyuruh Kala untuk pergi bersama Keandra menghadiri acara yang diadakan oleh rekan kerja ayahnya itu. Bukan acara formal, hanya sebuah pertemuan antar pemilik perusahaan. Awalnya Keandra menolak untuk pergi bersama Kala, namun sang ayah memaksanya. Kala yang tahu bahwa Keandra tidak ingin bersamanya pun menolak, ia akan pergi diantar oleh supir pribadi saja. Tapi tak ada yang bisa membantah seorang Elvanno Harrison.
Saat di dalam mobil suasana canggung menyelimuti mereka berdua, sampai akhirnya Kala bertanya pada Keandra, berusaha untuk memecahkan keheningan yang terjadi.
"Apa kau tidak lelah terus bekerja, Kak?"
Keandra yang saat itu tengah fokus menyetir, memperhatikan Kala yang bertanya dengan heran pada dirinya. Hanya sesaat. Ia kembali memalingkan wajah, tidak menjawab dan hanya diam.
Kala tahu bahwa Keandra mendengar pertanyaannya tadi, namun ia terus saja diam. Dirinya terus berbicara kepada Keandra mengenai hari pertamanya bersekolah di Harrison School walaupun tidak ada sepatah kata dan balasan yang terucap dari mulut Keandra. Hingga Kala menceritakan pertemuannya dengan seseorang. "Kau tahu, Kak? Aku kembali bertemu dengan Audrey."
Keandra memperlambat laju kecepatan mobilnya, setelah sedari tadi hanya diam dan mendengarkan adiknya itu ia lalu menjawab. "Ya, orang tuanya penyumbang saham terbesar di perusahaan Ayah."
Kala menghela napas, mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Menatap kendaraan yang berlalu lalang melintas. Tentu saja Kala tahu mengenai orang tua Audrey. "Aku hanya ingin kebebasan dan memilih keputusan ku sendiri. Merencanakan dan melakukan perjodohan dengannya bukan keinginanku."
Keandra tersenyum kecil, seolah meremehkan. "Harusnya kau senang dan bahagia, Kala. Menjadi pewaris di keluarga Harrison dan menikah dengan putri dari keluarga terkaya. Bukankah itu hal yang yang kau inginkan?"
Kala menatap laki-laki yang disampingnya itu, ia merasa terganggu dengan perkataan Keandra. "Aku tidak ingin semua harta, kekayaan atau apapun itu. Dan aku sama sekali tidak ingin melakukan perjodohan gila yang direncanakan Ayah."
Keandra menghentikan mobilnya yang telah terparkir di depan rumah megah Harrison. Sebelum turun, ia menatap Kala dengan serius. "Berhentilah bersikap keras kepala."
Sesaat Kala terdiam, ia sedikit kecewa mendengar jawaban dari Keandra. "Apa kau juga berada di pihak Ayah? Ikut memaksaku untuk melakukan perjodohan dengan seorang gadis yang tidak aku sukai?"
***
Kala tidak langsung beristirahat. Ia sibuk mencari sesuatu di kamarnya. Sebuah kotak berwarna hitam berisi barang-barang semasa kecilnya yang ia simpan selama bertahun-tahun. Saat Kala membuka isi kotak itu, ia menghela napas lega melihat sebuah kalung yang masih berada disana. Kalung dengan inisial "S" masih diraihnya, karena alasan sebenarnya ia kembali dari Aussie adalah untuk menemukan seorang perempuan pemilik kalung itu.
Saat Kala masih meneliti dan memperhatikan Kalung itu, terdengar suara ketukan dibalik pintu kamarnya. Dengan cepat ia menyimpan kalung itu ke dalam kotak hitam dan menyimpannya kembali ke tempat semula. Ia tidak ingin diketahui oleh orang lain mengenai rencananya.
"Masuk saja." Jawab Kala
Seorang perempuan dengan rambut tergerai masuk ke dalam kamar Kala. "Apa Ibu mengganggu mu?"
Kala menatap ibunya lalu menggeleng. "Tidak. Ada apa?"
Anggun diam sebelum kembali bertanya. "Apa kamu tadi sudah bertemu dengan Audrey, Nak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Teen FictionAskara Harrison Chandrakala, putra kedua dari Elvanno Harrison tetap menolak saat ayahnya menyuruh untuk kembali ke Aussie. Ia tidak ingin kembali dan akan tetap tinggal bersama keluarga Harrison lainnya. Alhasil ayahnya mendaftarkan Kala di sekolah...