10. kemalingan

1.5K 37 0
                                    

Chika menemani suaminya kerja di kantor sungguh ruangan pribadi satria sangat mewah bahkan bisa dibilang hotel bukan ruangan kerja. Chika berjalan keluar balkon menghirup udara segar di pagi hari.

Sedangkan satria hanya meliriknya melihat chika dengan aktifitasnya. Kalau ditemani seperti ini jadi semangat kerja, dan lebih fokus lagi tidak seperti hari-hari biasanya.

Chika menghampiri satria duduk di depan satria yang hanya terbatas meja kerja satria. "Bosan, aku boleh enggak jalan-jalan kantor?" Izin chika penuh harap.

Satria menggeleng. "Enggak. Kamu disini aja tungguin saya kerja abis selesai ini baru saya ajak keliling kantor, keliling Eropa sekalipun saya sanggup" jawab satria.

"Sombong" sinis chika.

Satria tidak menyahut ia kembali fokus dengan laptopnya, saking fokusnya sampai tidak menyadari istrinya tidur. Mendongak menatap chika yang tidur sambil memegang ponselnya.

Mengamati wajah cantik chika yang tidur pulas, jangan lupakan mulutnya yang sedikit terbuka membuat seksi di mata satria pria mesum. Satria membopong tubuh chika ke dalam ruangan tersembunyi hanya dirinya saja yang tahu tidak ada yang pernah masuk kedalam ruangan kamar pribadi satria. Hanya dirinya dan chika yang tahu.

Satria merebahkan tubuh chika ke kasur empuk, menyalakan AC supaya chika tidak kepanasan. "Pulas banget ni orang" kekeh satria.

Chika menggaruk lehernya sampai merah, satria yang melihat itu menepisnya pelan leher chika tidak boleh merah dan meninggalkan luka kecuali ulahnya. Satria.

"Gatel" lirih chika terus mengaruk lehernya kasar.

"Ck! Bikin kesal aja" kesal satria ia menelpon sekretarisnya untuk membelikan obat pereda gatel. Tidak lama pesanannya datang satria langsung mengoleskan ke leher chika yang sudah merah dan sedikit goresan karena kuku.

Satria mencium bibir chika lembut ia langsung keluar kamar sepertinya ia harus segera menyelesaikan kerjaannya supaya bisa tidur berdua dengan istrinya.

***

Satria mengawasi istrinya yang sedang ayunan di taman rumahnya. Sedangkan dirinya mengobrol dengan orang tuanya. "Satria apa kamu benar-benar mencintai gadis itu?" Tanya indra.

Satria menatap papahnya datar. "Kenapa papah nanya gitu?" Tanya balik satria tidak suka.

"Karena perilaku kamu pada gadis itu tidak mencerminkan kasih sayang, malah kebencian" jawab ria.

Satria mendengus kesal. "Satria udah pernah bilang Sama kalian jangan ikut campur soal rumah tangga satria, pah, mah." Marah satria.

Indra berdiri dari duduknya menarik istrinya untuk berdiri. "Terserah kamu, papah, mamah, dan kila akan kembali ke Italia. Papah tidak mau kamu merengek minta bantu karena chika meninggalkan kamu" setelah mengatakan itu indra langsung menarik istri dan menarik anaknya yang sedang memetik bunga.

Satria mengabaikan itu ia langsung menghampiri istrinya memeluk chika dari belakang. "Masuk udah sore" ajak satria mengelus pipi chika lembut.

Chika membalikkan tubuhnya menghadap satria. "Kemana papah sama mamah?" Tanya chika tidak melihat mertuanya.

"Pulang ke Italia" jawab satria seadanya.

Mata chika membulat sempurna. "Hah! pulang? Ko cepat banget sih. Kalau gitu kita antar ke benda----"

"Enggak usah. Mending kita masuk kedalam, mandi, dan makan malam" potong satria menarik chika pelan.

protective Devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang