Part 43. Baby boy?

4.3K 217 17
                                    

"Senyum dari sosok ibu adalah hal yang menenangkan, begitu pula senyum dari seorang istri adalah suatu hal kebahagiaan."

-Azzam Ali Akhtar Mirza-

°°°

Udara sejuk pada pagi hari begitu menyegarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara sejuk pada pagi hari begitu menyegarkan. Sayup-sayup para santri melakukan aktivitasnya pada pagi hari terdengar sampai ke balkon. Pemandangan indah di sebuah balkon rumah, membuat seorang perempuan yang duduk di sofa kursi merasakan nyaman. Kepala yang sedikit menunduk dengan tangan yang sibuk menjahit sebuah topi rajut, membuat netra Alifah terus fokus pada itu saja.

Helaan napas lega terdengar saat topi rajut yang Alifah buat sudah jadi. Menarik kedua ujung bibirnya, Alifah merasa tidak sabar melihat topi rajut ini di pakai oleh anaknya nanti. Tatapan haru pada sebuah topi rajut itu, membuat perasaan Alifah sangat bahagia. Dulu, ia berandai ingin membuat topi rajut dengan buatan tangannya sendiri untuk anaknya kelak, dan sekarang semua sudah tercapai.

 Dulu, ia berandai ingin membuat topi rajut dengan buatan tangannya sendiri untuk anaknya kelak, dan sekarang semua sudah tercapai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alifah mengelus-elus perutnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Ada tatapan bahagia yang terpancar dari matanya.

"Sayang, nanti kalau kamu sudah lahir. Bunda akan memasangkan kamu topi rajut ini. Pasti lucu banget nanti kalau di pakai, adek," ucap Alifah pada calon bayinya di dalam perut.

Sementara sosok laki-laki yang sedari tadi berdiri di belakang sang istri dan mendengar ucapannya, tersenyum hangat. Azzam tidak menyangka jika istrinya sangat pandai dalam menjahit bahkan merajut sebuah topi kecil untuk anaknya. Ada rasa senang dan terharu jika ini salah satu mimpi istrinya jika sudah menikah dan mempunyai anak.

Azzam masih betah berdiri di belakang, bahkan saat tangan istrinya bergerak-gerak sampai membentuk bulatan seperti topi lagi. Karena tidak bisa berdiri saja di belakang, Azzam lantas melangkah mendekati sang istri.

"Sayang," panggil Azzam setelah berada di hadapan istrinya.

Gerakan tangan Alifah terhenti dan mengangkat pandangannya. Mengulas senyum kecil, Alifah lantas meraih tangan suaminya untuk mencium punggung tangannya. Azzam menundukkan kepalanya untuk mencium kening sang istri.

Takdir Sang Ilahi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang