"Tidak ada yang pernah benar-benar menang dalam sebuah peperangan, Nak. Setiap kemenangan hanya akan membawa kita pada periode penjajahan yang baru. Kau lihat bagaimana kita terpaksa diam di tanah pemberian ini? Kita berhasil menaklukan satu negara tapi bukan berarti kita mendapatkan semua kekuasaan itu."
Ren menatap ke arah seorang pria paruh baya. Berdiri tegap dengan tangan disilang di belakang punggung dan bahu yang masih terlihat lurus layaknya seorang perwira, jenderal, memiliki jabatan serta kekuasaan. Di beberapa kesempatan, pria itu tidak semenakutkan yang dia lihat. Dengan baju kaus pollo putih, celana golf panjang warna khaki dan senyuman hangat setiap kali mereka bertemu di meja makan untuk sarapan. Tidak seperti hari ini, saat dilihatnya pria itu memakai seragam. Berbagai macam emblem dan pangkat disematkan di sana. Bukti kewibawaannya bisa mengalahkan satu diktator untuk menyerahkan sebagian wilayah kekuasaan Amerika pada mereka. Sang sekutu.
"Papa."
Pria itu berbalik lalu menghela nafas. Dia duduk di sofa berlapis kulit rusa di hadapan Ren. Untuk sedetik, Ren melirik pada papan nama yang tersemat di saku jas kebesarannya. Ada perasaan bangga setiap kali Ren sadar bahwa mereka memiliki nama depan yang sama. Bahwa selama ini orang menghormati dan menghargai Ren karena mereka mengenalnya sebagai anak dari menteri pertahanan Kazuhiro Mura.
"Aku sudah berjanji pada ayahmu, untuk membiarkanmu pulang begitu kau menginjak umur dua puluh lima tahun. Tanah kelahiranmu bukan di sini, bukan juga di Jepang. Kau adalah seorang anak yang lahir di Asia Timur Raya."
Pernyataan itu membuat tenggorokan Ren seperti menebal. Tidak sanggup dia bahkan untuk menelan ludahnya saat ini.
"Aku_"
"Ayahmu adalah orang yang menyelamatku ketika pengusiran besar-besaran tentara Jepang di Manchuria. Dia mengorbankan hidupnya agar aku bisa selamat keluar dari pelabuhan Incheon dan kembali ke Jepang tapi dengan syarat bahwa aku harus membawamu dan adikmu turut serta. "
Setiap kalimat ibarat dongeng. Mungkin sebenarnya terjadi pada hidup orang lain, bukan pada hidup Ren.
"Lalu pihak Jepang mulai menyusun rencana pembalasan setelah tragedi pemboman Hiroshima dan Nagasaki, Nazi berada di pihak yang sama. Membuat Amerika menerima hukuman daulat lewat perang. Lalu sejak itu, kita berada di sini. Aku membesarkanmu, aku membesarkan kalian hampir tanpa pendamping, tanpa keberadaan seorang istri. Aku menjadikanmu sarjana, seorang calon dokter. Aku mempunyai harapan yang sama dengan adikmu, Ren. Sekarang kau sudah berhak mengetahui kebenarannya. Kau boleh memutuskan sendiri, akan seperti apa kehidupanmu setelah ini."
Lalu Kazuhiro mengeluarkan sebuah amplop cokelat yang dia sodorkan perlahan ke hadapan Ren. Dengan perasaan bingung yang terlalu pekat dan juga kehati-hatian, dia membuka amplop itu. Sepucuk surat dan foto berwarna hitam putih meluncur turun ke telapak tangannya. Dia melihat foto keluarga. Ayah, ibu - yang menggunakan hanbook sederhana, lalu kedua bayi mereka yang berusia kurang dari satu tahun. Mata Ren bergetar. Sesuatu dalam batinnya meneriakkan sebuah penolakan.
Dia lalu membuka sebuah surat usang yang dilipat menjadi dua bagian. Tulisan tangan dengan huruf Jepang pun berderet rapih. Mata Ren mengerjap membaca setiap kalimat di sana. Dia menatap lagi pada sang ayah. Pria itu tersenyum bijak, sama sekali tidak menyalahkan reaksi Ren yang cenderung dingin.
"Selama ini kita berusaha mencari keberadaan adikmu. Setelah menjadi aktivis mahasiswa, apa dia tidak pernah bercerita apapun tentang keinginan atau obsesi yang dia pendam?" tanya Kazuhiro.
Ren mencoba mengingat. Dia dan Kei pernah sekali waktu mengobrol di sebuah kedai kopi. Saat itu berita di televisi menyiarkan tentang kondisi Hitler di Berlin yang tidak baik-baik saja. Meski berdiam di Japan State, dia selalu menganggumi kepemerintahan negara tetangga. Mereka yang berdaulat pada Nazi dan gerakan partai komunisnya, membuat Kei selalu bersemangat setiap kali dia bicara tentang kebijakan-kebijakan politik yang dibuat di Nazi Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN 🔞
Fiksi PenggemarRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...