Satria mencium bruntal chika membuat chika menjerit kesal, sedangkan satria ia malah terkekeh melihat wajah kesal istrinya yang minta di lepaskan. Satria menahan tengkuk chika supaya diam.
Chika mengigit bibir satria yang sialnya malah satria terkekeh kecil. Chika bergidik ngeri melihat satria yang seperti kesetanan. "Lepas kak" lirih chika berusaha melepaskan ciuman satria.
Satria melepaskan ciumannya menatap chika. "Apa sih ganggu aja" kesal satria mengusap bibirnya.
Chika menatap kesal satria. "Aku enggak bisa napas kak" kesal chika mendorong tubuh satria.
Satria menatap tajam chika. "Berani kamu kesal sama gue?, Berani kamu tolak gue, hmm?' tanya satria meraba laci kecil mengambil kater kecil miliknya mengelusnya di depan wajah chika yang ketakutan. "Kau mau merasakan ini?" Tanya satria tersenyum iblis.
Chika menggeleng cepat. "E-enggak, m-maksud aku----"
Satria mencengkeram pipi chika. "Kau jangan membuat saya marah kalau kau tidak mau merasakan sakit" marah satria.
Chika mengangguk. "I-iya. M-maaf" cicit chika ketakutan.
Satria mengangguk pelan ia kembali menaruh kater di tempat biasa. "Bersiaplah temani saya menghadiri acara pernikahan rekan kerja saya" kata satria beranjak dari kasur.
Chika mengangguk ia tidak mau banyak bertanya, berlari menuju kamar mandi tanpa membawa handuk. Saking takutnya dengan satria. Sedangkan satria ia tersenyum miring melihat handuk yang tidak chika bawa.
Beberapa menit chika mandi belum kunjung keluar juga satria tahu kalau istrinya sedang kebingungan. "Cepat saya mau mandi" teriak satria tidak sabar melihat chika bertelanjang dada.
"K-kak ambilkan handuk" teriak chika panik.
"Hah? Saya tidak bisa denger kamu bilang apa?" Tanya satria pura-pura tidak mendengar.
"Handuk, aku lupa" teriak chika sedikit kesal.
Satria mengangguk ia mengetuk pintu kamar mandi. "Ini, kamu buka pintunya sedikit saya sudah ambilkan" kata satria.
Cklek.
"Mana handuknya.......eh" kaget chika saat satria menerobos masuk sambil membawa handuk dengan senyum miringnya menatap chika dari atas sampai bawah.
Melihat itu chika berusaha merebut paksa handuk itu yang sialnya satria malah melempar keluar dan menguncinya dari dalam, Membuat chika panik.
"K-kak aku sudah mandi jangan macam-macam" panik chika berusaha mengambil pakaian kotornya untuk menutup tubuhnya.
Satria tersenyum miring, Menarik chika kedalam dekapannya. "Jangan buru-buru kapan lagi kita melakukannya di kamar mandi, bukankah waktu itu saya pernah bilang kalau saya ingin melakukannya di setiap sudut ruangan? Hmm" ucap satria memojokkan chika ke pojok pintu.
Chika menggeleng. "Katanya k-kita mau ke pernikahan sekarang aku aku si---"
"Jangan buru-buru, acaranya masih lama dan dekat dari rumah kita" potong satria mengelus leher chika.
Puas dengan mengelus menatap tubuh chika satria melepaskan pakaiannya di depan wajah chika yang mampu membuat chika memejamkan matanya. "Kenapa di tutup? Bukankah kamu sudah melihatnya?" Tanya satria menggoda chika yang semakin membuat chika bertambah malu."Kak lebih baik kita keluar, aku sudah selesai man........AHK" ringis chika.
Satria melakukanya dengan kasar menatap wajah chika yang membuat ia semakin semangat. Sedangkan chika ia menjerit keras kesakitan, sungguh tidak memiliki iba pada istrinya sendiri.
Sekitar satu jam satria menyudahi aktivitasnya ia menatap chika yang lemas. "Mau ikut atau tidak?" Tanya satria menggelung rambut chika yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
protective Devil [TAMAT]
Teen FictionSatria Kalandra biasa dipanggil satria pria berprofesi sebagai CEO muda di perusahaan miliknya, Satria official. Sekaligus mafia terkejut. Terobsesi dengan gadis cantik yang tidak sengaja ia temui. Chika kayara gadis berusia 21 tahun harus menerima...