"Cepet sembuh, nanti gak ada yang
bisa gue ajak rebutan selimut."-Jevinza Narendra
***
Ruangan dengan nuansa serba putih, selang infus yang menggantung di tangan, kepala dan kaki diperban, serta rasa nyeri dan sakit di sekujur tubuh. Adalah hal pertama yang dapat Jendral lihat dan rasakan.
Kepalanya sangat sakit, kakinya seolah remuk dan nyeri di seluruh bagian tubuhnya.
Netranya kemudian menangkap sesosok Andy dan Leon yang ternyata terlelap dibawah dengan posisi saling menyandar. Jendral tersenyum tipis melihat itu.
Cklek
Pintu terbuka dan menampakkan seseorang dengan postur tubuh yang agak pendek. Orang yang sudah dapat ditebak, Juna.
"Udah daritadi bangunnya?" tanya Juna setelah menaruh tas di lemari yang tersedia diujung ruangan.
Jendral menggeleng lemah. "Jevin kemana?" tanya Jendral. Dia sudah sangat rindu dengan kembaran biadab-nya itu. Bagaimanapun, Jevin adalah saudara yang paling dekat dengan dirinya.
"Jevin bentar lagi kesini sama Chandra." Juna duduk di kursi sebelah brankar Jendral. "Tau nggak, berapa lama kamu tidur?"
Jendral kembali menggeleng.
"Kamu tidur udah empat hari. Prediksi dari dokternya katanya satu minggu. Tapi alhamdulillah kamu udah bangun," jelas Juna yang membuat Jendral membelalakkan matanya.
"Empat hari? Kok lama banget?"
Juna terkekeh kecil. "Yang penting sekarang kamu udah sadar. Mau makan gak? Emang gak laper, empat hari belum makan sama sekali?"
"Gak nafsu. Nanti aja kalo ada Jevin," tolak Jendral.
Cklek
Pintu kembali terbuka, kini memperlihatkan Jevin dan Chandra yang nyengir ganteng kearah kembarannya.
"Apa aja yang sakit?" tanya Jevin sok khawatir.
"Semua."
"Sini, gue pijitin."
"AAAARHGH CHANDRA!!" Jendral berteriak dikala Chandra tanpa berdosanya menekan lukanya yang diperban. Tapi memang Jendral orang yang kuat, buktinya dia masih bisa berteriak kencang meski dalam keadaan yang tidak sehat.
"AAAAAKKKHH AMPUNN!!" Jevin memelintir tangan Chandra dengan sekuat jiwa dan raga. Membuat korban berteriak kesakitan. Karma itu cepat.
Bagaimana dengan Chandra sendiri? Pada dasarnya, tidak hanya Jendral yang kuat, saudaranya yang lain juga memiliki kekuatan yang lumayan. Seperti Chandra, dia bisa keluar dari rumah sakit tiga hari lalu.
Teriakan melengking dari kembaran master Limbad itu mengejutkan Andy dan Leon yang tertidur pulas. Mereka sampai melotot saking kencangnya teriakan Chandra.
"Kenapa sih?! Berisik banget!"
"Tidur terus lo, Udin!" semprot Jevin pada Leon. "Tadi katanya mau jagain Jendral."
"Yakan ketiduran," balasnya enteng.
"Gue kapan bisa baikan lagi, Bang?" tanya Jendral pada Juna yang menatap adik-adiknya sambil tersenyum tipis.
"Abang kurang tau. Bentar lagi ada dokter yang bakalan cek kamu. Sabar dulu, ya. Kita doa biar kamu bisa cepet sembuh."
"Aamiin," seru mereka kompak.
Sebenarnya jiwa seorang kakak seperti Juna tidaklah tega melihat kondisi lemah Jendral saat ini. Tetapi dengan saudaranya yang lain yang terus tersenyum menimbulkan suatu kebahagiaan bagi Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argana || NCT Dream [REVISI]
Fanfiction⚠BROTHERSHIP AREA, NOT BXB!!⚠ Jangan lupa follow akun wattpad author sebelum membaca! ** Bukan apa-apa, ini hanya tentang keenam Argana yang sama-sama bertarung dengan masa lalu mereka. Kehilangan. Siapa yang tidak pernah merasakan hal ini? Terlebih...