Aku, Kamu, dan Kita [26]

5K 348 30
                                    

Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.

Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment, supaya saya jadi semagat nulis dan rajin update... amin...

Okayy, selamat membaca semuanya












______________________________________



Tak henti-hentinya Zee menatap foto yang baru saja ayah mertuanya ambil kemarin. Ini adalah foto pertamanya bersama Marsha, selain foto bersama keluarga dan foto pernikahan mereka.

 Ini adalah foto pertamanya bersama Marsha, selain foto bersama keluarga dan foto pernikahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biarkan saya sedikit jelaskan tentang bagaimana bisa terciptanya foto ini. Sore itu, Jinan memberikan kado ulang tahun pernikahan mereka kemeja, lalu Jinan menyuruh Zee dan Marsha untuk segera mengganti baju mereka dengan kemeja tersebut. Setelah mengganti baju mereka, Jinan menyuruh keduanya untuk berpose lalu Jinan mengambil foto.

Setelah itu, Cindy memberikan sebuah kado yang terbungkus dalam sebuah kotak yang rapi. Cindy memberikan kotak itu pada Marsha, lalu membisikan sesuatu padanya. Lantas Zee bertanya pada Marsha, apa yang dibilang oleh bundanya barusan, Marsha bilang, kata bundanya itu isinya pakaian, tapi dia harus membukanya di rumah, dan harus segera memakainya, dan juga Zee tidak boleh melihatnya terlebih dahulu isi dari kotak itu.

Saat di perjalanan pulang, Zee menanyakan pada Marsha, kenapa dia tidak boleh melihat isi kotak itu terlebih dahulu. Padahal, kalau dipikir-pikir itu juga hak Zee untuk melihat, karena itu kado ulang tahun pernikahannya.

Kembali pada Zee, dia kini sedang berada di dapur rumahnya untuk meminum teh rasa buah yang biasanya dia minum. Zee membawa sebuah gelas yang berisikan teh rasa buah tersebut untuk Marsha.

Ceklek

Zee membuka pintu kamarnya, tiba-tiba dia diam membisu, juga mematung di tempatnya bediri. Dia menelan ludahnya dengan susah payah.

Zee langsung berjalan masuk kedalam kamarnya, dia menghampiri Marsha yang duduk di bibir kasur menghadap tempatnya berdiri tadi. Zee duduk disebelah Marsha, kemudian memberikan minuman yang ada di gelasnya.

Marsha meminum teh rasa buah yang Zee berikan. Setelah teh itu habis, Marsha meletakkan gelas itu diatas nakas sebelah ranjang.

Kini Marsha menatap Zee yang duduk tak jauh darinya. Zee duduk disebelahnya dengan jarak sekitar 2 jengkal darinya. Marsha merasa tidak nyaman, pasalnya Zee dari tadi memalingkan wajahnya dari Marsha, seolah-olah tidak ingin Marsha disini.

"Kak, aku jelek ya?" Marsha bertanya dengan suara yang agak bergetar.

Zee langsung menatap Marsha. "No, kamu cantik banget, Marsha" ucapnya. Lalu kembali memalingkan wajahnya.

"Trus kenapa Kak Zee ngak mau natap aku? Bajunya jelek ya? Terlalu jreng warnanya?" Marsha bertanya sambil memegang lengan kanan Zee.

Zee kembali menatap Marsha, menggeleng.

Aku, Kamu, dan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang