Yunan sedang bermain-main dengan boneka kesayangannya. Ingin tahu boneka kesayangannya Yunan seperti apa?
Tada! Seperti inilah bentukannya. Sebenarnya ini boneka kucing dan entah mengapa Yunanda justru memberikannya telinga kelinci pada bonekanya yang telah diberikan kakaknya. Kelakuan anak itu memang selalu saja bikin geleng-geleng kepala.
Vida yang baru saja keluar dari kamarnya, ia melihat anaknya sedang bermain dengan boneka yang diberikannya.
"Hai Yunan, kamu main sendiri? Kok tidak ajak-ajak bunda?" Vida langsung duduk di sebelah anaknya.
Yunanda yang sedari tadi memainkan boneka itu sendirian tiba-tiba sang kakak datang untuk menemaninya bermain.
"Eh ada mas Kala, temenin dulu ya? Bunda dipanggil sebentar." Vida beranjak dari lantai, mengusap-usap surai anaknya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Kalandra terus menemani adiknya hingga terlelap. Tapi adiknya masih sangat bertenaga dan tidak cepat mengantuk.
"Kenapa kamu tidak mengantuk adik kecil? Apa kamu tidak lelah bermain terus?" Tanya Kalandra.
Yunanda menggelengkan kepalanya seakan-akan ia paham dengan perkataan yang diucapkan oleh kakaknya.
Vida sedang berkutat di dapur, ia akan memasak untuk keluarganya makan malam. Ia memasak sendiri dan tidak ada yang membantunya. Suami dan ketiga anaknya sedang berkumpul di ruang tamu, mereka berbincang segala hal.
Beberapa menit kemudian, di meja makan sudah dipenuhi oleh makanan yang Vida masak tadi. Ia pun memanggil anak-anaknya untuk makan siang.
Kalandra menggendong Yunanda dan membawanya ke ruang makan, mungkin mereka sudah menunggu lama.
"Kalian berdua dari mana saja? Kita sudah menunggu kalian sejak tadi loh nah sekarang duduk, kita makan malam bersama." ucap sang ibu.
Mereka pun makan malam bersama, tenang dan damai. Yunanda tidak bisa makan sendiri, jadi ia disuapi oleh Kalandra. Kakak beradik ini terkadang memang sering tidak akur. kata ibu. mereka ini seperti pinang dibelah dua dan bedanya hanya dari tinggi badannya saja. Tinggi badan Yunanda dari gen ayahnya, dan sifatnya juga dari gen ayahnya. Begitupun dengan Kalandra, tetapi ia kebalikannya dari sang adik.
Ah iya, mereka makan malam hanya bersama berempat saja. Untuk saat ini Kalandra dan Hildan sedang berada di rumah, hari senin Mereka sudah kembali beraktivitas. Mereka berdua sedang kuliah di luar kota, tepatnya di Universitas Jember. Tenang saja, mereka akan pulang setiap satu minggu sekali jika tidak sibuk.
"Ayah duluan ya? Ibu, setelah ini kamu ke kamar oke? Aku mau membicarakan sesuatu denganmu," Rizal mengusap-usap surai sang istri lalu ia pergi ke kamar. Entah apa yang akan mereka bicarakan nanti.
Kalandra, Hildan dan Yunanda pun pergi ke kamar Kalandra, supaya adik mereka ini puas bermain. Ya walaupun nanti Kalandra harus merapikannya lagi... tapi tidak masalah, demi adik tercinta senang. Pada masa itu kehidupan dari keluarga ini baik-baik saja tanpa ada musibah satupun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banjir Bandang, 2008
FanficPeristiwa yang terjadi diakibatkan oleh penebangan pohon beringin yang terletak di kota. Pohon tersebut telah berusia ratusan tahun, mungkin penghuni pohon itu tidak terima jika tempat tinggalnya ditebang begitu saja. Peristiwa ini menewaskan 11 kor...