Bab 1: Silsilah dan Pertemuan Tak Terduga

15 2 0
                                    

Pada masa ketika Árboles de la Vida masih dipenuhi peperangan, Lea berdiri di samping jendela kamar kerajaannya, melihat langit yang mendung, pertanda buruk bagi kerajaannya. Dengan air mata di matanya, dia memanggil Herry.

"Herry," kata Lea dengan suara lirih, "kau harus membawa mereka pergi. Mereka tidak boleh tahu mereka adalah anak-anak kerajaan. Mereka harus selamat."

Herry, dengan mata yang penuh kekhawatiran, mengangguk, "Aku akan melindungi mereka dengan nyawaku, Lea."

Dalam kamar bayi yang sunyi, gemerisik daun sakura terdengar dari jendela terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam kamar bayi yang sunyi, gemerisik daun sakura terdengar dari jendela terbuka. Athena, bayi berambut pirang muda, tertidur pulas dengan senyum kecil di bibirnya. Seorang wanita tua dengan rambut pirang yang memutih memasuki kamar tersebut, wajahnya menunjukkan jejak waktu namun mata birunya masih tajam. Dia adalah Lia.

Menatap Athena dengan penuh kasih, Lia berbisik, "Kamu adalah harapan kita, kecilku." Lia menyentuh tanda di punggung Athena, sebuah pohon sakura dengan pedang di bawahnya, mirip dengan tanda di punggungnya sendiri.

Beberapa tahun berlalu, Athena yang kini berusia tiga tahun sering diajak ibunya bermain di taman bermain dekat rumah. Taman itu letaknya tak jauh dari rumah Lia. Dalam salah satu kunjungannya, sambil bermain di ayunan, mata Athena tertuju pada seorang anak laki-laki yang sedang bermain pasir. Dia terjatuh dan lukanya membuat tangannya basah oleh darah.

Tanpa ragu, Athena berlari ke arah anak laki-laki itu. "Kamu kenapa?" tanya Athena dengan wajah cemas.

Anak laki-laki itu menatap Athena, rasa sakit terlihat jelas di wajahnya. "Aku terjatuh," jawabnya pelan.

Dengan sigap, Athena membawa anak laki-laki itu ke arah ibunya. "Ibu, tolong dia!"

Ibu Athena segera memeriksa luka di tangan anak laki-laki itu, sementara Athena memandangnya dengan penuh perhatian. "Namaku Athena, kamu siapa?"

"Aldebaran," jawab anak laki-laki itu sambil tersenyum lemah.

Lia, yang sedang berjalan-jalan di taman, mendekati mereka. Melihat Aldebaran, dia tersenyum. "Oh, kamu Aldebaran! Kau tahu, dulu aku sering mendengar cerita tentang kakekmu dari Lea."

Athena dan Aldebaran saling bertukar tatapan, keduanya merasa ada ikatan khusus yang menghubungkan mereka. Dari hari itu, pertemanan Athena dan Aldebaran dimulai, di bawah naungan cerita-cerita Lia tentang masa lalu.

Árboles de la Vida: Whispers of Destiny | [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang