Chap 8 : Hyacinth, Sungguh Hyunjin Sudah Berusaha

109 20 16
                                    

Cuaca hari ini terasa sangat hangat dan tenang, angin terasa segar, matahari juga bekerjasama dengan baik tidak terasa menyengat kulit. Hari yang cocok sekali untuk berdiam diri menikmati segelas teh dingin dan kukis manis. Jeongin jelas menikmati suasana hangat ini seperti penggambaran di atas. Hari yang tenang di taman-kerajaan. Benar, satu-satunya hal ganjil dari hari menyenangkan Jeongin adalah dia berada di kerajaan Olcavirius.

Setelah festival olahraga selesai, atau lebih tepatnya setelah menangnya Olcavirius melawan Corti dalam pertandingan sepak bola, Minho langsung memboyong adiknya ke kerajaan Olcavirius. Tidak menerima penolakan bahkan tidak menjelaskan alasan mengapa dia memboyong adiknya dengan tergesa-gesa. Jeongin bahkan belum sempat berpamitan dengan Seungmin dan Felix karena Minho sudah menarik kaos belakangnya dan menarik tangan Jisung bersamaan.

Sekarang disinilah dirinya bersama sang kakak sepupu yang wajahnya sebal sekali. Mendung gelap bersarang di wajah tampan sang pangeran mahkota, bahkan bisa saja digambarkan ada petir yang menyambar dari mendung wajah Minho. Satu-satunya hal yang tidak mengenakkan adalah wajah dari Minho. Jisung pulang ke kerajaannya karena ada urusan kerajaan dan berakhir meninggalkan sang kakak sepupu dengan adiknya yang kebingungan.

"Jeongin-ie," panggil Jeongyong yang hari ini mampir ke kerajaan karena ada urusan dari dukedom menyapa adiknya yang tengah tenang sendiri di bangkunya, "Ibu menyuruhmu jika urusan di kerajaan selesai segera pulang."

Minho memincing marah mendengar perkataan Jeongyong. "Sampaikan pada bibi, Jeongin akan menginap seminggu lagi."

"Kamu kenapa sih, M?" tanya Jeongyong penasaran dengan wajah mendung Minho, namun laki-laki itu menolak bicara. Kini Jeongyong memandang adiknya meminta jawaban atasan pertanyaannya, "Kenapa dia, J?"

"Entah, tantrumnya kumat mungkin."

Jeongyong tersenyum mendengar jawaban adiknya itu, diusap puncak kepala Jeongin sayang lalu kembali mengingatkan segera pulang kalau tantrum Minho sudah selesai. Jeongin tersenyum sambil mengangguk. Dia juga rindu kamarnya sendiri tapi kakak sepupunya ini sedang agak ngeselin. Setelah menyampaikan pesan dari ibu mereka Jeongyong kembali ke urusan utamanya, bertemu dengan raja untuk dimintai pertimbangan terkait masalah di dukedom.

Jeongin kembali sibuk dengan teh dinginnya daripada mengurusi tantrum Minho yang makin-makin tidak jelas. Laki-laki itu kini tampak berbicara sendiri sambil sesekali menggebrak meja. Tolong siapapun beritau Minho bahwa dia sudah tua untuk melemparkan tantrum yang tidak beguna begitu. Jeongin sendiri agak jijik tapi hyungnya satu ini agak galak-dia tidak mau berakhir digigit kelinci gila.

Raut wajah Hyunjin yang hari ini juga ada urusan dengan kerajaan Olcavirius tidak kalah sebalnya. Kalau boleh dikatakan, Hyunjin sangatlah sebal dengan Minho atau mungkin marah besar. Karina yang berada di dekat laki-laki itu juga jadi bingung dengan suasana hati Hyunjin. Karina selalu kebagian menjadi representatif untuk kerajaan Corti sedari itu tidak aneh bahwa Hyunjin dan Karina sangat dekat. Selain sama-sama anggota dewan kesiswaan juga tugas Karina di kerajaannya sendiri.

"Yang Mulia, Anda bisa menemui Yang Mulia Raja setelah pertemuan beliau dengan Duke muda Nares," Karina berjalan tiga langkah di belakang Hyunjin sambil membagikan jadwal temu sosok pangeran kerajaan lain dengan sang baginda raja.

"Kalau jadwal Pangeran Mahkota Minho apakah kosong?" Hyunjin berhenti lalu memandang Karina dengan senyum menakutkannya.

Karina terdiam melihat jadwal lagi, "Untuk hari ini jadwal Pangeran Minho kosong, Yang Mulia, beliau sendiri sedang menikmati teh dingin di taman istana."

Mendengarnya senyum Hyunjin makin lebar, melebar penuh seringaian. "Kita temui dia nanti."

Hyunjin berjalan cepat menuju ruangan temu dengan sang pemimpin kerajaan. Mari selesaikan urusan hari ini sebelum akhirnya kita lemparkan kata-kata penuh hinaan kepada sang ahli waris kerajaan. Hyunjin akan protes sebesar dan sekeras-kerasnya kepada Minho.

Hanya Figuran yang Mengagumimu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang