Sesampainya di rumah, Claudia berencana merebahkan diri pada kasur yang sedari tadi melayang di pikirannya. Tapi sepertinya semesta sedang tidak berpihak. Baru saja membuka pintu, ia malah dikejutkan dengan keberadaan kedua orang tuanya beserta saudara laki-lakinya. Ada apa gerangan? Apakah kelurganya sedang menunggu dirinya? Mengapa semua berada di ruang keluarga? Why?
"Tadi papa liat kamu pulang sama cowok, siapa?" Tanya Aris memecahkan keheningan.
"Temen baru Clau, pah." Jawabnya singkat namun tetap sopan.
"Papa sama mama nggak pernah ngelarang kamu buat temenan sama siapa aja. Tapi pesan mama, jangan sampai kejadian satu tahun lalu kembali terulang. Jadi, hati-hati ya sayang." Tutur Gea sembari mengelus rambut anaknya yang sudah duduk disampingnya.
"Bener kata mama, jaga diri lo baik-baik. Karena abang juga nggak mungkin ngawasin 24jam." Ucap Bintang.
"Kamu boleh baik dan percaya sama siapa aja. Tetap waspada sama siapa aja, tapi bukan berarti tidak percaya sama orang lain. Kamu ngerti kan maksud papa?" Tambah Aris.
"Iya pa, Clau ngerti. Clau bakal jaga diri baik-baik, jadi papa, mama sama abang tenang aja ya. Semua akan baik-baik saja. Dan dia? Clau harap dia tidak kembali."
----------------✈️✈️✈️-----------------
Suasana kantin kali ini bisa dibilang lumayan ramai. Hal itu membuat Claudia dan teman-temannya kesulitan untuk mencari meja kosong.
"Semua penuh ya?" Tanya Claudia yang masih melihat kesana-kemari.
"Sepertinya begitu." Sahut Jessica apa adanya.
"Nah mantep, tempat yang sangat strategis." Ucap Rara tiba-tiba.
"Apanya ege?" Jessica pun mengikuti arah pandangan Rara. Begitupun dengan Claudia dan Felly.
"Jangan ngadi-ngadi Lo Ra. Gue masih mau hidup tenang ya." Peringat Jessica.
"Emang kenapa?" Tanya Claudia bingung sendiri.
"Itu tuh tempat duduk gengnya Bara. Geng 'Schwarzer Wolf'." Jawab Felly.
"Schwarzer Wolf?" Beo Claudia.
"Udah ayo kesana dulu. Nanti gue jelasin." Rara, gadis itu menarik ketiga temannya untuk ikut menuju meja Schwarzer Wolf yang terkenal kejam itu.
Lebih tepatnya memaksa ya:v -Author
Udah deh thor, lu diem aja -Rara
"Ayo buruan pergi, sebelum mereka dateng!" Ucap Jessica. Gadis itu benar-benar dibuat panas dingin oleh Rara.
"Bentar, ini ada apa sih? Kenapa nggak boleh duduk disini?" Sedangkan Claudia masih berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
"Intinya gengnya Bara itu horor banget Clau." Sahut Felly.
Horor? Semacam hantu? Atau bagaimana?
"Lo, malah buat Claudia bingung ege!" Tegur Jessica.
"Udah deh,biar gue aja yang cerita." Serobot Rara.
"Jadi,Schwarzer Wolf itu dalam bahasa Jerman berarti serigala hitam. Layaknya seekor serigala, mereka semua itu terkenal kejam dalam memb*nuh mangsanya. Geng yang diketuai Bara juga gitu. Mereka tanpa segan melukai bahkan membun*h siapa aja yang berani mengusik mereka. Makanya, mereka selalu ditakuti oleh banyak orang, termasuk sesama geng motor juga. Anggota mereka itu udah lebih dari 800 orang. Dan kelima pentolannya sekolah disini." Jelas Rara.
"Gila! Panjang umur mereka." Jessica panik bukan main saat melihat kelima laki-laki yang tengah dibicarakan datang.
"Itu mereka. Lo tau Clau, cowok yang paling ganteng diantara mereka, yang bajunya nggak dikancing itu namanya Bara, Bara Devandra Armaga ketua Schwarzer Wolf. Terus yang pake topi itu,... itu inceran gue, gilak ganteng parah. Dia Gibran Alexander wakil ketua geng mereka. Terus yang bawa Snack itu, itu inceran Felly. Si paling makan, Adip Oktavian. Terus yang dasinya di kepala itu sih si sengklek ya. Arka Geovano Permana, wakil ketua OSIS idaman Jessica. Dan yang paling receh, tapi gue juga suka sih, itu namanya Rifky Setya Wijaya." Cerita Rara panjang lebar seraya menunjuk objeknya secara bergantian.
"Udah, ayo buruan pergi!" Ajak Jessica yang sudah menarik teman-temannya.
"Eh bangs*t! Jangan narik-narik!" Ucap Rara naik satu oktaf.
Sedangkan disisi lain, Bara dkk tengah memperhatikan keempat gadis yang tengah membicarakan mereka.
Kok Lo tau thor? Ya gimana gak tau, orang Rara aja nunjuk-nunjuk kalo cerita."Bos, bukannya itu cewek Lo?" Tanya Rifky yang seperti mengenal salah satu dari keempat gadis itu.
"Lah iya anjing. Kok Lo bisa ngeh gitu?" Ucap Arka seraya memukul kepala Rifky.
"Wah si bangsat! Nape Lo?! Punya dendam Lo?! Pake nonyor-nonyor segala?!!" Kesal Rifky yang kepalanya digeplak.
Cantik, gumam salah satu dari lelaki itu.
----------------✈️✈️✈️✈️✈️--------------
"Clau, Lo tadi dianter supir?" Tanya Rara disela-sela pelajaran.
"Enggak, tadi gue bawa motor sih."
"Napa, mau nebeng?" Lanjutnya.
"Hehehehe, tau aja." Rara cengengesan menanggapi tebakan sahabatnya itu yang terlalu tepat.
Tanpa mereka sadari bel pun berbunyi dengan nyaringnya. Itu menandakan bahwa pembelajaran telah usai. Dan mereka semua pun berhamburan keluar kelas.
"Gue bonceng atau lo bonceng?" Tanya Claudia yang sudah mengeluarkan motornya.
"Lo aj---"
"Kalo gue yang bonceng gimana?" Sahut seorang laki-laki yang sudah duduk anteng di atas motornya.
"Hah? Lo siapanya Claudia emang? Beraninya mau bonceng dia." Ucap Rara.
"Kalau Bara bilang dia pacarnya Claudia gimana?" Ujar Arka.
"Ha? Pacar? Mana mungkin! Iya kan Clau?" Bara dan Claudia pacaran? Aiih, mana mungkin. Mereka saja baru bertemu tadi siang. Sedangkan Claudia baru seminggu sekolah disini.
"Gue sama Bara temenan kok." Jawab Claudia apa adanya, dan tak lupa dengan sebuah senyuman yang mengembang.
"Aduh, kok sakit ya." Kata Rifky mendramatisir.
"Dimana yang sakit cuk?" Ucap Adip menanggapi.
"Disini, aduh sakit mas hatiku." Seraya menunjuk dadanya, Rifky pun mengaduh dan menempel-nempel pada bahu Adip seolah sakitnya tidak main-main.
"Alay." Gumam Gibran disela-sela drama teman-temannya.
"Nah kan, Claudia aja bilang temen. Cuma T.E.M.E.N! Udah lah kak, nggak usah dilebih-lebihkan." Kalau sama kakak kelas itu harus sopan, ya walau harus penuh penekanan juga bicaranya.
"Kalau gitu, kita permisi kakak-kakak." Ucap Rara dengan senyum keterpaksaannya.
"Maaf kak, kita duluan." Kata Claudia dengan senyum canggung.
----------✈️✈️✈️---------
TBC!
Hai, akhirnya setelah sekian lama bisa up juga. Maaf ya baru up sekarang🙇
Buntu banget soalnya inspirasi ku🙂
Semoga kalian suka ya sama part ini, see you di next part✨
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAWAT KERTAS UNTUK BARA
Novela Juvenil"Bara harus janji gak boleh deket deket cewek lain selain aku!" Ucap gadis cantik yang masih berusia 5 tahun. "Iya iya bawel!!" Ketus Bara yang kala itu berusia 6 tahun. "Aku gak bawel yahh!!" Marah gadis itu dengan bibir mengerucutnya. "Baby Clau l...