Chapter 23 : Theo, anak Duke wilayah Severath.

5 4 0
                                    

Menggunakan pesawat jet pribadi milik William, mereka pergi, diantar oleh anak buahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menggunakan pesawat jet pribadi milik William, mereka pergi, diantar oleh anak buahnya. Walau sebelum itu, mereka harus melalui perjalanan pindah benua yang memungkinkan memakai kendaraan di sana.

Vallen menatap kagum pesawat jet di depannya, teringat akan kapsul terbang. Apalagi ketika masuk, mereka disuguhi fasilitas super mewah, mirip-mirip furniture di kerajaan yang klasik. Jikalau di dunianya yang lalu, fasilitas seperti ini di dapatkan pada kapsul terbang khusus. Yang pada nyatanya, memiliki kapsul terbang biasa di sana juga sudah termasuk kaya raya.

Mereka mempersilahkan Vallen untuk duduk di mana saja.

"Jika Putri dan Pangeran lapar, jangan segan-segan untuk bilang pada pelayan kami-" kata Pria memakai baju yang berbalut jas berwarna hitam, "Kami akan menghidangkan darah terbaik yang kami punya."

Tadi, setelah Riel mengecek daftar konsumen, ia menemukan nama yang Vallen dan Ash inginkan beserta alamat tempat mereka tinggal yang berguna untuk tempat rutin pengiriman darah. Kemudian, ia mengabarkan pada William terkait kedatangan Vallen dan Ash ke dunia manusia.

Apa Kakak mengenal anak Duke Severath?

Kamu memanggilku Kak?

Aku mencoba. Tak mungkin aku memanggilmu dengan nama saja ketika berbicara di depan Vampir lain.

Bagus. Umurku lebih tua dari umurmu yang lalu, Vallen. Sudah seharusnya kamu memanggilku Kak.

Memang berapa?

235 tahun. Bagi vampir ini masih dibilang sebentar.

Kau tiga tahun lebih tua dariku.

Tapi jika dibandingkan dengan umurmu yang sekarang, kita terpaut 219 tahun.

Vallen tak salah dengar? Terpaut 219 tahun? Berarti Putri yang menempati tubuhnya masih terlalu dini. Tubuhnya yang lalu sudah 232 tahun, ia berharap Putri yang labil tidak melakukan kekacauan pada tubuhnya yang sudah harum namanya.

Theo, aku kenal dengannya. Dia seumuran denganku jadi kamu harus memanggilnya Kak.

Vallen menatap Ash, menghela nafas menatapnya malas. Bukannya tidak mau, dia masih belum terbiasa.

Biasakan Vallen, aku tahu kamu bisa.

Vallen meregangkan badannya, menghiraukan perkataan Ash. Sudah sekitar dua hari mereka tidak tidur, jadi ia memutuskan untuk memejamkan matanya, bersandar pada sofa yang empuk.

Ia, rindu makanan selain darah, sungguh.

.
.
.
.

"Pesawat hendak mendarat, Pangeran Ash dan Putri Vallen. Kita sudah sampai pada tujuan-" Ash terbangun, masih dengan posisi duduk dengan kedua tangannya dilipat. Ia masih mendengar dengkuran halus Vallen yang tertidur pada pundaknya.

Lost Grace In a Complex World [Terbit].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang