Lei Hexia menyentuh tangan Bai Suzhen dan menyuruhnya bangkit. Xuxian tersenyum, ikut bangkit dan menatap gurunya yang sedikit memiliki tatapan harapan lagi.
"Aku tidak bisa mengajarimu cara membuat segel Anti-Iblis. Tapi, karena kau sudah disebut sebagai sosok penetral oleh Xianlong, maka hanya dirimu sendiri yang nantinya akan ketemu caranya."
"Tapi—"
Sebelum Bai Suzhen melanjutkan, tanah tempatnya berpijak berguncang keras. Membuat ketiganya terhuyung dan nyaris tersungkur. Xuxian menahan tubuhnya dan langsung mendongak ke arah langit.
Portal Dunia Mortal yang terhubung dari Puncak Qianshi ke langit pelan-pelan mengabur. Serpihan energi berwarna biru melayang di udara seperti cacing tipis yang tertetes oleh hujan api.
Mata Xuxian tertahan, jantungnya terasa membeku.
Di langit merah seperti api dan darah, turun hujan.
Tapi itu bukan hujan seperti biasanya.
Butirannya bukan butiran air. Melainkan butiran api yang panas dan membakar, membawa asap kecil yang banyak tapi menyesakkan.
Lei Hexia dan Bai Suzhen sama-sama meratap ke langit. Bayangan pupil mereka memantulkan api panas. Ketika butiran api itu jatuh ke tanah, bersama rinai-rinai api yang lain, seketika, tanah penuh oleh api yang menjilat. Menumpuk dan menjadi satu kesatuan membentuk lautan api.
Orang-orang di kampung mulai menjerit. Panik menguasai mereka. Hujan api membentur tanah, pohon, secara bersamaan langsung merambat ganas ke seluruh tempat di mana api bisa meluaskan kekuasaannya. Hati Xuxian nyaris tak percaya sampai akhirnya Lei Hexia mendorongnya ke belakang dan membentuk segel air yang memblokir hujan api di atasnya.
Seseorang mengguncang tubuh Xuxian.
"Xuxian!" suara Bai Suzhen merasukinya. Xuxian menoleh dan termangu setengah sadar.
"Kalian harus turun sekarang! Aku akan membantu menahannya di sini." Lei Hexia mengayunkan kedua tangannya lebar-lebar, membuat sebuah jurus. Di kedua tapaknya sinar berwarna putih menyala. Baju lengannya terkibar seiring ia bergerak. Portal air yang tinggi membelah di tengah udara. Tetes-tetes hujan api mengenai portal air yang dibuat Lei Hexia. Gagal membakar yang lain.
"Kau seorang diri—"
"Xuxian! Sebagai satu-satunya muridku yang ada, sekarang, kuperintahkan kau mundur! Jika tidak, kau sebagai setengah dewa Shanqi, hanya akan gagal dan tidak berguna sama sekali untukku." Lei Hexia menghempas Xuxian mundur untuk menghindari hujan api. Dengan sebelah tangan Lei Hexia mendorong energi dan memberi portal air di payung Xuxian yang kini terbuka dan dipegang oleh Bai Suzhen.
Melihat sang guru menahan hujan api yang kian deras seorang diri membuat hati Xuxian perih. Kenyataan pahit lagi-lagi menusuk matanya, membuat panas akan ketidarelaan menghujam hatinya terus-menerus. Kenapa semua orang harus berkorban demi dirinya? Kenapa tidak dirinya saja yang berkorban? Dia adalah setengah Dewa Shanqi. Justru dialah yang mampu menolong semua orang. Tapi sekarang, kenapa menjadi yang terkuat malah tidak bisa mengorbankan apapun, terlebih tidak boleh melindungi orang-orang yang mereka sayang?
Bai Suzhen memegang payung, menarik Xuxian dalam kesedihan yang menguasainya. Tangan dingin gadis itu memegang pipinya dan menuntunnya untuk melihat ke matanya yang jernih dan bening seperti air.
"Xuxian, kau harus bertahan. Tetua pendeta pasti punya caranya sendiri untuk melindungi kita. Lihat," Bai Suzhen menunjuk ke kampung di bawah. Atap-atap kediaman di kampung sudah terbakar bara api. Pohon-pohon dilalap keganasan yang membabi buta. Membuat warna merah dan kuning hanya menjadi satu-satunya cahaya di balik temaram petang yang membayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Between the White Snake and the Prince
FantasíaCompleted. [Retelling Chinese Mythology] Bai Suzhen, siluman ular putih yang cantik harus mendapatkan kembali kepercayaan gurunya-Mo Lushe dan membuktikan bahwa dirinya tidak akan mengkhianati Tanah Iblis. Gara-gara energi cahaya yang tidak sengaja...