Chapter 40

117 11 0
                                    

A/N : banyaknya typo, maklum aja ya, masih pemula.

DERAJAT TOLOL !!! AAAA, panasss 34°C ajg.

----

"Meskipun hanya sesaat, aku dengan yakin melihatnya!" Ucap Sanji.
"(Name)-chan dan Nami-san ada di kapal itu. Tidak peduli apapun itu!" Lanjut Sanji.

"Ditambah lagi, Mereka tidak memakai kaosnya." Ucap Sanji dengan rona malu di pipinya tak lupa dengan jempol terangkat.

"Itu benar benar tidak penting!" Ucap Usopp dengan urat kesal di dahi.

"Aku tidak paham situasinya sama sekali." Lanjut Usopp sambil menggidikan tangannya tak paham.

"Di mana conis, kesatria aneh dan yang lainnya?" Usopp bertanya.

"Aku tidak tahu. Bagaimanapun, kita harus cepat!" Ucap Sanji.

Lalu pun mereka bersiap.

Dan meninggalkan suu sendirian.

"Suu.." gumam suu.

Mereka berdua berlari.

"Hei, ke mana kita akan pergi, Sanji?" Ujar Usopp.

"Ke mana lagi? Kapal itu!" Jawab Sanji.

"Nani?!" Kaget Usopp

"Jika kapal itu semakin tinggi, kita tidak akan bisa naik!" Ucap Sanji

"Sekarang satu-satunya kesempatan kita!" Lanjut Sanji

"Um, apakah aku akan pergi juga? Ke tempat itu?" Tanya Usopp agak merinding.

"Tentu saja! Kau punya benda itu, kan? Tali yang kau tembak dari perutmu!" Sanji menjawab pertanyaan Usopp

"Oh, Yang kau maksud 'Usopp Aa-aa-aa'?" Ucap Usopp.
"Kalau begitu, aku akan meminjamkannya padamu. Jadi, aku tunggu di sini!" Ujar Usopp sambil tersenyum.

Sanji memegang tangan Usopp.
"Cepat!" Suruhnya

"Aku tidak mau! Tunggu sebentar!" Ucap Usopp

"Bodoh! Jangan buang buang waktu!" Ucap Sanji yang menyeret Usopp

"Aku datang! (Name)-chan, Nami-san!" Seru Sanji.

Kembali.

"Sekarang Ark Maxim telah diaktifkan, walau mereka menangis atau berteriak, tidak ada cara menyelamatkan bangsa ini." Ucap Enel sambil duduk di kursi empuknya.

Muzan selayaknya (name) sedang merenung.

"Sky island akan jatuh dari langit dan aku, Almighty God akan selalu bangkit, menuju Endless Vearth di bahtera emas, Maxim." Ujar Enel.

Lalu Enel menaruh tangannya di dagu.
"Betul sekali. Aku tidak boleh lupa... Untuk mengambil harta itu saat perjalanan ke sana."

Tepat di mana saat Robin mengatakan bahwa lonceng emas besar yang dibanggakan oleh Shandora dan menara lonceng yang agung.

Di saat itu juga Robin perlu melihat menara lonceng itu di saat ia bicara bersama Enel.

"Lonceng emas..." Ucap Enel.

"Lonceng besarlah yang paling pantas untukku, sang penguasa langit!" Ucap Enel.

Muzan menatap datar Enel, sambil memegang topi Luffy.
"Ku jagain aja topi ini' pikir muzan.

"Apa masalahnya? Kau dan aia cukup beruntung masih bertahan sampai sekarang."

"Menyingkirkan mereka yang tidak kompeten" ucap Enel.
"Kau pasti punya masa depan yang kau inginkan, kan?" Tanya enel.

One piece : Worlds Of One Piece | S1! | Op x F!reader [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang