Samar-samar, bayangan tipis wajah Xianlong menatapnya sendu. Bukan hanya Xianlong, ada Mo Lushe dan juga Hei Suzhen.
Semburat tipis dari cahaya kebiruan kembali melayang di atas udara. Menggunakan dua tangan, Bai Suzhen mendorong cahaya biru itu ke atas, membentuk kembali portal air untuk melindungi orang-orang yang sedari tadi masih berdiam diri di tempat dengan bantuan segel pusaka Xiao Li. Setelah menjatuhkan Hei Suzhen, Bai Suzhen menatap jasadnya nanar.
Tetes-tetes api membakar sebagian pakaiannya, rambutnya, serta wajahnya yang tergolek ke samping. Di atas tanah, matanya membuka, ekspresi shock dari serangan Bai Suzhen. Ia sempat mendekat, meneteskan satu air mata yang tidak berarti apa-apa selain kesedihan mendalam terhadap adiknya yang tetap tidak pernah percaya padanya lagi.
Hei Suzhen berubah sejak ia mulai bisa mengendalikan energi hitam. Dengan otak jeniusnya, Hei Suzhen memang lebih cepat tanggap dalam mengolah energi. Membuatnya bangga pada diri sendiri karena kakaknya malah belum bisa apa-apa. Hasutan-hasutan tipis dari Mo Lushe yang membimbing Hei Suzhen pelan-pelan menyadari dinding persaingan yang tak kasat. Siapapun yang berhasil menguasai olah energi lebih dulu, maka dia akan mendapat pelajaran gratis di Akademi Hei.
Bagi dua jiwa kosong yang tidak memiliki masa lalu dan ingatan apa-apa, hal itu adalah kemewahan. Hanya saja, Hei Suzhen terlalu kalap dan melupakan hubungan persaudaraan yang masih melekat dalam hati mereka.
"Xiao Hei, kau pantas menerima ini."
Setelah mengucapkan itu, Bai Suzhen menghancurkan jiwanya menjadi abu. Mengambil serpih energi hitamnya dan memasukkan Pusaka Iblis dari jantungnya ke dalam dirinya sendiri. Dengan begini, seharusnya ia bertambah kuat, bukan? Bai Suzhen tidak memikirkan apa-apa ketika memungutnya. Ia lebih khawatir Mo Lushe lebih dulu yang merebutnya.
Jadi segera Bai Suzhen menyatukannya dengan Pusaka Iblis miliknya dan membiarkan energi hitam berlipat ganda. Ia cepat-cepat membantu Xuxian yang tak sadarkan diri. Kembali membangun segel air, menyelamatkan orang-orang kembali ke tenda dan menolong Xiao Li yang ternyata masih hidup tapi dalam kondisi mengenaskan.
Yan Liang gemetar. Matanya tertuju pada luka besar di perut Xiao Li. Di perut itu, darah berceceran ke mana-mana. Xiao Li sudah tidak sadar. Bai Suzhen juga tidak ahli pengobatan. Tapi beberapa tabib yang membantu Yan Liang ikut menenangkan dan membantunya. Setelah lukanya ditutup, Bai Suzhen mengambil pusaka kecil yang sedari tadi dipegang Yan Liang dan mengirimkan energi putih ke dalam sana.
Perlahan-lahan, lewat tapak, Bai Suzhen bisa mengembalikan tenaga dalam Xiao Li perlahan. Setidaknya, darahnya bisa lebih cepat berproduksi dan ia bisa terselamatkan sebentar.
"Di mana Xuxian? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Yan Liang mengikuti Bai Suzhen keluar dari tenda tempat Xiao Li dirawat. Mereka melangkah melintasi tenda-tenda yang penuh orang-orang sakit. Bai Suzhen menggeleng tipis. Melangkah lebar ke arah tenda besar tanpa orang-orang.
Rambut Xuxian terkulai lemas di atas bantal. Tubuhnya terbaring tanpa selimut, tanpa luka dan tanpa suara. Yan Liang berdiri ke samping ranjang tempat Xuxian dan menatap khawatir.
"Luka dalam. Kurasa ini ada hubungannya dengan transfer energi besar yang terganggu Hei Suzhen," jawab Bai Suzhen pelan. Setengah menyesal.
"Aku melihatnya. Kau... ketika berubah menjadi ular putih besar itu..." mata Yan Liang sedikit bergetar. Tapi Bai Suzhen tahu itu hanya kekhawatiran alami yang biasa para manusia miliki.
"Kau tenang saja, selagi aku menjadi ular, aku masih mengenali kalian semua."
"Bukan itu. Aku menyaksikan kekuatan yang besar. Yang luar biasa menakjubkan."
Bai Suzhen terdiam sejenak. Ia memandangi mata Xuxian yang terpejam tapi hidungnya mengernyit tipis.
"Xuxian pernah bilang kalau dulu ada mitos tentang Sosok Penetral. Tapi sosok penetral itu seperti mustahil dan keberadaannya tidak bisa dipastikan. Terlebih, sosok penetral ada jiwa iblis dan jiwa dewa yang menyatu di satu badan. Dia adalah pengendali dua kekuatan besar itu. Tapi waktu aku melihatmu, aku seolah bisa membayangkannya..."
Sejenak, kata-kata Xianlong yang juga mengatakan dirinya adalah sosok penetral membuat Bai Suzhen merenung.
"Xianlong juga bilang padaku. Tapi entah bagaimana caranya aku bisa melakukan itu. Meski begitu, aku tidak boleh menyerah."
Mulut Xuxian membuka, seketika, keringat memenuhi kening pemuda itu. Ia menggeram pelan, membuat keduanya teralihkan.
"Shan... Shanqi...?" Xuxian bergumam tipis dan pelan. Tapi mereka bisa mendengar.
"Xuxian, apa yang terjadi? Apa kau mendapatkan koneksi dari Dewa Shanqi?"
Tangan Xuxian mencengkeram pergelangan Bai Suzhen. Bertepatan dengan itu, suara ledakan keras di langit bagai guntur yang sepuluh kali lebih keras dari biasanya. Semua orang mendongak, terlonjak atas ledakan itu.
"Ma...ti..."
Yan Liang membelalak, menatap Bai Suzhen yang tertegun tak mengerti.
"Apa yang terjadi?" seru Yan Liang.
Cengkeraman Xuxian menusuk kulit Bai Suzhen. Ketika Bai Suzhen berusaha melepaskan, darah mengucur pelan. Cepat-cepat Bai Suzhen menarik tangannya dan melepaskan genggaman itu.
Xuxian terlonjak duduk, matanya membuka tapi tatapannya tajam dan berwarna biru. Mulutnya membuka, menyerukan teriakan keras dan parau. Yan Liang terkejut, semua orang terpana panik. Pada Xuxian dan pada langit hitam yang kini meledak bagai petasan. Awan merah luruh, berubah menjadi kehitaman yang pekat. Di atas langit tempat puncak Qianshi berada, sekelebat cahaya berwarna merah muncul. Hujan api berhenti.
Bai Suzhen yang sedang memegang tangannya langsung sadar itu apa.
"Mo Lushe."
Yan Lian terkesiap. "Apa?"
Tidak sempat menjelaskan, Bai Suzhen langsung berlari dan menghempaskan satu kaki untuk berubah menjadi ular. Dengan tenaga dalam yang besar, ia menarik udara di sekitarnya dan menyokong kekuatan itu sebagai alat untuk terbang.
Benar saja, ketika Bai Suzhen terbang ke arah sinar merah yang melesat bagai bintang jatuh itu, tubuh Bai Suzhen melintang, menghalangi sinar merah itu. Menghalangi Mo Lushe yang langsung menghantam sisik Bai Suzhen yang dingin bagai beku es.
Tabrakan itu di mata Yan Liang dan orang-orang di dalam tenda seperti perpecahan planet baru. Hempasan energi keduanya begitu kuat hingga dunia kembali berguncang.
Tapi di mata Bai Suzhen, Mo Lushe yang menabrak dirinya sudah seperti hujan api yang baru.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Between the White Snake and the Prince
FantasiCompleted. [Retelling Chinese Mythology] Bai Suzhen, siluman ular putih yang cantik harus mendapatkan kembali kepercayaan gurunya-Mo Lushe dan membuktikan bahwa dirinya tidak akan mengkhianati Tanah Iblis. Gara-gara energi cahaya yang tidak sengaja...