Chapter I
Shota mengurut dahinya pelan, dalam beberapa jam ia akan menyusul anak-anak bermasalah yang menempati 19 posisi terbaik lulusan sekolah pahlawan di Jepang ke Yokohama.
Pahlawan bawah tanah itu sangat mengetahui perjalanan-setelah-kelulusan ini dimaksudkan untuk membuka pandangan calon pahlawan itu pada dunia yang tidak dapat komisi sentuh selama berabad-abad.
Namun disinilah dia, meninjau kasus mantan muridnya setahun lalu yang diletakkan berdampingan dengan kasus sekolah menengah Aldera.
Tak lebih dan tak bukan, semua ini tentang Bakugou Katsuki. Mantan calon pahlawan yang menjanjikan.
Semua yang tertulis di berkas itu adalah rekam penyelidikan mandirinya selama 1 tahun, membimbingnya pada kesimpulan tak terduga yang diambil dari perspektif orang ketiga.
Menurutnya, semua ini bukanlah murni kesalahan murid yang memegang peringkat pertama di kelasnya. Aldera berdampak buruk bagi semua orang dan Aldera resmi ditutup belasan bulan yang lalu. Hampir seluruh masyarakat Jepang tahu fakta itu. Namun mereka tidak tahu Bakugou Katsuki adalah alumni sekolah menengah tersebut.
Guru-guru di sana telah menandatangani petisi yang membuat mereka tutup mulut tentang kontribusi dalam pelecehan mental murid-murid mereka. Demi menghasilkan 10% anak yang cerdas dan menonjol seperti Bakugou Katsuki.
Shota tidak mengerti apa motivasi Nakamura selaku kepala sekolah yang telah menjabat hampir 8 tahun di sana. Namun berkat bimbingan itu Katsuki memiliki sikap superioritas yang menyerempet ke arah narsistik yang berbahaya. Sekolah itu juga telah mendiskriminasi hampir seluruh murid yang tidak memiliki potensi dan koneksi.
Helaan nafas keluar dari saluran pernafasan lelaki dengan 1 mata rusak itu, menarik kembali berkas lain di meja.
Midoriya Izuku, Nedzu juga telah membicarakan persoalan remaja itu pada Shota sebelumnya. Namun kedua pria itu masih belum menemukan kesempatan untuk berbicara dengan Izuku, membuat masalah ini hampir tak tersentuh selama masa terapi Izuku untuk menyembuhkan traumanya terhadap perilaku Katsuki di masa lalu.
Dan sekarang adalah masalah pelatihan calon pahlawan 22 besar di Yokohama. Namun karena disana tidak menerima adanya mutan—dengan tanda kutip mereka yang memiliki keanehan dalam struktur tubuh mereka—, maka yang dikirimkan hanyalah 19 mantan siswa jurusan pahlawan dari seluruh jepang.
Shota terlihat kembali menghela nafas pelan, menemukan pintu kantornya di dorong oleh gadis kecil yang beberapa tahun ini dalam asuhannya.
"Ada tamu." Ujar Eri seadanya, sekarang ia tidak memerlukan boneka untuk dipeluk, pertumbuhan emosional anak itu cukup mengkhawatirkan. Mungkin karena sebelum Katsuki diberhentikan secara tidak hormat oleh UA, Eri lah orang yang sering berkunjung ke rumah sakit untuk menemani remaja bermata ruby itu. Sepertinya itulah awal mula Shota berfikir untuk memperhatikan peran Katsuki.
Shota bangkit, kaki robotnya tertutup celana panjang, menutupi segala cacat tubuh secara tidak sadar. "Siapa itu?"
Eri tidak menjawab, ia memilih duduk di kursi kerja Shota dan membaca judul sampul dokumen yang sebelumnya pria itu amati.
Pintu kembali terbuka, menampakkan wajah yang tidak ingin Shota temui saat ini.
"Eraserhead. Aku punya sedikit kabar untukmu mengenai hilangnya Bakugou Katsuki, tentu jika kamu mengizinkan aku."
***
"Ramai sekali." Lelaki yang rambutnya di biarkan panjang sepunggung menatap ke arah jalanan dari lantai tertinggi bangunan di Yokohama.
KAMU SEDANG MEMBACA
about summer
Fanfictionanother fan fiction point of view of bakugou katsuki slow apdet jelek lah