Tahun ini seluruh penduduk sudah mulai resah. Penerbangan mulai di perketat hanya untuk kebutuhan internasional. Perjalanan antar provinsi sudah tak pernah dilakukan sejak pemerintah melarangnya 5 tahun yang lalu. Jakarta, sebagai ibu kota negara ini sudah tenggelam di telan lautan sejak 7 tahun yang lalu, sehingga pemerintahan berpindah ke pulau yang lain. Penduduk Indonesia telah sepakat untuk memindahkannya ke Kalimantan, yang sekarang mulai berhimpitan dengan negara Vietnam. Sumatra berhimpitan dengan negara Myanmar. Sulawesi berhimpitan dengan negara Filipina. Sedangkan pulau Irian dan Jawa yang hanya menyisakan Jawa Barat dan Banten mulai berhimpitan dengan negara Australia.
Sistem pemerintahan sudah mulai sulit dikendalikan, sehingga organisasi Internasional mulai mengambil alih semuanya. Ini semua dikarenakan gempa tektonik sebesar 15 skala richter yang mengguncang dunia di sepanjang garis equator bumi.
Pulau Jawa mendapatkan masalah terbesar diabad ini. Selain akibat dari gempa tektonik yang terjadi, pulau ini pun mendapat masalah dari meluapnya lumpur lapindo di Sidoarjo sejak 29 Mei 2006. Pulau ini kehilangan beberapa provinsinya akibat lumpur lapindo ini, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Bukan hanya itu saja lumpur lapindo yang dibuang ke lautan mengandung arsen, barium, boron, timbal, raksa dan zat-zat kimia lainnya mengakibatkan rusaknya ekosistem laut di seluruh Kepulauan Indonesia bagian Timur, begitu juga dengan Bali yang kehilangan pesona lautnya karena lumpur lapindo ini.
Aku kehilangan sebagian keluargaku akibat bencana terbesar di abad ini. Kini hanya Aku, Adik perempuanku, dan Ayahku saja. Kami tak dapat pergi kemana-mana, jalan tol sudah tak dapat digunakan, Bandara Husein Sastranegara sudah di jaga oleh ratusan pasukan militer, bahkan Pelabuhan baru di kota ku ini sudah dipenuhi oleh kapal-kapal besar bensenjata, kami semua tak dapat melakukan apapun di kota Bandung ini.
Kami semua selalu berusaha tetap sehat sejak 5 tahun yang lalu karena kini tak ada lagi klinik-klinik pengobatan bahkan rumah sakit sudah tak difungsikan lagi, negara ini sudah kehilangan dokter-dokternya yang dikirim ke negara di belahan dunia lain. Semuanya sudah tak terorganisir, hanya mementingkan kebutuhan pribadi tak ada lagi yang dapat membantu dan menjaga setiap orang di bumi ini.
Pemerintahan sangat semraut, kebutuhan pokokpun tak dapat tercukupi lagi. Toko-toko swalayan dibiarkan begitu saja tanpa penjaga. Kami semua dapat mengambil apapun yang kami mau selama persediaan masih ada. Semua orang melakukan tindakan kriminal demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Ribuan penduduk Indonesia yang berada di Jawa Barat, Banten, dan Irian mati kelaparan dan kedinginan. Kini kami memiliki 4 musim dalam setahun karena berhimpitan dengan negara Australia yang sekarang hampir mendekati Antartika. Kami tak dapat membeli apapun dari negara tetangga baru kami ini, semua perbatasan negara sudah dijaga ketat aparat militer. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki banyak uang saja yang dapat menembus blokade ini. Sedangkan kebutuhan untuk kami sangat dibatasi.
Kini Ayahku bekerja sebagai penyedia persenjataan militer untuk Jawa Barat. Sehingga kami sekeluarga masih mendapatkan kebutuhan pokok untuk sehari-hari namun kami tetap tidak bisa menembus blokade militer. Ayahku memiliki strategi untuk menembus blokade militer itu namun akan sangat sulit apabila dilakukannya sendirian, ia merekrut penduduk kota untuk bersama-sama melawan pemerintah untuk dapat memlewati blokade itu.
Lima tahun berlalu, kini umurku 20 tahun. Aku sangat kecewa dengan negara ini yang tak dapat melindungi seluruh rakyatnya lagi. Gempa tektonik itu datang kembali sebulan yang lalu, kini menenggelamkan Bali, Madura, Sulawesi, Maluku bahkan Sri Langka, Kenya, Tanzania, sebagian negara Brazil serta Kolombia dan seluruh Kepulauan di Lautan Pasifik beserta penduduk-penduknya. Seluruh dunia semakin gempar, sangat sulit mendapatkan tempat yang aman di bumi ini. Bahkan tak satupun tempat yang aman di Kota Bandung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Face (Short Version)
Historical FictionVersi pendek dari novel berjudul The World Face karya Gusty Aditya Arrazaq. Novel ini merupakan karya sastra pertamanya yang ditulis saat SMA. Gusty lahir di Bandung, 23 Maret 1995. Saat ini ia sedang menempuh perkuliahannya di S1 Teknik Telekomunik...