Jeongyong tidak jadi kembali ke Nares begitu mendengar kabar Jeongin yang terserang penyihir. Laki-laki itu bergerak sangat cepat untuk menyiapkan dokter dan alkemis terbaik untuk adiknya. Ia juga menghubungi ayahnya untuk segera datang dan tidak lupa menjelaskan sebaik-baiknya kepada sang ibu agar wanita kesayangan mereka itu tidak syok. Jeongyong meremas pundak Minho yang berdiri penuh rasa khawatir memandangi dokter panggilan Jeongyong mulai memeriksa keadaan Jeongin yang tidak sadar.
Saat mengendong Jeongin menuju kamar inap adik sepupunya itu, Minho berusaha menyadarkan Jeongin. Harapan besar dalam hatinya agar Jeongin menyahutinya namun nihil. Jeongin sudah sepenuhnya hilang kesadaran, entah hanya sebatas pingsan atau koma. Minho tidak berani membayangkan jika nanti adik sepupu kesayangannya ini koma dalam waktu yang lama.
"Aku yakin Jeongin bisa selamat, M, tenangkan dirimu," pinta Jeongyong saat melihat buku tangan Minho yang memucat karena ia sibuk mengepalkan tangan.
Minho memandang Jeongyong dengan helaan nafas penuh amarah, "J, Jeongin, aku tidak ingin kehilangan dia lagi."
"Percaya padaku, kejadian Jeongin kecil hanya terjadi sekali, adik kita kuat, dia tidak selemah itu ingat."
Bersamaan dengan Jeongyong yang selesai menenangkan Minho, Hyunjin dan Karina masuk. Keduanya berdiri sejajar menghadap Jeongyong dan Minho. Karina yang memulai minta maaf atas kelalaiannya menjaga Jeongin. Jeongyong tersenyum samar lalu bergerak memaafkan Karina, dia paham bahwa semua insiden ini jelas bukan salah dari Karina dan Hyunjin. Mereka sudah berusaha keras untuk mejaga adiknya yang lemah itu.
"Jeongin memang agak lemah, terimakasih sudah memerdulikannya," ujar Jeongyong berusaha menaikkan lagi semangat Karina dan Hyunjin.
"Maafkan aku, hyung." Minho langsung memandang Hyunjin dengan ekor matanya, penuh rasa tidak percaya dan kesal. Baru saja ia akan buka mulut, Jeongyong langsung menutup mulut Minho.
"Tidak apa, Yang Mulia, dokter sudah dikerahkan, saya yakin adik saya bisa segera sadar."
Kalimat penenang Jeongyong tidak bisa menenangkannya. Hyunjin perhatikan sosok manis yang menarik hatinya yang tengah terkapar tidak berdaya di ranjang. Dikelilingi oleh alkemis yang menyalurkan mana mereka untuk mengobati Jeongin. Dokter yang bekerja membuat obat untuk mempercepat penyembuhan Jeongin. Hyunjin sangat kalut.
Minho segera menurunkan tangan Jeongyong, "H, kumaafkan kamu kalau Jeongin sadar."
Hyunjin hanya mengangguk. Meronta penuh sebal karena syarat Minho juga tidak berguna. Tangannya masih bergetar karena terbayang adegan Jeongin yang ditelan serangan sihir. Bagaimana wajah pucat namun senyum indah Jeongin yang menghantuinya. Kegagalan yang dia lakukan karena tidak berhasil menyelamatkan Jeongin.
"Yang Mulia," panggil salah satu dokter kepada sekumpulan manusia itu.
"Bagaimana, dok?"
Para dokter saling pandang sebelum mengutarakan diagnosis mereka, "Kami sudah mengembalikan beberapa organ yang rusak, tentu juga mengobatinya semampu kami. Masa kritis karena mana tidak seimbang Tuan Jeongin sudah kami tangani, tapi mana Tuan Jeongin akan perlahan-lahan kembali setelah mengkonsumsi obat yang diberikan."
Minho tersenyum sumringah mendengarnya. Jeongyong juga tak kalah bahagia, ia yakin adiknya pasti mampu melewati masa kritisnya. Jeonginnya hebat. Karina berucap syukur kepada Tuhan karena Jeongin sudah melewati masa menengangkan. Hyunjinpun begitu.
"Namun Tuan Jeongin sekarang jatuh koma, kami tidak bisa memperkirakan kapan beliau akan sadar."
Jantung Hyunjin seakan diremas keras mendengarnya. Bahkan jantung itu terasa berhenti berdetak atas putusan dokter. Pikirannya tiba-tiba penuh penolakan kalau dia tidak bisa lagi melihat senyum Jeongin yang menarik matanya. Hyunjin terbatuk pelan saat merasakan sesak di dadanya yang makin mengencang. Rasanya mencekik. Kesedihan yang mencekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Figuran yang Mengagumimu Dalam Diam
FanficCW : ISEKAI Yang Jeongin, seorang mahasiswa tahun pertama di jurusan musik yang sedang sibuk menyelesaikan bacaan tengah malamnya tiba-tiba berpindah dunia. Dia masuk kedalam manhwa yang telah dia baca. Manhwa yang Jisung, seorang kakak tingkat, sar...